46
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2015: 117. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tempel, Sleman.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tempel, Sleman.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2015: 118. Kelas X SMA Negeri 1 Tempel, Sleman
terdiri dari empat kelas. Kelas A terdiri dari 30, B terdiri dari 28 siswa dan kelas C, D terdiri dari 31 siswa. Karena keterbatasan waktu yang menjelang
Ujian Kenaikan Kelas, maka peneliti hanya mengambil sampel dari keempat kelas tersebut. Adapun kelas yang menjadi sampel penelitian adalah kelas X
A dan kelas X B. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang atau obyek dengan orang atau
obyek yang lain Hatch dan Farhady via Sugiyono, 2015: 60. Sugiyono 2015: 61 menyimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulan.
47
Menurut hubungan satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel dibedakan menjadi dua, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat Sugiyono, 2015: 61. Adapun
variabel bebas dari penelitian ini adalah intensitas menonton film genre drama X
1
dan intensitas membaca puisi X
2
. Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan menulis
teks cerita pendek Y.
Gambar i: Variabel penelitian
X1 = Intensitas Menonton Film Genre Drama X2 = Intensitas Membaca Puisi
Y = Kemampuan Menulis Teks Cerita Pendek
E. Teknik dan Instrumen
Penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu instrumen nontes dan instrumen tes. Instrumen nontes berupa angket yang dibagikan kepada siswa.
Angket tersebut berisi tentang instensitas siswa menonton film dan intensitas mereka membaca puisi. Instrumen tes berupa lembar kerja menyusun teks
cerita pendek. Siswa diminta menulis sebuah teks cerita pendek. X
1
X
2
Y
48
1. Instrumen Penelitian Intensitas Menonton Film Genre Drama
Instrumen yang digunakan dalam meneliti intensitas menonton film genre drama pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tempel, Sleman berupa
angket. Siswa diminta untuk mengisi angket sesuai dengan keadaan mereka sesungguhnya. Angket ini mengukur tentang intensitas menonton film genre
drama. Berikut indikator yang digunakan dalam membuat angket penelitian
menonton film genre drama.
Tabel 2: Indikator Penelitian Menonton Film Genre Drama
Variabel Penelitian
Indikator Nomor Item
Instrumen Jumlah
Menonton film X1
1. Intensitas siswa menonton film genre drama
2. Pemahaman tentang film 3. Unsur-unsur pembangun film
4. Perkembangan film 5. Minat dalam menonton film
1, 2, 5, 6 8, 11, 14
7, 9, 10, 12, 13 3
4, 15 4
3 5
1 2
Jumlah ƩX
1
15
49
Berikut adalah angket yang dibagikan kepada siswa tentang intensitas menonton dan pemahaman mereka tentang film genre drama.
Tabel 3: Angket Penelitian Menonton Film Genre Drama
No Pernyataan
Sikap Sangat
setuju Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
1. Saya menonton lebih dari 100 judul film produksi Indonesia maupun Luar
Negeri baik melalui televisi, bioskop, laptop, youtube, kaset DVD VCD, maupun dari sumber yang lain.
2. Setiap satu minggu, saya menonton lebih dari lima judul film Indonesia
maupun Luar Negeri, baik di televisi, bioskop, laptop, youtube, kaset DVD VCD, maupun dari sumber yang lain.
3. Film Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat
4. Saya menyukai film dengan genre drama yang jalan ceritanya sesuai
dengan kehidupan manusia pada umumnya daripada genre yang lain action, komedi, roman.
5. Saya menonton lebih dari 75 film genre drama produksi Indonesia maupun
Luar Negeri baik di televisi, bioskop, laptop, youtube, kaset DVD VCD, maupun dari sumber yang lain.
6. Saya menonton lebih dari tiga judul film genre drama setiap satu minggu
produksi Indonesia maupun Luar Negeri baik di televisi, bioskop, laptop, youtube, kaset DVD VCD, maupun dari sumber yang lain.
7. Saya memahami makna tersirat dari film yang saya tonton
8. Skenario sebuah film memiliki unsur pembangun yang sama dengan teks
fiksi novel maupun cerita pendek, seperti tokoh, penokohan, latar, alur, tema, dialog, konflik, dll
9. Efek-efek suara seperti desah angin dan pintu berderit mampu menciptakan
suasana realistis seolah-olah sungguh terjadi 10.
Saat menonton film genre drama berdasar pada kehidupan masyarakat pada umumnya, saya seolah-olah merasa berada pada situasi tersebut, sehingga
saya terinspirasi membuat cerita pendek dari film tersebut 11.
Unsur musik dalam film, mampu membangkitkan emosi penonton senang, sedih, terharu, gembira, menangis, marah, dll
12. Saya menonton film jika saya menyukai aktor pemerannya tanpa
mempertimbangkan jalan ceritanya. 13.
Saya menghabiskan waktu luang untuk menonton film daripada membaca novel atau cerita pendek
14. Saya lebih memahami amanat yang ada di film daripada di cerita pendek,
novel, maupun puisi 15.
Saya menonton film sebagai hiburan
2. Instumen Penelitian Intensitas Membaca Puisi
Instrumen yang digunakan dalam meneliti intensitas membaca puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tempel, Sleman ini berupa angket. Siswa diminta
untuk mengisi angket sesuai dengan keadaan mereka sesungguhnya. Angket ini mengukur intensitas siswa membaca puisi.