Teori Belajar David Ausubel Belajar dan Pembelajaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Belajar David Ausubel

Teori belajar menurut David Ausubel dibedakan menjadi dua yaitu, pertama, kegiatan belajar yang bermakna meaningful learning jika peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Ketika pengetahuan yang baru tidak berkaitan dengan pengetahuan yang ada maka pengetahuan yang baru itu akan dipelajari peserta didik sebagai hafalan. Kedua, kegiatan belajar tidak bermakna rote learning di mana peserta didik hanya menghafal apa yang diberikan oleh guru tanpa mengetahui apa makna yang dihafal Suherman, 2003:32. Dalam penelitian ini, teori belajar David Ausubel ini berhubungan erat ketika menyusun hasil temuan atau hasil diskusi pada kelompok, mereka selalu mengkaitkan dengan pengertian-pengertian yang telah mereka miliki sebelumnya.

2.2 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis Chatarina, 2004:2. Menurut Thorndike Dimyati, 2002:46 belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan bertujuan untuk melatih daya jiwa, membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan. Pendekatan Bruner terhadap belajar dalam Dahar 1989:98 didasarkan pada dua asumsi yaitu perolehan pengetahuan merupakan suatu proses yang interaktif dan orang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan sebelumnya. Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, maka perubahan yang terjadi tidak hanya di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. Prinsip-prinsip belajar Suherman, 2003:4 antara lain belajar harus mempunyai tujuan yang jelas, proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan situasi yang problematik, belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna dibanding belajar dengan hafalan, belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil dibanding belajar secara terbagi, belajar memerlukan kemampuan untuk menangkap intisari pelajaran, belajar merupakan proses kontinu, proses belajar memerlukan metode yang tepat, dan belajar memerlukan minat dan perhatian peserta didik. Prinsip-prinsip tersebut mengacu pada empat pilar pendidikan yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be . Brigss dalam Sugandi, 2004:9 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Bila pembelajaran ditinjau dari segi internal dan eksternal maka teori pembelajaran atau instruksional adalah penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip pengajaran dalam usaha mencapai tujuan belajar dengan penekanan pada prosedur yang telah terbukti berhasil secara konsisten Sukamto dalam Sugandi, 2004:10. Dengan demikian prinsip belajar menurut teori belajar tertentu, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pengajaran dalam implementasinya akan berintegrasi menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

2.3 Hasil Belajar