EFEKTIVITAS MEDIA POWERPOINT DAN JOB SHEET PEMBUATAN POLA DRAPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 KOTA TEGAL

(1)

EFEKTIVITAS MEDIA POWERPOINT DAN JOB SHEET

PEMBUATAN POLA DRAPING TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 KOTA TEGAL

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana

Oleh

Awalia Aisyah Rizqiani NIM. 5401410020

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii NIM : 5401410020

Program Studi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, S1 Konsentrasi Tata Busana Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MEDIA POWERPOINT DAN JOB SHEET

PEMBUATAN POLA DRAPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1 TEGAL.

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana FT. UNNES

Semarang, 23 Januari 2015 Pembimbing

Dra. Erna Setyowati, M. Si NIP.196104231986012001


(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)  Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin

kalau kita berhasil melakukannya dengan baik (Andrew Jackson)

Persembahan:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan

do’a.

2. Dosen-dosenku yang telah sabar dalam membimbingku hingga selesai pada penulisan skripsi

3. Lutfi, lu’lu dan keluarga besarku 4. Sahabat terbaiku frida wijayanti 5. Teman-teman Tata Busana 2010


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Upaya dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan memilih metode, sumber belajar dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dalam penelitian ini peneliti memilih media pembelajaran berupa powerpoint dan

job sheet sebagai media dalam proses pembelajaran pembuatan pola dasar teknik

draping. Penggunaan media powerpoint mempermudah proses pembelajaran, memberikan fokus perhatian siswa untuk belajar dan penggunaan job sheet dapat memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Media powerpoint dan job sheet

diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa kelas X Busana Butik SMK N 1 Tegal.

Sehubungan dengan penyelesaian skripsi ini, dengan rasa rendah hati disampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

izin untuk melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik


(7)

vii

3. Dra. Erna Setyowati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran,

ketulusan telah mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran yang sangat berharga untuk memberikan perhatian, petunjuk dan dorongan yang berguna bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang yang memberikan bekal ilmu pengetahuan.

5. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru SMK Negeri 1 Kota Tegal yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu dalam proses penelitian.

6. Teman-teman Prodi PKK,S1 Konsentrasi Tata Busana angkatan 2010 serta semua pihak dan instansi terkait yang mendukung dan membantu proses terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini berguna bagi peneliti pada khususnya dan semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Semarang, Januari 2015 Peneliti


(8)

viii

ABSTRAK

Awalia Aisyah Rizqiani. 2015. “Efektivitas Media Powerpoint dan Job Sheet Pembuatan Pola Draping Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Tegal”.

Dra. Erna Setyowati, M.Si. S1 Pendidikan Tata Busana, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Pembelajaran yang diterapkan pada materi pokok pembuatan pola dasar teknik draping masih didominasi oleh guru sehingga kurang dapat menarik perhatian siswa untuk belajar. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar. Tujuan penelitian: (1) mengetahui validitas media

powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Tegal; (2) mengetahui efektivitas media powerpoint dan job sheet

pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Tegal

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan desain Pre-test-Post-test Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Busana Butik. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, observasi dan dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dan uji gain..

Hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung> ttabel, ada efektivitas penggunaan

media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa. Hasil perhitungan uji gain kelas eksperimen 0.53 dalam kategori sedang dan kelas kontrol 0.26 dalam kategori rendah. Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Negeri 1 Kota Tegal dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian; (2) Media powerpoint dan job sheet terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran pembuatan pola draping. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan rata-rata pre-test dan post-test kelas eksperimen. Perhitungan uji-gain peningkatan test kognitif pre-test dan post-test kelas eksperimen masuk dalam kategori sedang dan kelas kontrol masuk dalam kategori rendah. Saran yang terkait penelitian yaitu (1) penggunaan media powerpoint dan job sheet dalam proses pembelajaran terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan media powerpoint dan job sheet sebagai salah satu alternatif media dalam proses pembelajaran; (2) media pembelajaran apapun harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan jenis mata pelajaran (teori atau praktek) dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian lanjutan berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB. 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Penegasan Istilah ... 5

1.6 Sistematika Skripsi ... 8

BAB. 2 LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Proses Pembelajaran... 11

2.2 Efektivitas ... 13

2.3 Media Pembelajaran ... 15

2.4 Media Powerpoint ... 20

2.5 Job Sheet ... 29

2.6 Validasi Media Powerpoint dan Job Sheet ... 34

2.7 Strategi Pembelajaran... 36

2.8 Hasil Belajar ... 40

2.9 Materi Pokok Pembuatan Pola Dasar Teknik Draping ... 45


(10)

x

2.11 Kerangka Pikir ... 55

2.12 Hipotesis Penelitian ... 57

BAB. 3 METODE PENELITIAN ... 58

3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian ... 58

3.2 Variabel Penelitian ... 59

3.3 Rancangan Penelitian ... 60

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 62

3.6 Uji Instrumen Penelitian ... 65

3.6 Metode Analisis Data ... 71

BAB. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

4.1 Hasil Penelitian ... 77

4.2 Uji Hipotesis... 85

4.3 Hasil Analisis Uji Gain ... 85

4.4 Pembahasan ... 87

BAB. 5 PENUTUP ... 92

5.1 Simpulan ... 92

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Keterangan Icon ... 28

Tabel 2.2 Strategi Pembelajaran ... 37

Tabel 3.1 Rincian Populasi Penelitian ... 58

Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 59

Tabel 3.3 Desain Penelitian Eksperimen ... 61

Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 68

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ... 69

Tabel 3.6 Kriteria Validasi Interval ... 71

Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Gain... 76

Tabel 4.1 Komentar dan Saran Ahli Media ... 78

Tabel 4.2 Penilaian Ahli Media ... 78

Tabel 4.3 Komentar dan Saran Ahli Materi... 79

Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi ... 80

Tabel 4.5 Hasil Pre-test Siswa... 81

Tabel 4.6 Hasil Post-test Siswa ... 82

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Afektif ... 83

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Kinerja Siswa ... 84

Tabel 4.9 Penilaian Hasil Praktik ... 84

Tabel 4.10Hasil Uji-t ... 85


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tampilan Cover Powerpoint ... 28

Gambar 2.2 Tampilan Isi Materi ... 28

Gambar 2.3 Tampilan Tugas ... 29

Gambar 2.4 Paspop ... 47

Gambar 2.5 Pita Ukur ... 48

Gambar 2.6 Penggaris ... 48

Gambar 2.7 Jarum ... 49

Gambar 2.8 Macam-macam Gunting ... 49

Gambar 2.9 Pensil ... 50

Gambar 2.10 Bantalan Jarum ... 50

Gambar 2.11 Kain Blaco ... 51

Gambar 2.12 Pita Satin ... 51

Gambar 2.13 Hasil Jadi Pemasangan Body Line... 52

Gambar 2.14 Arah Serat Bahan ... 53

Gambar 2.15 Perhitungan Kebutuhan Kain Pola Badan Atas ... 53

Gambar 2.16 Perhitungan Kebutuhan Kain Pola Badan Bawah (Rok) ... 54


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Siswa ... 96

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen ... 99

Lampiran 3 Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran ... 117

Lampiran 4 Instrumen... 125

Lampiran 5 Uji Prasyarat Analisis Data Awal ... 145

Lampiran 6 Analisis Data Akhir ... 150

Lampiran 7 Uji Hipotesis... 155

Lampiran 8 Uji Gain ... 158

Lampiran 9 Hasil Penilaian Sikap ... 161

Lampiran 10 Hasil Penilaian Unjuk Kerja... 164

Lampiran 11 Silabus ... 169

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 179

Lampiran 13 Job Sheet ... 193

Lampiran 14 Powerpoint ... 211

Lampiran 15 Lembar Penilaian Media ... 213

Lampiran 16 SK Pembimbing, SuratIjin Penelitian, Surat Selesai Penelitian . 221 Lampiran 17 Dokumentasi ... 225


(14)

1

1.1

Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada kualitas pelaksanaan proses pembelajaran. Terdapat beberapa komponen dalam proses pembelajaran yang saling berkaitan, apabila salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka proses belajar mengajar tidak dapat bekerja dengan lancar.

