5 Pendekatan Kognitif, menjelaskan bahwa motivasi merupakan hasil dari pikiran, harapan dan tujuan seseorang. Dalam pendekatan ini dibedakan antara motif
intrinsik dengan motif ekstrinsik. Motif intrinsik mendorong seseorang melakukan perilaku guna memenuhi kesenangannya bukan karena ingin mendapatkan pujian.
Sedangkan motif ekstrinsik timbul melakukan perbuatan karena ingin mendapatkan penghargaan atau imbalan Notoatmodjo, 2007.
2.4 Keyakinan
Keyakinan mengandung arti yang lebih luas daripada agama. Manusia pada dasarnya tidak mampu menghadapi tantangan kehidupan dilingkungannya.Oleh
karena itu manusia berusaha mencari perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yakin mampu mengendalikan permasalahan kehidupannya. Keyakinan dalam
konteks agama, adalah sebagai sebahagian dari suatu asas pembangunan moral. Adapun keyakinan itu dinyatakan berkedudukan-memihak, karena ia senantiasa
melibatkan penekanan, penuntutan, dan jangkauan daripada seseorang individu mengenai kebenaran sesuatu. Keyakinan sering diperoleh dari orangtua, kakek, atau
nenek. Seseorang akan menerima keyakinan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu Notoatmodjo, 2007.
Keyakinan merupakan variabel yang sangat memengaruhi status kesehatan karena kalau tingkat keyakinan masyarakat terhadap petugas kesehatan rendah usaha
untuk meningkatkan derajat kesehatan semakin sulit dilakukan McKenzie, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian Ramdhania 2008, dari 53 responden yang diteliti 91,4 yakin untuk pergi ke pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan sudah mulai timbul, walaupun di beberapa daerah tingkat keyakinan masyarakat terhadap petugas kesehatan masih
rendah. Mereka masih percaya dengan dukun, karena kharismatik dukun itu yang sedemikian tinggi, sehingga masyarakat lebih senang berobat dan meminta tolong
pada dukun. Petugas kesehatan dianggap sebagai orang baru yang tidak mengenal masyarakat di wilayahnya dan tidak kharismatik.
2.5 Sejarah Keluarga Berencana
Sesungguhnya keluarga berencana bukanlah hal yang baru, karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno,
Tiongkok Kuno, dan India. Hal ini telah mulai dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi pada waktu itu cara-cara yang dikaji masih kuno dan primitif. Demikian
juga zaman Nabi-Nabi dan pengikutnya, keluarga berencana telah dilaksanakan dalam mengatur kelahiran, namun dengan cara-cara sederhana Manuaba, 2010.
Dalam sejarah manusia yang berabad-abad lamanya tidak seorangpun yang tahu bagaimana terjadinya kehamilan. Waktu itu hubungan antara persetubuhan suami dan
istri dengan kehamilan tidak diketahui sama sekali. Kehamilan diduga disebabkan oleh sesuatu yang masuk atau termakan oleh wanita atau disebabkan pengaruh
matahari atau bulan atau hal-hal lainnya. Maka metode cara keluarga berencana yang
Universitas Sumatera Utara
pertama dilakukan adalah jalan berdoa dan memakai jimat anti hamil Manuaba, 2010.
Pada zaman Yunani Kuno, Soranus dan Ephenus telah membuat tulisan ilmah tentang cara menjarangkan kehamilan seperti mengeluarkan air mani dengan
membersihkan vagina dengan kain dan minyak, memakai alat-alat sederhana yang dapat menghalangi sperma dengan memasukkan rumput atau kain perca ke vagina.
Menurut beberapa ahli, pada zaman Mesir Kuno dari relief dan manuskrip berhuruf hiroglif mengenai bagaimana cara menjarangkan kehamilan, dan menurut
Avicena Ibnu Sina, seorang tabib dari Persia juga telah menganjurkan cara-cara menjarangkan kehamilan Prawiroharjo, 1997.
Di Indonesia, sejak dulu menggunakan jamu untuk mencegah kehamilan, dan Irian Jaya terkenal karena obat alaminya yang dapat menjarangkan kehamilan,
sedangkan di Bali sendiri hanya ada nama untuk empat anak, supaya menganjurkan keluarga agar hanya ada empat anak Manuaba, 2010.
Keluarga berencana modern di Indonesia dikenal sejak tahun 1953, mulai diperkenalkan kepada masyarakat oleh ahli kesehatan, kebidanan, tentang adanya
obat pencegah kehamilan BKKBN, 2004. Pada tanggal 23 Desember 1957, dibentuklah Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia PKBI, yaitu pelopor pergerakan keluarga berencana dan masih aktif di bawah naungan Badan Koordinasi Keluarga Berencana BKKBN. BKKBN
merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab mengenai KB di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
yang berdiri tahun 1970. Fungsi BKKBN adalah sebagai pengkoordinasi, perencana, perumus, kebijaksanaan, pengawas pelaksanaan dan evaluasi.
Program Keluarga Berencana adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan reproduksi,
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat pelayanan yang bermutu,
terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan, meningkatkan mutu nasihat, komunikasi, edukasi, konseling dan meningkatkan
pemberian Air Susu Ibu ASI untuk penjarangan kehamilan serta meningkatkan peran serta priasuami ber-KB BKKBN, 2006.
2.6 Amanat Internasional