14 kelompok dan bentuk lain sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik seperti: 1 Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktek atau tes kinerja.
2 Teknik observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung danatau diluar kegiatan pembelajaran.
3 Teknik penugasan baik perorangan atau kelompok dapat berbentuk tugas rumah danatau proyek.
Menurut Ngalim Purwanto 1992 tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya
dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang teknik penilaian hasil belajar
penulis menggunakan alat penilaian hasil belajar berupa tes unjuk kerja untuk mengukur kognitif, afektif, dan psikomotor hasil belajar peserta didik. Hasil belajar
dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering
dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh peserta didik, misalnya ulangan harian, tugas-
tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya.
e. KKM Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria ketuntasan minimal KKM adalah batas nilai minimal yang harus dicapai oleh peserta didik agar dapat dinyatakan lulus kompetensi dasar KD. Berdasarkan
15 petunjuk dari badan standar nasional pendidikan BSNP tahun 2006, setiap sekolah
dipandang perlu untuk menentukan standar ketuntasan minimal. Suatu sekolah dapat menetapkan KKM sesuai dengan kondisi sekolah, dengan pertimbangan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik dan kompleksitas indikator serta kemampuan sumber daya pendukung. Pencapaian kompetensi merupakan hasil
belajar yang dicapai peserta didik sesuai dengan penilaian kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan dan dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka,
sehingga peserta didik yang belum mencapai ketentuan tersebut dinyatakan belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM dan harus melakukan perbaikan remidial.
Adapun kategori pencapaian kompetensi pembelajaran membuat pola dasar celana wanita di SMK II PIRI Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Pencapaian Kompetensi Pelajaran Membuat Pola Dasar Celana Wanita di SMK II PIRI Yogyakarta
Kategori Nilai KKM
Belum mencapai belum tuntas 75
Sudah mencapai sudah tuntas ≥ 75
Menurut Djemari Mardapi 2008 ketuntasan belajar diartikan sebagai pencapaian kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan
pelajaran baik secara perorangan maupun secara kelompok. Standar kompetensi lulusan yaitu: 1 kemampuan minimal yang harus dimiliki lulusan suatu satuan
pendidikan yang mencakup pengetahuan kognitif, sikap afektif dan keterampilan psikomotor; 2 sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan; 3 kompetensi seluruh mata pelajaran atau kelompok pelajaran; 4 untuk mata pelajaran bahasa menekankanpada kemampuan membaca
16 dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Suatu pembelajaran dapat
dikatakan efektif apabila lebih dari 80 peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar Djemari Mardapi, 2008: 61. Efektivitas dalam pembelajaran diartikan
sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan, sehingga untuk mencapai pembelajaran yang efektif dalam kompetensi membuat
pola dasar celana wanita maka setidaknya presentase ketuntasan peserta didik yang dapat mencapai KKM dengan nilai 75 adalah 80 dari jumlah peserta didik.
Adapun teori tersebut dikemukakan dalam tabel berikut: Tabel 2. Tingkat Ketuntasan Belajar
90 - 100 Baik sekali
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
≤70 Kurang
f. Evaluasi Hasil Belajar