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang menyiapkan siswanya untuk memasuki dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian. Ditegaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal (15) yang menyatakan bahwa SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan saat ini lebih menitikberatkan pada keaktifan siswa, dimana siswa belajar sambil bekerja, dengan demikian siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya termasuk sikap dan nilai.

SMK Negeri 1 Kota Tegal terletak di jalan Dr. Soetomo No. 68 Tegal. Terdapat empat program keahlian yaitu Program Keahlian Perhotelan,


(15)

ProgramKeahlian Jasa Boga, Program Keahlian Busana Butik, dan Program Keahlian Tata Kecantikan Kulit dan Rambut.

Mata Pelajaran yang ada di SMK jurusan Busana Butik ini meliputi Mata Pelajaran wajib dan kejuruan. Mata Pelajaran kejuruan antara lain adalah Dasar Pola, dalam Mata Pelajaran Dasar Pola terdapat 2 teknik pembuatan pola yaitu teknik konstruksi dan teknik draping. Teknik konstruksi adalah cara pembuatan pola busana berdasarkan ukuran badan seseorang dengan sistem tertentu, misalnya sistem praktis, wilsma, soen, meyneke, dressmaking dll. Sedangkan teknik draping adalah cara pembuatan pola dengan menempelkan kain atau kertas ketela langsung diatas paspop/tubuh seseorang. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan pola dengan teknik draping. Materi pokok pembuatan pola draping berisi tentang pengetahuan pola dasar, pengetahuan alat dan bahan, meletakkan body line, mengambil ukuran untuk kebutuhan kain, dan analisis hasil pola.

Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru Mata Pelajaran Dasar Pola di SMK Negeri 1 Kota Tegal, diketahui bahwa pembelajaran Dasar Pola masih didominasi oleh suatu kondisi kelas yang berfokus pada guru (teacher centered) sebagai sumber utama pengetahuan. Metode ceramah dan demonstrasi masih menjadi pilihan guru dalam mengajar, siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dalam proses pembelajaran beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan berbicara sendiri. Kurangnya perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran kemungkinan menjadi penyebab rendahnya hasil belajar. Selain dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, guru biasanya mengajar dengan bantuan modul atau


(16)

buku-buku lain yang hanya dipegang oleh guru, sedangkan dalam pembelajaran praktik siswa dibagi menjadi 2 kelompok kemudian secara bergiliran dijelaskan mengenai langkah-langkah pembuatan pola draping. Hal ini mengakibatkan siswa yang belum mendapat giliran tidak terkontrol dengan baik, proses pembelajaran seperti ini dirasa kurang efektif.

Salah satu alternatif untuk dapat mengatasi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan penggunaan media pembelajaran. Melalui media pembelajaran guru dapat menyampaikan materi pelajaran sekali saja sedangkan siswa akan lebih fokus dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media powerpoint dan job sheet sebagai alat bantu untuk meningkatkan penguasaan materi serta praktik dalam pembuatan pola dasar dengan teknik draping. Penggunaan media powerpoint dan job sheet dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menarik perhatian siswa dalam belajar, meningkatkan daya ingat materi, pembelajaran akan lebih menyenangkan, mudah dimengerti, dan jelas sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Latar belakang diatas, menjadikan peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang penggunaan media powerpoint dan job sheet dalam meningkatkan hasil belajar pembuatan pola dasar teknik draping, kemudian disusun dalam bentuk skripsi yang berjudul “Efektivitas Media Powerpoint dan Job Sheet Pembuatan Pola Draping Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Kota Tegal”.


(17)

1.2

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana validitas media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Negeri 1 Kota Tegal?

1.2.2 Bagaimana efektivitas media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Negeri 1 Kota Tegal?

1.3

Tujuan Penelitian

Terkait dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1.3.1 Mengetahui validitas media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Negeri 1 Kota Tegal.

1.3.2 Mengetahui efektivitas media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa SMK Negeri 1 Kota Tegal.

1.4

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Siswa dapat lebih mudah untuk mencerna materi pembuatan pola draping

yang diberikan, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran dikelas,karena pembelajaran dengan menggunakan media memotivasi siswa untuk lebih aktif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya. 1.4.2 Masukan kepada guru yang terlibat langsung untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mendesain pembelajaran sehingga dapat meningkatkan profesionalisme kerja dalam mengajar khususnya Mata Pelajaran Dasar Pola materi pokok pembuatan pola dasar teknik draping serta menambah


(18)

alternatif media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran secara teori maupun praktek sehingga akan berpengaruh langsung terhadap hasil belajar yang diperoleh.

1.4.3 Masukan terhadap sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 1.4.4 Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan bagi peneliti sebagai bekal

untuk menjadi guru yang profesional.

1.4.5 Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya pada segmen yang berbeda.

1.5

Penegasan Istilah

1.5.1 Efektivitas

Efektivitas sama dengan keefektifan yang berarti mencapai keberhasilan. Efektivitas merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah

efektivitas. Efektivitas berasal dari bahasa inggris “ efectivity” (kata sifat) yang berarti ada efeknya, dapat membawa hasil, berhasil guna. (KBBI, 2005: 6 ).

Efektivitas penggunaan media pembelajaran dikutip dari (layzuhrya.blogspot.com/2013/04/efektivitas-media-pembelajaran.html) adalah suatu usaha, sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan alat bantu (media) dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan sebagai tolak ukur dalam pembelajaran ini adalah kefahaman siswa dalam menerima materi pelajaran.

Mengacu dari pengertian tersebut, efektivitas media powerpoint dan job sheet sebagai media pembelajaran adalah tercapainya tujuan belajar sebagai akibat


(19)

dari keberhasilan penggunaan media tersebut dalam materi pokok pembuatan pola dasar teknik draping.

1.5.2 Media Powerpoint

Sanaky dalam Chrisma (2013: 19) mendefinisikan “Microsoft Powerpoint

adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office, program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projector”. Media powerpoint dalam penelitian ini digunakan untuk menyajikan materi disertai gambar langkah-langkah pembuatan pola dasar teknik draping yang akan membantu siswa dalam memahami setiap langkah pembuatan pola dasar sistem draping.

