32 Apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang
sama, maka dapat dikatakan bahwa bahasa tersebut saling kontak. Terjadinya peristiwa saling kontak ini karena penutur mampu menguasai dan bahasa atau lebih
sehingga di dalam komunikasi dia dapat menggunakan bahasa yang diketahuinya. Rohmana 2000 : 13 mengambil dari Mackey 1977 : 554 memberikan
pengertian kontak bahasa sebagai pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain baik langsung maupun tidak langsung. Ia membedakan antara kontak bahasa dan
kedwibahasaan, yaitu bahwa kontak bahasa cenderung merupakan gejala bahasa, sedangkan kedwibahasaan lebih cenderung kepada gejala tuturan. Hal ini berarti
bahwa kedwibahasaan terjadi akibat dari kontak bahasa. Suwito 1985 : 39 mengemukakan bahwa kontak bahasa terjadi dalam situasi
kontak sosial, yaitu situasi dimana seseorang belajar bahasa kedua didalam masyarakatnya. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa kontak bahasa
menyebabkan adanya pengaruh terhadap bahasa pertama yang dimiliki dwibahasaan. Berdasarkan pandangan di atas, jelaslah bahwa kontak bahasa meliputi segala
peristiwa persentuhan bahasa. Peristiwa ini mengakibatkan adanya kemungkinan pergantian pemakaian bahasa oleh penutur dalam kontak sosialnya. Fenomena
semacam ini terjadi pula dalam wujud kedwibahasaan campur kode.
2.1.2.2. Kedwibahasaan
Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa menurut Uriel Weinreich dalam “Languages in Contact” 1974:1, mendefenisikan
kedwibahasaan sebagai pemakai dua bahasa atau lebih oleh seseorang secara
Universitas Sumatera Utara
33 bergatian. Artinya, Weinrech tidak menekankan pada kemahiran dan kemampuan
yang sama baiknya dalam kedua bahasa. Weinreich 1974:9-10 juga menjelaskan bahwa menurut tingkat
kedwibahasaannya, kedwibahasaan terbagi menjadi tiga. 1.
Kedudukan Koordinat Kedwibahasaan koordinat adalah kedwibahasaan yang terbentuk jika
seseorang menguasai bahasa atau lebih sebagai suatu sistem yang terpisah. Dalam penggunaannya, kedua bahasa jarang sekali dipertukarkan. Hal ini terjadi karena
misalnya bahasa pertama yang dikuasai penutur diperoleh di rumah, sedangkan bahasa kedua dipelajari melalui jalur pendidikan formal. Pada tingkat ini, penurut
akan berbicara seperti penutur aslinya karena penggunaan bahasa kedua bukan merupakan suatu terjemahan dari bahasa pertamanya.
2. Kedwibahasaan Majemuk
Kedwibahasaan majemuk adalah kedwibahasaan yang terbentuk apabila seseorang menguasai dua bahasa atau lebih sebagai suatu sistem yang terpadu.
Kedwibahasaan majemuk ini tampak apabila seseorang mempelajari dua bahasa di dalam konteks sosial yang sama, misalnya di rumah arena orang tuanya
menggunakan kedua bahasa itu secara bergantian dan terus menerus. Jika sedang bercakap-cakap, seorang penutut dwibahasa manjemuk sering kali mengacaukan
unsur-unsur kedua bahasa yang dikuasainya.
Universitas Sumatera Utara
34 3.
Kedwibahasaan Subordinat Kedwibahasaan subordinat adalah kedwibahasaan yang berbentuk apabila
seseorang menguasai dua bahasa sebagai suatu sistem yang terpisah, tetapi masih terdapat proes penerjemahan dari bahasa pertama BI ke bahasa kedua B2. Jadi,
bagi penutur kedwibahasa subordinat, bahasa kedua digunakan dengan cara menerjemahkan suatu ungkapan dari bahasa pertamanya terlebih dahulu.
Kedwibahasaan subordinat banyak ditemukan pada orang-orang yang masih berada dalam tahap belajar kedua khususnya pada tahap belajar bahasa asing di sekolah.
Pada tingkat kedwibahasaan ini, seseorang akan mengalami kesulitan dalam menggunakan dan mengerti bahasa kedua karena ia masih dipengaruhi bahasa
pertamanya.
2.1.3. Sikap Bahasa