Bahan Kimia yang Mudah Terbakar

144 Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII

C. Keselamatan Kerja di

Laboratorium Kegiatan praktikum memang sangat menyenangkan. Kadangkala, karena terlalu asyik siswa menjadi kurang hati- hati. Padahal dalam praktikum kadang digunakan alat dan bahan yang harus diperlakukan dengan hati-hati, misalnya karena mudah pecah atau bahkan berbahaya. Kecelakaan pada saat praktikum dalam laboratorium dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan. Bahan-bahan kimia ada yang mudah terbakar, beracun, korosif merusak, dan mudah meledak. Sekarang akan dibahas mengenai sifat bahan-bahan kimia tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan agar kamu dapat lebih hati-hati dan menghindari bahaya yang dapat terjadi. Gambar 6.13 Simbol-simbol bahan kimia yang berbahaya. Gas beracun Oksidator Peroksida organik Beracun Korosif Zat cair mudah terbakar Zat padat mudah terbakar Gas mudah terbakar Berbahaya jika basah

1. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar

Dalam kegiatan praktikum mungkin digunakan spiritus, alkohol, dan eter. Tahukah kamu bagaimanakah sifat bahan- bahan tersebut? Bahan-bahan tersebut merupakan bahan kimia yang mudah terbakar. Bahan kimia yang mudah terbakar memiliki ciri sebagai berikut. a. Mudah menguap dan uapnya mudah terbakar. Oleh karena itu, jika kamu membiarkan wadah bahan-bahan tersebut terbuka, terdapat dua kerugian. Pertama, bahan tersebut akan habis menguap. Kedua, uap tersebut dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Di unduh dari : Bukupaket.com 145 Pengamatan Gejala Alam b. Uap bahan kimia tersebut tidak kelihatan dan mudah menyebar ke seluruh ruangan, tetapi sebagian besar berada di permukaan lantai karena lebih berat daripada berat udara biasa. Oleh karena itu, jika terjadi kebakaran, api akan timbul dari bawah. Agar tidak terjadi kebakaran, bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh dipanaskan langsung. Untuk memanaskan bahan kimia yang mudah terbakar, harus digunakan penangas air. Dengan cara demikian larutan tersebut tetap panas namun tidak akan terbakar sebab yang mengalami kontak langsung dengan api adalah penangas airnya. Jika kebakaran terlanjur terjadi, maka api yang ada harus segera dipadamkan. Nyala api yang kecil bisa dipadamkan dengan kain basah, tetapi jika api besar gunakan alat pemadam kebakaran. Laboratorium yang baik harus menyediakan alat pemadam kebakaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 2 . Ba h a n Kim ia y a n g Be r a cu n Formalin merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium untuk mengawetkan suatu spesimen. Formalin merupakan salah satu contoh bahan beracun. Selain formalin, masih ada beberapa bahan kimia beracun lainnnya yang sering digunakan di laboratorium, misalnya klorin dan arsen. Efek racun dari bahan kimia akan dapat dirasakan jika bahan kimia ini masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang melebihi batas normal. Bagaimana bahan kimia beracun dapat masuk ke dalam tubuh? Ada tiga kemungkinan masuknya bahan kimia beracun ke dalam tubuh, yaitu sebagai berikut. a. Melalui mulut. Hal ini dapat terjadi jika kita makan atau minum saat praktikum atau bisa juga jika setelah praktikum kita makan atau minum, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. b. Melalui kulit. Dapat terjadi jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit. c. Melalui pernapasan. Bahan kimia ini jika terisap saat bernapas akan merusak organ pernapasan paru- paru sehingga sistem pernapasan akan terganggu. Jika terbawa oleh darah maka organ-organ lain pun akan rusak karena darah akan tersebar ke seluruh tubuh. Gambar 6.14 Penangas air Gambar 6.15 Alat pemadam digunakan untuk memadamkan api yang besar apabila terjadi kebakaran di laboratorium. Sumber: hcpc.uth.tmc.edu Di unduh dari : Bukupaket.com 146 Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII Guna menghindari agar tidak terkena bahan kimia beracun, gunakanlah sarung tangan untuk menghindari kontak bahan kimia dengan kulit. Jangan makan dan minum saat praktikum berlangsung serta cuci tangan hingga bersih jika praktikum telah selesai. Jika perlu, gunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mencegah terisapnya bahan kimia saat bernapas. Jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit, segera cuci tangan dengan air dan sabun.

3. Bahan Kimia yang Korosif