1.5.3 Job Sheet

M. Aris Abdillah (2013: 3) mendeskripsikan bahwa job sheet adalah lembaran-lembaran siswa berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Kegunaan job sheet dalam penelitian ini sebagai pedoman siswa dalam melakukan praktek. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya dapat melihat kembali langkah-langkahnya dengan bantuan job sheet.

1.5.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Achmad Rifai dan Catharina Tri Anni, 2009:85). Hasil belajar dalam penelitian yaitu (1) hasil belajar aspek kogitif (pengetahuan) dilihat dari perolehan hasil pre-test dan post-test; (2) aspek afektif dilihat dari perolehan hasil penilaian


(20)

sikap meliputi sikap spiritual dan sosial sesuai dengan KI 1 dan KI 2; (3) aspek psikomotorik dilihat dari hasil penilaian kinerja dan hasil praktik (pola dasar dengan teknik draping badan atas dan badan bawah (rok) bagian depan dan belakang).

1.5.5 Pembuatan Pola Draping

Membuat pola dasar dengan teknik draping merupakan salah satu kompetensi dasar pada Mata Pelajaran Dasar Pola. Dasar Pola merupakan dasar kompetensi kejuruan yang terdapat pada program kurikulum 2013 yang diberikan pada kelas X Busana Butik. Ernawati (2008) membuat pola dengan teknik draping adalah membuat pola sesuai dengan ukuran dan bentuk badan seorang model, untuk mempermudah prosedur pembuatan pola, model dapat diganti dengan dressform. Materi pokok pembuatan pola draping berisi tentang pengetahuan alat dan bahan membuat pola, pengetahuan tentang pola dasar draping, menentukan body line, mengambil ukuran untuk kebutuhan kain yang akan di gunakan.

Pola draping yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola dasar yang dibuat dengan teknik draping yaitu pola dasar badan atas dan pola dasar badan bawah (rok) bagian depan dan belakang.

1.5.6 Siswa

Siswa yang dimaksud yaitu siswa kelas X Busana Butik semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.


(21)

1.5.7 SMK Negeri 1 Kota Tegal

SMK Negeri 1 Kota Tegal menunjukkan wilayah populasi dimana penelitian akan dilaksanakan untuk menyusun skripsi

1.6

Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi merupakan gambaran secara umum mengenai garis besar isi skripsi yang dirangkum dalam bagian-bagian perbab.

1.6.1 Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel serta daftar lampiran.

1.6.2 Bagian Isi Terdiri Lima Bab

BAB 1: Pendahuluan. Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi BAB 2: Landasan Teori . Bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan sebagai landasan berfikir dan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Landasan teori yang akan diuraiakan meliputi tinjauan tentang pembelajaran, efektivitas, media pembelajaran, powerpoint , job sheet, hasil belajar, strategi pembelajaran, evaluasi media pembelajaran, kerangka berfikir dan hipotesis. BAB 3: Metode Penelitian. Bab ini dipaparkan tentang metode penentuan objek penelitian, variabel penelitian, rancangan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian. uji coba instrumen penelitian, metode analisis data.


(22)

BAB 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini dipaparkan tentang penyajian data penelitian, analisis data penelitian dan pembahasan hasil penelitian, sehingga data yang ada memiliki arti.

BAB 5: Penutup, berisi tentang simpulan dan saran yang ditarik dari hasil analisis data, hipotesis dan pembahasan secara singkat serta berisi masukan-masukan dari peneliti untuk perbaikan berkaitan dengan penelitian.

1.6.3 Bagian Akhir


(23)

10 2.2.1

Proses Pembelajaran

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar menurut Sudjana (2013: 28) adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Slameto (2013: 2) berpendapat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku akibat dari proses belajar meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku.

Definisi mengenai pengertian belajar dapat dijelaskan bahwa seseorang yang belajar akan mengalami perubahan tingkah laku karena suatu latihan dan pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan tersebut adalah pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik

Pembelajaran sebagaimana dicantumkan dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Definisi ini sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik dalam Supriadie dan Darmawan (2012: 12) bahwa


(24)

pengajaran/pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks, dimana didalamnya terjadi interaksi antara mengajar dan belajar.

Proses belajar mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut yakni siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses belajar.

Simpulan dari uraian diatas bahwa belajar dan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah tujuan pembelajaran, siswa, guru, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi. Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan media powerpoint dan job sheet untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

2.1.2 Prinsip- Prinsip Belajar

Beberapa prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum yang dapat dijadikan dasar atau acuan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Prinsip-prinsip belajar yang mendidik itu berkaitan dengan: 1) perhatian dan motivasi belajar peserta didik; 2) keaktifan belajar dan keterlibatan langsung/pengalaman dalam belajar; 3) pengulangan belajar; 4) tantangan semangat belajar; 5) pemberian balikan dan penguatan belajar; serta 6) adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 42).


(25)

Prinsip - prinsip belajar belajar menurut Slameto (2013: 27 - 28) antara lain:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif; meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuan dan belajar dengan efektif;

4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar

1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;

2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; 3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

c. Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar

1) Belajar memerlukan sasaran yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ ketrampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

Guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dapat menerapkan cara pembelajaran yang sesuai dengan prinsip belajar, dengan kata lain supaya dapat mengontrol sendiri apakah tugas-tugas pembelajaran yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Hal ini menuntut para guru untuk memusatkan perhatian, mengelola, menganalisis, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip belajar tersebut.


(26)

2.1.3 Ciri- Ciri Belajar

Ciri-ciri perubahan belajar (Slameto, 2013: 3 - 4) meliputi:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar, seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurag-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam diriya. Misalnya sadar bahwa Pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah

2) Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional. Perubahan dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya

3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa bertambahn dan tertuju untuk memeproleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika

perubahan itu hanya sesaat karena perubahan yang terjadi karena proses belajar sifatnya menetap atau permanen tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang jika dipergunakan atau dilatih secara continue

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku meliputi sikap, ketrampilan, pengeahuan, dan sebagainya.

2.2

Efektivitas

Efektivitas sama dengan keefektifan yang berarti mencapai keberhasilan. Efektivitas merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah

efektivitas. Efektivitas berasal dari bahasa inggris “ efectivity” (kata sifat) yang berarti ada efeknya, dapat membawa hasil, berhasil guna (KBBI, 2005: 6).

Husein Umar dalam (Maisyarah, 2013), menjelaskan bahwa “Efektivitas

merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat

dicapai”. Artinya tingkat tercapainya keberhasilan belajar siswa sesuai dengan


(27)

pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung

Simpulan dari uraian diatas bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, siswa merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran. Efektivitas penggunaan media pembelajaran dikutip dari (layzuhrya.blogspot.com) adalah suatu usaha sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan media dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan sebagai tolak ukur dalam pembelajaran ini adalah kefahaman siswa dalam menerima materi pelajaran Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui keefektifan media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping terhadap hasil belajar siswa. Suatu media pembelajaran dapat dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria, diantaranya mampu memberikan pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil. Ketika kita merumuskan tujuan instruksional, maka efektivitas dapat dilihat dari seberapa jauh tujuan itu tercapai.

