33
Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka
dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang
makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi
Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat2 UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara Sumatera Timur dan Tapanuli
yang mula – mula dikepalai R.Sukarno merangkap kepala di Aceh , tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK
Menteri PPUT No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi .
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 PRT64 dan Peraturan Menteri No. 1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja
PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjai Eksploitasi I.
3.1.2 Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009DIRPLN66
tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar Berkedudukan di Tebing
34
Tinggi. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang
merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.
3.1.3 Dari Perum menjadi Persero
Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi
perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.
Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur
Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.
Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup
besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
35
3.1.4 Pemisahan Wilayah Dan Pembangkitan Penyaluran
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan
semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi–indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa–masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K023DIR1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang
jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.
Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka
fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan
Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
PLN Regional Sumatera Utara sesungguhnya merupakan representasi gabungan dari semua unit PLN yang beroperasi secara bersama di wilayah kerja
Propinsi Sumatera Utara. Di dalamnya terdapat 5 unit PLN yang masing-masing memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi dalam satu sistem operasi
ketenagalistrikan, yaitu :
36
1. PT PLN Persero Pikitring Sumut Aceh, yang tugas utamanya
melakukan pembangunan Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi serta Gardu Induk.
2. PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara,
bertanggung jawab atas pengoperasian serta pemeliharaan pembangkit untuk memproduksi tenaga listrik dalam jumlah besar
yang bersumber dari pemanfaatan berbagai energi primer. 3.
PT PLN Persero P3B Sumatera - Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Utara, bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah
besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi, dan pengoperasian sistem tenaga
listrik. 4.
PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk sampai ke tangan
konsumen melalui Jaringan Tegangan Menengah JTM, Jaringan Tegangan Rendah JTR, Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah
SR. 5.
PT PLN Persero Udiklat Tuntungan, menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PLN maupun instansi lain
diluar PLN yang membutuhkan. Secara Umum PLN Regional Sumut ini melayani daerah yang meliputi 20
Kabupaten, dan 7 Kotamadya se- Propinsi Sumatera Utara. Dalam memberikan layanannya PLN didukung oleh 7 unit Kantor Cabang, 11 Rayon, 50 Ranting, 4
37
Sub Ranting dan 114 Kantor Jaga dengan jaringan tegangan menengah sepanjang 20.064 Kms, 21.242 Kms jaringan tegangan rendah serta 14.703 buah gardu
dibawah naungan PLN Wilayah Sumatera Utara yang melayani 2.104.916 pelanggandatasdSeptember2005.
Kebutuhan listrik daerah Sumut sendiri dipasok dari 8 Unit Pembangkit yang dioperasikan PLN Pembangkitan Sumbagut. Suplai tenaga listrik
terbesarnya berasal dari PLTGU Belawan yang terletak di Pulau Naga Putri Sicanang dengan daya tepasang sebesar 1077,9 MW. Dan untuk menyalurkan
listik agar sampai kepelanggan, PLN juga mengoperasikan 3.295,4 Km jaringan transmisi tegangan tinggi dan gardu induk berkapasitas 2.175 Mva kelolaan PLN
P3B Sumatera - Unit Pengatur Beban Sumbagut. [PLN - 2006].
3.1.5 Visi dan Misi Perusahaan Listrik Negara PLN