Kecenderungan variabel Pergaulan Kelompok Teman Sebaya dapat digambarkan dalam Pie Chart sebagai berikut:
Gambar 5. Pie Chart Kecenderungan Variabel Pergaulan Kelompok Teman Sebaya
Berdasarkan gambar 5 Pie Chart variabel Pergaulan Kelompok Teman Sebaya di atas, menunjukkan bahwa kecenderungan variabel
Pergaulan Kelompok Teman Sebaya berada pada kategori baik.
c. Motivasi Belajar
Data variabel Motivasi Belajar diperoleh melalui angkat atau kuesioner yang terdiri dari 15 butir pernyataan dengan jumlah responden
100 siswa. Tersedia 4 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4 dan skor terendah 1, diharapkan diperoleh skor tertinggi sebesar 60 dan skor
terendah sebesar
15. Selanjutnya
dilakukan analisis
dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 for Windows
50 46
4
Pergaulan Kelompok Teman Sebaya
Baik Sedang
Buruk
diperoleh nilai Mean M sebesar 45,36; Median Me sebesar 46; Modus Mo sebesar 47 dan Standar Deviasi SD sebesar 5,454.
Selanjutnya adalah menyusun distribusi frekuensi variabel Motivasi Belajar dengan langkah-langkah berikut :
1 Menentukan jumlah kelas interval k = 1 + 3,3 log 100
k = 1 + 3,3 log 2 k = 7,60 dibulatkan menjadi 8
2 Menghitung rentang data Rentang data
= 56 – 33
= 23 3 Menghitung panjang kelas
Panjang kelas interval = 23 : 8
= 2,88 dibulatkan menjadi 3. Adapun distribusi frekuensi variabel Motivasi Belajar dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar
No. Kelas Interval
Frekuensi F Persen 1.
33 −35
6 6
2. 36
−38 7
7 3.
39 −41
10 10
4. 42
−44 13
13 5.
45 −47
33 33
6. 48
−50 16
16 7.
51 −53
9 9
8. 54
−56 6
6 Jumlah
100 100
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 14 distribusi frekuensi variabel Motivasi Belajar digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori
kecenderungan variabel
Motivasi Belajar
untuk mengetahui
kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Data variabel penelitian
dikategorikan dengan aturan sebagai berikut: 1 Kelompok tinggi
Semua siswa yang mempunyai skor X ≥ Mi + 1SDi.
2 Kelompok sedang Semua siswa yang mempunyai skor Mi
– 1.SDi ≤ X Mi + 1SDi. 3 Kelompok kurang
Semua siswa yang mempunyai skor X Mi – 1.SDi
Suharsimi, 2006: 264
6 7
10 13
33
16 9
6 5
10 15
20 25
30 35
32,5 35,5
38,5 41,5
44,5 47,5
50,5 53,5
F rekuens
i
Interval
Motivasi Belajar
Sedangkan harga Mean Ideal Mi dan Standar Deviasi ideal SDi diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut:
Jumlah butir = 15 Penskoran = 1
− 4 Xmin i
= 15 × 1 = 15 Xmax i
= 15 × 4 = 60 Mi
= ½ Xmax I + Xmin i = ½60 + 15
= 37,5 dibulatkan menjadi 38 SDi
= 16 Xmax I − Xmin i
= 16 60 − 15
= 7,5 dibulatkan menjadi 8 Dari perhitungan di atas variabel Motivasi Belajar dapat
dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut: Kelompok tinggi
= X ≥ Mi + 1SDi
= X ≥ 38 + 8
= X ≥ 46
Kelompok sedang = Mi
– 1.SDi ≤ X Mi + 1SDi = 38
− 8 ≤ X 38 + 8 = 30
≤ X 46 Kelompok rendah = X Mi
– 1.SDi = X 38
− 8 = X 30
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat dibuat katergori kecenderungan variabel Motivasi Belajar sebagai berikut:
Tabel 15. Katergori Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar No.
Interval Frekuensi
Kecenderungan Absolut
Relatif 1.
X ≥ 46
52 52
Tinggi 2.
30 ≤ X 46
48 48
Sedang 3.
X 30 Rendah
Total 100
100
Sumber : Data Primer diolah Berdasarkan tabel 15 kategori kecenderungan variabel Motivasi
Belajar dapat diketahui pada kategori tinggi sebanyak 52 siswa 52, kategori sedang sebanyak 48 siswa 48, dan kategori rendah sebanyak
0 siswa 0. Kecenderungan variabel Motivasi Belajar dapat digambarkan
dalam Pie Chart sebagai berikut:
Gambar 7. Pie Chart Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar
52 48
Motivasi Belajar
Tinggi Sedang
Rendah
Berdasarkan gambar 7 Pie Chart variabel Motivasi Belajar, menunjukkan bahwa kecenderungan variabel Motivasi Belajar berada
pada kategori tinggi.
B. Uji Prasyarat Analisis