Mengacu dari uraian diatas, efektivitas media powerpoint dan job sheet pembuatan pola draping sebagai media pembelajaran adalah tercapainya tujuan belajar sebagai akibat dari keberhasilan penggunaan media. Efektivitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari: (1) Hasil belajar siswa dapat mencapai KKM


(28)

(2.66) batas KKM sesuai dengan permendikbud 81 A lampiran 4 hal 24; (2) nilai sikap termasuk dalam kategori baik (B); (3) hasil belajar kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.

2.2

Media Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Arsyad (2014: 2) berpendapat bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Sementara itu, Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2014: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan computer, dengan kata lain media pembelajaran yang dimaksud adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Materi pembelajaran didalam ingatan siswa yang dirangsang dengan menggunakan media yang tepat guna maka akan bertahan lebih lama karena media bersifat mempunyai daya stimulus yang kuat. Contohnya pemanfaatan media berupa gambar atau foto. Gambar atau foto tersebut akan lebih menarik perhatian siswa dibanding ceramah, dengan gambar dan foto tersebut makin memperjelas pemahaman siswa. Penelitian Seth Spaulding dalam Sudjana dan


(29)

Rivai (2011: 12) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar, kesimpulannya sebagai berikut:

1) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif

2) Ilistrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman di masa lalu, melalui penafsiran kata-kata

3) Ilustrasi gambar membantu siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertai

4) Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu halaman penuh gambar, disertai beberapa petunjuk yang jelas

5) Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat para siswa menjadi efektif

6) Ilustrasi gambar hendaknya ditata sedemikian rupa.

Definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk memperlancar dan memperjelas materi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Pada proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Hal ini karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kalimat atau kata-kata tertentu.

2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik dalam Arsyad (2014: 19 - 16) mengemukakan bahwa “pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada


(30)

saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton dalam (Arsyad, 2014: 23)

menyatakan bahwa “media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama

apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat dan tindakan; (2) menyajikan informasi; (3) memberikan instruksi”.

Arsyad (2014: 29 - 30) menjelaskan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran sebagai berikut:

(1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar (2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan minatnya

(3) Media pembelajaran dapat mengatasi indera, ruang, dan waktu

(4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

Simpulan dari fungsi dan manfaat media pembelajaran pada intinya pemakaian media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat lebih mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru.

2.3.3 Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang baik memerlukan adanya perencanaan yang sistematis. Memilih media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik agar pemanfaatannya dapat efektif. Kriteria


(31)

pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media (Sudjana dan Rivai, 2011: 4 - 5), yaitu sebagai berikut:

1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. Artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sehingga lebih memungkinkan digunakannya sebuah media

2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Artinya bahan pembelajaran yang bersifat fakta, prinsip, proses, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan media agar lebih mudah dipahami siswa

3) Kemudahan memperoleh media. Artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru

4) Terampil dalam menggunakannya. Artinya apapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah terampil atau dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya. Artinya media yang digunakan hendaknya bermanfaat bagi siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung 6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa. Artinya memilih media hendaknya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, agar makna dan pesan-pesan pendidikan sampai pada siswa dan dipahami oleh siswa.


(32)

Seorang guru dalam menggunakan media haruslah mengenal situasi sebagai berikut:

1) Perhatian siswa sudah mulai berkurang. Hal ini dapat terjadi akibat dari kebosanan mendengarkan uraian materi yang disampaikan oleh guru. Tampilan media pada situasi seperti ini akan mempuyai makna bagi siswa dan menumbuhkan kembali perhatian dari mereka

2) Materi pembelajaran kurang dipahami siswa. Situasi ini sangatlah bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan

3) Terbatasnya sumber pembelajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku sumber atau tidak semua materi pembelajaran ada dalam buku sumber. Situasi seperti ini menuntut guru untuk menyelidiki sumber pembelajaran tersebut dalam bentuk media

4) Menurunnya semangat guru dalam menjelaskan materi pembelajaran. Situasi seperti ini guru dapat menampilkan media sebagai sumber belajar bagi siswa (Sudjana dan Rivai, 2011: 6)

2.3.4 Jenis Media Pembelajaran

Seels dan Glasgow (1990: 83) dalam Azhar Arsyad (2014: 35) mengelompokan media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi dibagi kedalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan teknologi mutakhir. Adapun bagian dari masing-masing kategori media pilihan yaitu sebagai berikut: 2.3.4.1Pilihan Media Tradisional

(1) Visual diam yang diproyeksikan yaitu: proyeksi apaque (tak-tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips


(33)

(2) Visual yang tak diproyeksikan yaitu: gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu

(3) Audio yaitu: rekaman piringan, pita kaset, reel, dan cartridge

(4) Penyajian multimedia yaitu: slide plus suara (tape), dan multi-image (5) Visual dinamis yang diproyeksikn yaitu: film, televisi, dan video

(6) Cetak yaitu: buku teks, modul, teks terpogram, workbook. Majalah ilmiah, dan lembaran lepas (hand-out)

(7) Permainan yaitu: teka-teki, simulasi, dan permainan papan

(8) Realia yaitu: model, specimen (contoh), dan manipulatif (peta, boneka). 2.3.4.2Pilihan Media Teknologi Mutakhir

(1) Media berbasis telekomunikasi yaitu: telekonferen, dan kuliah jarak jauh (2) Media berbasis mikroprosesor yaitu: computer-assisted instruction,

permainan computer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc.

Dilihat dari jenis-jenis pengelompokkan media dalam penelitian ini menggunakan pilihan media pembelajaran tradisional yaitu media visual dinamis yang diproyeksikan berupa slide powerpoint dengan langkah-langkah pembuatan pola dasar teknik draping didalamnya, dan media cetak berupa job sheet yang berisi tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika melaksanakan kegiatan praktek.

2.4

Media

Powerpoint

2.4.1 Pengertian Powerpoint

Sanaky dalam (Kusumaningsih, 2013: 19) mendefinisikan “Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi prsentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office, program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projector”. Microsoft Powerpoint adalah suatu software yang akan membantu daam sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga murah dalam biaya pembuatannya. Program Microsoft (Ms) powerpoint adalah sebuah program aplikasi keluarga Microsoft Office yang


(34)

biasa digunakan sebagai media untuk presentasi. Program ini cukup sederhana untuk dipahami tetapi sangat menarik untuk mempresentasikan sesuatu, sehingga program ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa powerpoint merupakan salah satu software yang mampu menampilkan program multimedia sebagai sarana presentasi dengan bantuan LCD projector.

2.4.2 Kelebihan dan kelemahan Powerpoint 2.4.2.1Kelebihan Powerpoint

Powerpoint memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut: 1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,

baik animasi teks mupun animasi gambar atau foto

2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji

3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami oleh siswa

4) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang

5) Dapat disimpan dalam bentuk optik atau magnetik (CD/Disket/Flashdisk) (pamongsakaba.wordpress.com).

Yuni Munadi dalam Nisa (2012: 26) kelebihan dari multimedia presentasi yaitu:

1) Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan kesan-kesan atau daya ingat siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran

2) Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, gambar, grafik dan suara menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi

3) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi siswa sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya

4) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah


(35)

5) Terdapat fasilitas hyperlink yang memungkinkan suatu slide dikaitkan dengan slide lainnya, atau dapat mengkaitkan suatu slide dengan suatu file bahkan bias dikaitkan dengan alamat website.

2.4.2.2Kelemahan Powerpoint

Powerpoint selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan

diantaranya sebagai berikut:

1) Jika terlalu banyak animasi, grafik, bunyi-bunyian dan sebagainya dapat mengalihkan peratian siswa terhadap materi

2) Memembutuhkan waktu lama untuk membuat pengajaran menggunakan powerpoint

3) Pemilihan warna yang terlalu terang sabgai latar belakang suatu slide dapat merusak indera penglihatan siswa

4) Penggunaan powerpoint dalam proses pembelajaran dapat membuat pengajar hanya “show and tell” tanpa menerangkan isi pengajaran

5) Jika terjadi pemadaman listrik, maka pembelajaran dengan menggunakan

media powerpoint tidak dapat dilaksanakan

(share.net/FirdhaHanifa/Firdausi-shella-hanifa-13110093).

2.4.3 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Powerpoint

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan powerpoint antara lain:

(1) Membuat judul sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai

(2) Pemilihan background harus tepat. Jangan menggunakan background yang dapat mengalihkan perhatian siswa, sehingga siswa tidak fokus dengan isi materi yang disampaikan

(3) Pemilihan jenis dan ukuran font harus tepat. Gunakan font san-serif (misalnya, arial, tahoma, verdana) dan hindari menggunakan font Serif (misalnya, Time New Roman) yang cenderung akan kelihatan kabur di layar proyektor jika melihatnya dari jauh. Untuk teks (body), gunakan ukuran font


(36)

antara 18 pt sampai 24 pt jangan menggunakan ukuran yang lebih kecil dari 18 pt karena akan membuat slide sulit dibaca dari jauh

(4) Hindari jenis font yang terlalu banyak. Jangan menggunakan lebih dari dua jenis font dalam satu slide

(5) Hindari penggunakan banyak teks. Powerpoint harusnya singkat, padat dan jelas. Gunakan beberapa gambar pendukung yang sesuai dengan materi karena siswa akan lebih mudah menerima dan mengingat informasi yang disajikan dalam bentuk gambar daripada dalam bentuk kata-kata

(6) Gunakan spasi baris yang longgar. Jika panjang baris lebih dari delapan kata gunakan spasi yang lebih longgar (1,2 pt sampai 1,5 pt) akan memudahkan siswa untuk membaca teks materi yang disajikan

(7) Sorot teks yang dianggap penting. Teks penting dapat di sorot dengan efek tebal (bold), efek bayangan (drop shadow) atau dapat menggunakan warna yang mencolok sehingga siswa dapat melihat point tersebut dengan cepat (8) Hindari penggunaan banyak warna teks

(9) Gunakan kontras untuk menonjolkan teks. Dalam ruang gelap, latar belakang gelap dengan teks putih akan tampil lebih baik dan sebaliknya jika diruang terang, latar belakang putih dengan teks hitam akan tampil lebih baik (Christopher Lee, 2013: 49 - 53).

2.4.4 Alur Penyusunan Media Powerpoint 2.4.4.1Perancangan Materi

Perancangan materi untuk media powerpoint dan job sheet pembuatan pola dasar teknik draping melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut :


(37)

1) Identifikasi Tujuan

Pembuatan media powerpoint bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada materi pembuatan pola dasar teknik

draping. Tujuan pembelajaran menggunakan media ini adalah agar siswa mampu

menguasai materi pembuatan pola dasar teknik draping baik secara teori maupun praktik.

2) Tahap Analisis

Tahap analisis pembuatan materi dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap analisis kebutuhan pengguna dan analisis instruksional. Tahap analisis kebutuhan untuk menelusuri permasalahan-permasalahan apa saja yang muncul dalam proses pembelajaran pembuatan pola dasar teknik draping. Hasil identifikasi tahap analisis kebutuhan pengguna antara lain:

1) Media pembelajaran harus memiliki tampilan yang menarik sehingga diharapkan dapat menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi pembuatan pola dasar teknik draping

2) Media pembelajaran harus mudah digunakan oleh siapa saja yang ingin mempelajari materi pembuatan pola dasar teknik draping

3) Media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di atas nilai KKM (2.66).

Tahap analisis instruksional yaitu dengan melakukan penyesuaian antara materi yang ada pada silabus yang disajikan dalam media pembelajaran. Pembelajaran sebelumnya belum menggunakan media powerpoint, dan hanya menggunakan modul yang hanya dipegang oleh guru sebagai sumber belajar


(38)

Penelitian ini menggunakan media powerpoint yang diharapkan siswa lebih mudah memahami materi pembuatan pola dasar teknik draping.

3) Identifikasi Karakter Pembelajaran

Tahap ini ditekankan pada aspek manfaat dan kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah media pembelajaran benar-benar dapat menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada di SMK Negeri 1 Kota Tegal? Apakah pemanfaatan penggunaan media pembelajaran ini tepat guna? Keadaan di sekolah khususnya SMK Negeri 1 Kota Tegal, penyampaian materi secara konvensional dengan metode ceramah kurang menarik perhatian siswa untuk belajar, karena materi yang disampaikan kadang membuat bingung, sebab penjelasan yang diberikan kurang dapat dicerna atau masih bersifat abstrak. Penggunaan media diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut yaitu dapat lebih menarik perhatian siswa untuk fokus terhadap materi pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4) Merumuskan Kompetensi Dasar

Kriteria keberhasilan dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar yang ada sesuai dengan silabus. Dimana kriteria tersebut merupakan bagian dari sub-sub kompetensi dasar, sehingga materi yang ada pada sub-sub-sub-sub kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih dalam lagi.

5) Membuat Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Penyusunan


(39)

langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

2.4.4.2 Perancangan Produk/Media

Hasil analisis tahap perencanaan media pembelajaran ini dibagi dua tahapan, yaitu tahap analisis spesifikasi teknis dan tahap analisis kerja program. Tahap analisis spesifikasi teknis untuk mengetahui persyaratan minimal sebuah

personal computer (PC) laptop/notebook untuk dapat menjalankan media

powerpoint. Media powerpoint ini dapat bekerja dalam sistem operasi Windows XP, Windows Vista, Windows 7.

Software yang digunakan dalam pembuatan powerpoint dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Powerpoint 2007 yang tergabung dalam paket Microsoft Office. Untuk menjalankan media powerpoint ini adalah sebuah unit komputer, Laptop/notebook untuk keperluan membaca dan, LCD monitor untuk menampilkan program.

Tahap analisis kerja program dilakukan untuk mengetahui kerja dari media

powerpoint yang telah dibuat. Kerja media powerpoint didesain untuk

memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Tahap analisis kerja program powerpoint sebagai berikut:

1) Desain Program

Setelah materi pembelajaran disusun maka proses selanjutnya dilakukan adalah mendesain program. Desain program adalah langkah pertama dalam pembuatan media dengan desain program sebagai berikut:


(40)

Bagan 2.1 Bagan Desain Program Media Powerpoint

2) Desain Interface

Tahap desain interface adalah penggambaran mengenai struktur program. Desain interface atau tampilan dibuat untu memudahkan dalam menterjemahkan ke dalam bentuk bahasa pemrograman. Berikut ini adalah desain interface powerpoint pada materi pembuatan pola dasar teknik draping.

C over

Menu

KOMPETENSI K I dan KD

Materi Penugasan

CLOSE

KELUAR UCAPAN TERIMAKASIH

Ada pilihan KELUAR

dan BATAL

BATAL

END PROGRAM Pola

Alat & Bahan

Body Line

Pembuatan Pola Draping


(41)

Gambar 2.1 Tampilan Cover Powerpoint

Pada halaman cover media powerpoint terdiri dari logo, judul yang disertai dengan gambar dan pada bagian cover bawah terdapat beberapa icon pilihan.

Tabel. 2.1 Keterangan Icon

Materi Kompetensi Video Penugasan

Referensi

Clo

se Petunjuk Penyusun


(42)

Tampilan isi materi berisi sub judul, penjabaran materi, serta tampilan contoh gambar untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru mengenai pembuatan pola dasar teknik draping, dan untuk lebih menarik perhatian serta memotivasi siswa dalam pembelajaran.

Gambar 2.3 Tampilan Tugas

Tampilan tugas praktek berisi petunjuk pengerjaan tugas yang harus dikerjakan dalam kegiatan praktek pembuatan pola dasar teknik draping. Sedangkan tugas rumah berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa setelah praktek selesai.

2.5

Job Sheet

2.5.1 Pengertian Job Sheet

Job Sheet atau lembar penuntun merupakan daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoprasikan atau mempraktikan sesuatu (Azhar Arsyad, 2014:37). Abdillah (2013:3) mendeskripsikan bahwa job sheet adalah lembaran-lembaran siswa berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kerja (job sheet) dikutip dari SUBDIT PEMBELAJARAN DIT.


(43)

PSMK (https//docs.google.com) adalah lembar pekerjaan yang memiliki gambar kerja sebagai materi yang akan dipraktekkan dan dibarengi langkah-langkah kerja operasional serta dilengkapi lembar evaluasi hasil praktek peserta didik Job sheet digunakan praktikan pada saat mengerjakan kerja praktek ataupun praktikum agar praktikan lebih mudah mengerjakan apa yang dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukkan (I Gusti Bagus, 2012: 20)

Pengertian di atas dijelaskan bahwa job sheet merupakan alat bantu pembelajaran berupa lembar kerja yang berisi petunjuk kerja yang disertai teknik gambar tentang langkah-langkah yang harus dikerjakan siswa untuk mengefekifkan proses pembelajaran. Manfaat yang diperoleh siswa bila menggunakan job sheet pada saat praktik yaitu lebih memahami, mengerti, dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan benar sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada didalamnya.

Job sheet pada pembuatan pola dasar teknik draping yaitu job sheet yang berisi materi mengenai pembuatan pola dasar teknik draping. Pada penelitian ini materi pada job sheet difokuskan pada proses pembuatan pola dasar teknik draping badan atas dan bawah (rok) bagian depan dan belakang mulai dari awal hingga akhir yang disertai dengan gambar.

Job sheet yang dibuat pada penelitian ini memuat beberapa point penting yaitu:

1) Tujuan pembelajaran: menggambarkan tujuan yang akan dicapai setelah siswa mengikuti pelajaran


(44)

3) Alat: menjabarkan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran

4) Keselamatan kerja: ketentuan yang harus diterapkan agar tercipta keselamatan dalam bekerja

5) Langkah kerja: berisi tentang langkah-langkah yang harus dikerjaka selama proses pembelajaran. pada bagian inilah inti dari materi yang akan diberikan pada siswa.

2.5.2 Kelebihan dan Kekurangan Job Sheet 2.5.2.1Kelebihan Job Sheet

Job sheet termasuk dalam kategori media cetak. Artinya kelebihan dari media job sheet dapat dilihat juga dari kelebihan media cetak diantaranya:

(1) Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing (2) Dapat mengulangi materi dalam media cetakan sehingga diharapkan dapat

menguasai materi pelajaran itu

(3) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak merupakan hal lumrah, perpaduan ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format sekaligus, yaitu verbal dan visual

(4) Khusus pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus member respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah

(5) Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi ilmu, namun materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah

(6) Mengecek tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan (7) Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan

secara lisan

(8) Siswa dapat mempersiapkan peralatan yang harus dipersiapkan sebelum praktek

(9) Siswa dapat membaca langkah-langkah pelaksanaan kegiatan praktek (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 33).


(45)

2.5.2.2Kekurangan Job Sheet

1) Sulit menampilakan gerak dalam halaman media Job Sheet

2) Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi gambar atau foto yang berwarna-warni

3) Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari bahkan berbulan-bulan tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada Job Sheet

(Kustandi dan Sutjipto, 2011: 33). 2.5.3 Keuntungan Penggunaan Job Sheet

Keuntungan penggunaan job sheet pada materi praktek adalah: (1) Dapat mengurangi penjelasan yang tidak perlu

(2) Memungkinkan mengajar satu kelompok yang mengerjakan tugas berbeda (3) Dapat membangkitkan kepercayaan diri pada siswa untuk membentuk

kebiasaan bekerja

(4) Merupakan persiapan yang sangat baik bagi siswa untuk bekerja di industri sebab sudah terbiasa membaca persiapan

(5) Dapat meningkatkan hasil belajar. 2.5.4 Penyusunan Job Sheet

2.5.4.1 Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan

Job sheet salah satu dari jenis media cetak, teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu: (1) konsistensi, (2) format, (3) organisasi, (4) daya tarik, (5) ukuran huruf, (6) penggunaan spasi kosong. Kustandi dan Sutjipto (2013: 87), beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak. 1) Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian kepada

informasi yang penting, misalnya kata kunci dapat diberi tekanan dengan cetakan warna merah


(46)

2) Huruf yang dicetak tebal atau dicetak miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci atau judul

3) Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak. Penggunaan garis bawah sebagai alat penuntun sedapat mungkin dihidari karena kata itu sulit dibaca.

2.5.4.2Alur penyusunan job sheet

Job sheet pada dasarnya adalah sarana pembelajaran yang memuat tentang langkah-langkah dalam membuat sesuatu pekerjaan dalam pembelajaran. Penyusunan job sheet hendaknya mengikuti cara-cara penyusunan pada umumnya. Penyusunan job sheet sebelumnya harus lebih dahulu melakukan indentifikasi teradap kompetensi dasar yang akan dipelajari dan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah disusun.

Alur penyusunan job sheet digambarkan sebagaimana bagan yang disajikan sebagai berikut.

Alur Penyusunan Job Sheet

Bagan 2.2 Alur Penyusunan Job Sheet Sumber: Peneliti

Judul Job Sheet

Identifikasi Kompeensi Dasar, Materi Pelajaran,

Kegiatan

Penyusunan Job Sheet

Validasi dan Finalisasi

Format Penulisan Sumber Belajar


(47)

2.6

Validasi Media

Powerpoint

dan

Job Sheet

Pengujian dilakukan dengan melakukan validasi media yang terdiri dari ahli media pembelajaran dan ahli materi. Pada media powerpoint penilaian dilakukan oleh ahli media yang terdiri dari beberapa aspek yaitu:

1) Aspek Tampilan meliputi: urutan penyajian, transisi antar slide, tampilan background, pemilihan warna

2) Aspek Desain Teknis meliputi: ketepatan jenis dan ukuran huruf, ketepatan pemilihan warna huruf, kualitas gambar dan ketepatan tata letak gambar, tombol navigasi dapat digunakan dengan mudah

3) Aspek Komunikasi meliputi: kemudahan memulai program, bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik siswa

4) Aspek Kemanfaatan meliputi: penggunaan media powerpoint mempermudah proses pembelajaran, penggunaan media powerpoint dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, penggunaan media powerpoint relevan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, penggunaan media

powerpoint mempermudah guru dalam penyampaian materi.

Penilaian pada media job sheet dilakukan oleh ahli materi meliputi beberapa aspek yaitu:

1) Aspek Materi meliputi: kesesuaian materi yang ada pada media job sheet sesuai dengan kompetensi dasar, ketepatan penggunaan istilah, materi yang disajikan dalam media job sheet lengkap, urutan materi dalam media job sheet tersusun secara sistematis, isi materi mudah dipahami dan dimengerti,


(48)

kesesuaian gambar langkah kerja pembuatan pola dasar teknik draping yang ditampilkan dalam media job sheet

2) Aspek Desain Pembelajaran meliputi: dengan adanya gambar siswa dapat mengingat informasi yang dipelajari, penggunaan media job sheet mempermudah proses pembelajaran, alur pembelajaran jelas, materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penggunaan media job sheet dapat memfasilitasi siswa untuk belajar ,mandiri, penggunaan media job sheet dapat meningkatkan hasil belajar.

Penilaian pada media powerpoint dilakukan oleh ahli materi meliputi beberapa aspek yaitu:

1) Aspek Materi meliputi: kesesuaian materi yang ada pada media powerpoint sesuai dengan kompetensi dasar, ketepatan penggunaan istilah, materi yang disajikan dalam media powerpoint lengkap, urutan materi dalam media powerpoint tersusun secara sistematis, isi materi mudah dipahami dan dimengerti, kesesuaian gambar langkah kerja pembuatan pola dasar teknik draping yang ditampilkan dalam media powerpoint

2) Aspek Desain Pembelajaran meliputi: dengan adanya gambar siswa dapat mengingat informasi yang dipelajari, penggunaan media powerpoint mempermudah proses pembelajaran, alur pembelajaran jelas, materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penggunaan media powerpoint dapat memfasilitasi siswa untuk belajar ,mandiri, penggunaan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar.


(49)

2.7

Strategi Pembelajaran

2.7.1 Pengertian Strategi Pembelajaran

Hamdani (2010: 19) mengatakan bahwa “strategi dapat diartikan sebagai

suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu serta kemudahan secara optimal”. Dick dan Carey dalam Sanjaya (2006: 126) menjelaskan bahwa apabila dihubungkan dengan proses pembelajaran strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Dalam dunia pendidikan strategi menurut J.R Danid dalam Sanjaya (2006: 126) diartikan sebagai “a plan method or series of activities designed to achieves a particular educational goal’. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Peranan perecanaan strategi pembelajaran sangat penting hal ini apabila guru mengajar siswa yang berbeda, baik segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan dan minat dalam belajar strategi pembelajaran diperlukan untuk diterapkan. Desain strategi pembelajaran mutlak dikontekstualisasikan dengan desain kompetensi, desain materi,mata pelajaran dan evaluasi.

2.7.2 Media Powerpoint dan Job Sheet dalam Pembuatan Pola Draping Pembelajaran dengan mengggunakan powerpoint dilaksanakan pada pertemuan pertama. Media powerpoint diberikan kepada siswa secara klasikal. Model pembelajaran klasikal adalah model pembelajaran dimana guru mengajar sejumlah siswa, biasanya antara 30 sampai dengan 40 orang siswa di dalam


(50)

sebuah ruangan. Siswa diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama, sedangkan pembelajaran dengan menggunakan job sheet dilaksanakan pada pertemuan kedua dan ketiga pada saat siswa melakukan kegiatan pengamatan gambar langkah-langkah kerja sebelum dilaksanakannya praktek. Ada 3 kegiatan dalam proses pembelajaran yaitu pendahulan, inti dan penutup. Alokasi waktu 3 x pertemuan @ 4 jam.

Tabel 2.2 Strategi Pembelajaran

Pertemuan Kegiatan Waktu

Pertemuan Ke - 1

Pendahuluan:

1) Siswa menjawab salam guru, berdo’a,

mengkondisikan siap belajar

2) Siswa menyimak tujuan pembelajaran

3) Guru memotivasi siswa agar berperan aktif selama proses pembelajaran

4) Pre-test untuk mengukur kemampuan awal siswa

35 menit

Kegiatan Inti: a. Mengamati

1) Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru 2) Memperkenalkan materi pembelajaran

melalui media powerpoint

3) Siswa mengamati media yang diberikan guru mengenai pembuatan pola dasar teknik draping badan atas dan badan bawah (rok). b. Menanya

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembuatan pola dasar teknik draping.

2) Menanyakan kepada siswa tentang pengetahuan dan ketrampilan apa yang mereka miliki mengenai pola.

c. Eksperimen

1) Siswa membuat pola dasar teknik draping badan atas bagian depan

120 menit


(51)

2) Siswa menganalisa hasil pola yang dibuat sendiri.

d. Asosiasi

1) Diskusi dalam kelompok kecil tentang cara pembuatan pola dasar teknik draping badan atas bagian depan.

Penutup:

1) Siswa merefleksi penguasaan yang telah dipelajari dengan membuat catatan kesimpulan materi

2) Guru memberikan quiz kepada siswa dan memberikan point bagi siswa yang berani menjawab.

3) Siswa saling memberikan umpan balik dari hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai

4) Siswa menyepakati tugas yang harus dilakukan berkaitan dengan materi pelajaran 5) Berkemas: piket kelompok

6) Berdo’a dan memberi salam pulang.

25 menit

Pertemuan Ke – 2

Pendahuluan:

1) Siswa menjawab salam guru, berdo’a,

mengkondisikan siap belajar

2) Guru memotivasi siswa agar berperan aktif selama proses pembelajaran

3) Guru menerangkan kembali materi sebelumnya.

20 menit

Kegiatan Inti:

a. Mengamati

1) Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru 2) Siswa mengamati gambar langkah-langkah

pembuatan pola dasar teknik draping badan atas bagian belakang yang ada pada job sheet.

b. Menanya

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembuatan pola dasar dengan teknik draping badan atas bagian belakang.

c. Eksperimen

1) Siswa membuat pola dasar teknik draping 135 menit


(52)

badan atas bagian belakang dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang ada pada job sheet

2) Siswa menganalisa hasil pola yang dibuat sendiri.

d. Asosiasi

1) Diskusi dalam kelompok kecil tentang cara pembuatan pola dasar teknik draping.

Penutup:

1) Guru memberikan tugas kepada siswa berupa laporan praktek pembuatan pola dasar teknik draping badan atas dan badan bawah (rok) 2) Siswa menyepakati tugas yang harus

dilakukan berkaitan dengan materi pelajaran 3) Berkemas: piket kelompok

4) Berdo’a dan memberi salam pulang.

25 menit

Pertemuan Ke -3

Pendahuluan:

1) Siswa menjawab salam guru, berdo’a,

mengkondisikan siap belajar

2) Guru memotivasi siswa agar berperan aktif selama proses pembelajaran.

15 menit

Kegiatan Inti:

a. Mengamati

1) Siswa mengamati gambar langkah-langkah pembuatan pola dasar teknik draping badan bawah (rok) bagian depan dan belakang yang ada pada job sheet.

b. Menanya

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembuatan pola dasar dengan teknik draping badan bawah (rok) bagian depan dan belakang.

c. Eksperimen

1) Siswa membuat pola dasar teknik draping badan bawah bagian depan dan belakang dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang ada pada job sheet

2) Siswa menganalisa hasil pola yang dibuat sendiri.

135 menit


(53)

d. Asosiasi

1) Diskusi dalam kelompok kecil tentang cara pembuatan pola dasar teknik draping badan bawah (rok) bagian depan dan belakang.

Penutup:

1) Siswa mengerjakan post-test 2) Berkemas: piket kelompok

3) Berdo’a dan memberi salam pulang

.

30 menit

3 X Pertemuan @4 jam/ minggu @1 jam= 45 menit. (180 x 3 pertemuan = 540)

540 menit

2.8

Hasil Belajar

2.8.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 200). Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, (2009: 85) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan tersebut diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan setiap proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada aspek tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk mengetahui berhasil dan tidaknya hasil belajar dapat diukur dengan alat bantu evaluasi yaitu tes, sedangkan hasil belajar diwujudkan dalam bentuk nilai dan angka.

Benyamin S. Bloom dalam Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, (2009:


(54)

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Adapun pengertian jenis-jenis ranah belajar sebagai berikut:

2.8.1.1Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual (Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2009: 86). Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

1) Pengetahuan (Knowledge)

Tipe hasil belajar pengetahuan (Knowledge), didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari

sebelumnya ( Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2009: 86). Tipe hasil belajar

pengetahuan pembuatan pola dasar dengan teknik draping diharapkan siswa dapat mengetahui, serta mengingat tentang pengetahuan pola, alat serta bahan yang digunakan dalam pembuatan pola, langkah-langkah pembuatan pola.

2) Pemahaman (Comprehention)

Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention) diidentifikasikan sebagai

kemampuan memperoleh makna dari materi pelajaran (Achmad Rifa’I dan

Catharina Tri Anni, 2009: 86). Tipe hasil belajar pemahaman pembuatan pola dasar dengan teknik draping adalah siswa dapat memahami materi tentang pengertian pola draping, menentukan garis bentuk tubuh berdasarkan anatomi tubuh dalam pengukuran (membuat body line), alat dan bahan yang dibutuhkan, proses pembuatan pola dasar dengan teknik draping, tanda-tanda pola.


(55)

3) Penerapan

Tipe hasil belajar penerapan mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip dalil dan teori. Hasil belajar di bidang ini memerlukan tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada tingkat pemahaman

sebelumnya ( Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2009: 86). Tipe hasil belajar

pembuatan pola dasar teknik draping diharapkan, setelah memahami dan merespon materi yang diberikan, siswa dapat mempraktikannya salah satunya siswa dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pembuatan pola dasar teknik draping.

4) Analisis

Tipe hasil belajar analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya (Achmad

Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2009: 86). Tipe hasil belajar analisis pembuatan

pola dasar teknik draping adalah siswa dapat menganalisis atau membaca gambar langkah-langkah pembuatan pola dasar teknik draping dengan cermat kemudian dapat mempraktikannya.

5) Sintesis

Tipe hasil belajar sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru ( Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2009: 86). Tipe hasil belajar sintesis pembuatan pola dasar teknik draping adalah siswa mampu menyimpulkan apa saja yang merupakan dasar utama dalam membuat pola agar diperoleh hasil yang baik.


(56)

6) Penilaian/ Evaluasi

Tipe hasil belajar evaluasi mengacu pada kemampuan membuat keputusan

tentang nilai materi pelajaran (Achmad Rifa’I dan Catharina Tri Anni, 2009: 86).

Tipe hasil belajar evaluasi pembuatan pola dasar teknik draping adalah siswa mampu memperbaiki pola apabila terjadi kesalahan seperti tanda-tanda pola. 2.8.1.2Ranah Afektif (Afective Domain)

Tipe hasil belajar ranah afektif meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan minat, sikap, nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Menurut Krathwahl, Bloom dan Mansia dalam Nur’aini (2008: 9) hasil belajar bidang afektif meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Bidang ini sangat sulit diniai karena perilakunya tidak selalu nyata, apa yang dilakukan mungkin tidak sama dengan apa yang ada dalam hati, sehingga sering kali guru kesulitan dalam mengidentifikasi. Bidang afektif ini terdiri dari lima aspek, yaitu: menerima, merespon/menjawab, menilai, organisasi, karakteristik nilai. Aspek-aspek tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Menerima (Receiving)

Aspek ini berkenaan dengan membangkitkan dan mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pembuatan pola dasar teknik draping yang diberikan oleh guru sehingga materi yang diberikan dapat dipahami oleh siswa.

2) Merespon (Responding)

Aspek ini diharapkan siswa dapat merespon materi pembuatan pola dasar teknik draping yang telah diberikan oleh guru salah satunya dengan mengajukan


(57)

pertanyaan jika merasa kurang paham dengan penjelasan guru, siswa dapat mengerjakan soal latihan dan sebagainya

3) Menilai (Valueing)

Aspek ini diharapkan siswa dapat menggambarkan, membedakan, mempelajari materi yang telah diberikan.

4) Organisasi (Organization)

Aspek ini mengacu pada proses pembentukan nilai serta menyususn suatu sistem nilai yang menyatukan nilai-nilai yang berbeda.

5) Karakteristik (Characterization)

Aspek ini mengacu pada proses perwujudan nilai-nilai, sehingga tingkah lakunya menunjukkan karakteristik atau identitas dari siswa tersebut

(Nur’aini,2008: 10).

2.8.1.3Ranah Psikomotorik

Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan motorik yang melibatkan otot gerak yag membutuhkan koordinasi otot. Pada dasarnya ketrampilan psikomotorik merupakan keahlian menampilkan gerakan yang kompleks secara efisien. Ketrampilan ini bergantung pada kekomplekan gerakan dan keindahan. Hasil belajar ranah psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar yang diterapkan pada materi pembuatan pola dasar teknik draping adalah siswa mampu dan terampil dalam pembuatan pola dasar teknik draping, sesuai dengan langkah-langkahnya. Sehingga siswa akan menerima pengalaman belajarnya dengan perubahan tingkah laku yang lebih baik.


(58)

2.8.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Slameto (2013: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 2 yaitu:

a. Faktor intern, diantaranya

(1) