Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, oleh Ir. Soekarno dan M. Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia. Pidato Proklamasi Kemerdekaan di seluruh penjuru tanah air dan dunia. Sejak itu bangsa Indonesia telah menyatakan Kemerdekaannya dan telah bebas dari segala penjajahan. Bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka. Di lain pihak Jepang mendapat perintah dari Sekutu agar tetap memelihara status quo di Indonesia sampai pihak Sekutu datang. 1 Sehari setelah Indonesia merdeka pihak Jepang melucuti senjata tentara PETA. Pristiwa ini menimbulkan kecurigaan di kalangan pemuda termasuk pelajar Gakkototai. Para pemuda eks anggota PETA yang tergabung dalam barisan-barisan pejuang lainya menyerbu markas tentara Jepang sehingga terjadi insiden-insiden di kota Semarang, Magelang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya. 2 Dalam usaha menjaga ketertiban dan keamanan di daerah-daerah, maka pada 22 Agustus 1945 panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia membentuk Komite Nasional dan Badan Keamanan Rakyat. Komite Nasional dibentuk untuk membantu Pemerintahan dan merupakan badan Perwakilan rakyat sementara, 1 Dinas Sejarah Militer Kodam VIIDipenogoro, Sejarah Rumpun Dipenogoro dan Pengabdiannya Sirnaning Yakso Katon Gapuraning Ratu . Semarang: Dinas Sejarah Militer Kodam VIIDipenogoro kerjasama dengan Borobudur Megah, 1978, hlm. 209. 2 Ibid ., hlm. 213. Badan Keamanan Rakyat dibentuk untuk bertugas menjaga keamanan dan ketertiban umum. 3 Badan Keamanan Rakyat dibentuk karena pemerintah beranggapan belum waktunya membuat tentara nasional. Hal ini di pertimbangkan untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan dari pihak Jepang dan Sekutu. sedangkan tentara Inggris pada waktu itu telah ada di Indonesia. 4 Kehadiran tentara Sekutu Inggris yang merupakan tugas awal mereka adalah melucuti senjata tentara Jepang yang kalah perang di Indonesia sebagai tawanan perang, justru diboncengi tentara Belanda yang berniat menjajah kembali Indonesia. Pemerintahan Belanda masih merasa memiliki Hindia Belanda . Kehadiran tentara Belanda tersebut berniat utuk menjajah kembali Indonesia meskipun Bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya. Pertempuran hebat terjadi di mana-mana antara pejuang kemerdekaan melawan tentara Sekutu dan Tentara Belanda. Daerah pertempuran yang terkenal, antara lain front Surabaya, Front Ambarawa, front Bekasi, front Tambun, front Karawang, Front Bandung Timur, front Bandung Barat, front Jakarta, serta banyak lagi daerah lain, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Indonesia belum memiliki tentara yang resmi sebagaimana layaknya negara merdeka. Untuk menjaga keamanan dan mempertahankan kemerdekaan secara spontan rakyat 3. Asmadi, Pelajar Pejuang , Jakarta: PT. Upima Usama Indonesia, 1985, hlm. 22. 4 Ibid., hlm. 24. Indonesia, terutama para pemudanya, membentuk laskar dengan bersenjatakan seadanya. 5 Andaikan tentara Sekutu tidak membonceng tentara Belanda, tidak akan terjadi pertempuran antara para pejuang kemerdekaan bersama rakyat melawan tentara Sekutu. 6 Akibat perlawanan dari para pejuang bersama rakyat cinta kemerdekaan, Inggris terpaksa mengadakan perundingan dengan pihak Indonesia. Inggris pun memaksa pihak Belanda untuk melakukan perundingan dengan pihak RI. Belanda yang tergantung kepada Inggris dengan berat hati melakukan perundingan demi perundingan. Tetapi pihak Belanda tidak memiliki niat baik untuk menghormati kedaulatan RI, tidak ada perundingan yang menghasilkan kesepakatan. Perundingan yang berarti, hanyalah perundingan Linggarjati meskipun hasilnya amatlah merugikan pihak RI . Pada 10 November 1946, di Linggarjati, sebuah desa sebelah selatan Kota Cirebon, di lereng Gunung Ciremai, diadakan perundingan antara wakil Pemerintah RI dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan ini dipimpin oleh Lord Killearn dari Inggris. 7 Hasil persetujuan Linggarjati tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak pada 15 November 1946. 5 Bambang Suwondo. Sejarah Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 , Jakarta: Depdikbud. 1979. hlm. 59. 6 Poliman. B.A, Keterlibatan Tentara Pelajar di Sala Dalam Mempertahankan Kemerdekaan 1945-1949 , Yogyakarta: Depdikbud.1995, hlm. 6-7. 7 Ibid., hlm. 46. Naskah perundingan Linggajati selanjutnya ditandatangani oleh kedua belah pihak pada 25 Maret 1947. Setelah penandatanganan naskah perundingan, pemerintah Inggris mengumumkan pengakuannya secara de facto terhadap RI. Pemerintah Amerika Serikat juga menyusul mengakui RI secara de facto yang daerahnya meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Dengan adanya perjanjian Linggajati, Belanda sudah menerima politik dekolonasi, namun dekolonasi yang dikehendaki Belanda ialah dekolonasi dengan kepentingan-kepentingan Belanda tetap terjamin dalam negara Indonesia di masa depan. Kemerdekaan dan kedaulatan yang akan diserahkannya kepada Indonesia harus mempunyai pembatasan-pembatasan guna menjamin kepentingan mereka. Pada 21 Juli 1947, Belanda melanggar persetujuan Linggarjati. 8 Belanda mengadakan aksi militer ke Wilayah RI, tidak terkecuali ke daerah Cirebon karena Cirebon dianggap daerah yang amat strategis. Pada senin 21 Juli 1947, bertepatan dengan bulan Puasa, serangan udara dilancarkan oleh pihak Belanda, tanda dimulainya Agresi Belanda ke Cirebon. Belanda sendiri masih terkait oleh perjanjian Linggarjati. Kota Cirebon diserang dari udara dengan Pesawat pemburu dan pembom Tang melepaskan tembakan senapan mesin, roket, dan bom yang terdiri dari bom-bom seberat 10 kg, 25 kg, dan 100 kg. 9 Pada 22 juli 1947, 25 bom besar dan kecil dijatuhkan di kota Cirebon, setelah tembakan dari kapal laut yang terus-menerus menembaki kota, baik siang 8 Pierre, Heijboer, a.b. W. S. Karnera. Agresi Militer Belanda . Jakarta: Gramedia, 1998, hlm. 42. 9 Marhayono. Semuanya untuk Cirebon: Kisah Heroik Pasukan Kancil Merah dan Palagan Mandala . Jakarta: PT. Grasindo, 2003, hlm. 8. hari maupun malam hari. Daerah sasaran penembakan dan pemboman dari udara antara lain terdapat disekitar jembatan kereta api Krian, Segara Rampak, Kampung Kutagara dan persimpangan jalan Parujakan – Pagongan. Penembakan ini menghancurkan sebuah mobil serta menewaskan semua penumpangnya. Stasiun Kereta Api Cirebon Kejaksan dan sepanjang rel kereta api ke arah jalan Kartini hingga ke asrama TNI Kesambi dan Rumah Penjara Kesambi juga tidak luput dari tembakan senapan mesin serta roket yang di luncurkan dari udara. 10 Serangan rumah penjara Kesambi membawa 50 korban tewas dan seorang pegawai penjara juga ikut tewas. Mayat korban dari rumah penjara dimakamkan di pemakaman Sicemplung yang sekarang menjadi toko swalayan di jalan Dr. Ciptomangunkusumo. Pesawat terbang Belanda juga menembaki rakyat dengan senapan mesin sehingga banyak yang menjadi korban di antaranya 9 wanita tewas mengenaskan. Pinggir rel kerata api di jalan Warnasari, seorang tukang bambu yang melintas di jalan tersebut ikut tewas tertembak karena peluru senapan mesin dari pesawat terbang Belanda. 11 Korban lain adalah seorang laki-laki yang tewas di pinggir rel kereta api di daerah Pekalipan Selatan, karena terkena pecahan bom. Mayatnya tergeletak begitu saja beberapa hari dikarenakan takut bila serangan datang dengan tiba-tiba. Serangan dari udara dan tembakan meriam yang diluncurkan dari kapal laut yang terjadi siang hari dan malam hari, penduduk sekitar mulai panik. Awalnya, penduduk hanya berlindung bila terjadi serangan, akan tetapi setelah 3 hari 10 Ibid . 11 Ibid , hlm. 10. diserang dari udara dan laut yang tidak henti-henti, penduduk mulai mengungsi ke luar kota. Kemajuan dari gerakan tentara Belanda yang menggunakan pralatan modern dalam Perang Kemerdekaan I secara psikologis telah memukul moril prajurit-prajurit RI. Setelah meraka bergerilya sementara mereka saling bahu membahu dengan rakyat. Prajurit Siliwangi telah berhasil menguasai keadaan ini diakui oleh pihak Belanda bahwa perlawanan pasukan-pasukan RI di Jawa Barat makin meningkat. 12 Disaat perjuangan perlawanan terhadap Belanda di Jawa Barat sedang memuncak dan inisiatif serangan berada di pihak pasukan Siliwangi, pihak Belanda berupaya memaksa dilakukannya perundingan “RENVILLE” Perundingan yang dilakukan diatas Kapal Renville. Persetujuan yang ditanda tangani 17 Januari 1948 sangat merugikan pihak RI, salah satu isinya memutuskan tentara RI harus meninggalkan kantong-kantong Gerilya, termasuk didalamnya pasukan Siliwangi harus meninggalkan kampung halamannya Jawa Barat dan segera melakukan hijrah ke Jawa Tengah sebagai satu-satunya daerah yang masih dikuasai Pemerintah RI. 13 Pada 22 Februari 1948 sekitar 29.000 orang pasukan Siliwangi terpaksa meninggalkan kantong-kantong gerilyanya di Jawa Barat. Pelaksanaan perpindahan ke Jawa Tengah dilakukan dengan cara sebagian 12 A. H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 5: Agresi Militer Belanda I , Bandung: Disjarah-AD, 1993, hlm. 232. 13 A. H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 6: Perang Gerilya Semesta I , Bandung: Disjarah-AD,1994, hlm. 279. diangkut dengan Kereta api dan sebagian lagi menggunakan Kapal laut dan diturunkan di daerah Rembang Jawa Tengah . Pasukan Kancil Merah adalah nama samaran Pasukan Siliwangi yang berkedudukan di wilayah Cirebon dengan komandannya yang bernama Letnan Abdoel Kadir. Pasukan Kancil Merah, merupakan salah satu pasukan gerilya yang memiliki persenjataan yang lengkap dengan jumlah personil yang cukup banyak serta dikenal dengan kedisiplinan dan keberaniannya. Pasukan Kancil Merah mengalami beberapa kali kontak senjata dengan Belanda serta melakukan tindakan sabotese untuk memperlambat gerak pasukan Belanda. Arti nama Pasukan Kancil Merah sendiri dari binatang kancil merupakan binatang yang cerdik begitu pula dengan Pasukan Siliwangi yang Cerdik, sedangkan Merah berartikan berani dalam artian berani melawan Belanda. Pada Perang kemerdekaan II Pihak Belanda ternyata sudah menyiapkan strategi yang tepat dan jitu dalam usaha menguasai RI, serta banyak belajar dari kegagalan-kegagalan pada perang kemerdekaan pertamanya. Usaha-usaha yang dilakukan Belanda antara lain dengan blockade ekonomi yang semakin menyengsarakan rakyat dengan tujuan supaya para pemimpin RI cepat menyerah. Pemimpin-pemimpin RI pun dipecah-belah menjadi dua golonngan, yaitu kaum federalis dan kaum republik. 14 Kaum federalis adalah mereka yang tunduk pada Belanda dengan negara-negara bonekanya, sedangkan kaum Republik adalah golongan nasionalis yang masih setia kepada RI. Pihak Belanda juga telah 14 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia IX , Bandung: Angkasa, 1979, hlm. 165. menentukan waktu yang tepat untuk agresinya, yaitu disaat TNI masih sibuk dalam penumpasan pembrontakan PKI Madiun yang meletus pada 18 september 1948. Perang Kemerdekaan Indonesia II ini berhasil menguasai kota Yogyakarta, yang pada saat itu menjadi ibukota RI. Pihak Belanda juga berhasil menawan para pemimpin dan tokoh RI. Dalam pemerintahan ini tenaga-tenaga militer membantu rakyat dan sebaliknya rakyat juga membantu keamanan militer. Oleh karena itu masyarakat pedesaan ikut mengambil peranan dalam sistem ini, sebab selain merupakan basis gerilya, pedesaan juga mempunyai potensi ekonomi, sosial, dan geografi yang sangat mendukung perang gerilya tersebut. Bahkan Koentjaraningrat menyebut bahwa pada hakekatnya sebagian revolusi di Indonesia berlangsung di pedesaan. 15 Dalam penulisan skripsi ini mengambil judul “Peranan Pasukan Kancil Merah pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia II di Cirebon 1948-19 49”. Merupakan sebagian kecil suatu peristiwa sejarah yang terjadi di Cirebon, terutama dalam bidang kemiliteran yaitu tentang Pasukan Kancil Merah atau nama Samaran Divisi Siliwangi untuk melawan Belanda. Penulis berpendapat bahwa Perang Kemerdekaan Indonesia II tidak lepas dari peranan Pasukan Kancil Merah yang dengan gagah berani mempertahankan kota Cirebon dan sekitarnya dari serangan Belanda. Perjuangan Pasukan Kancil Merah tidak dapat diabaikan begitu saja. 15 Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlm. 95.

B. Rumusan Masalah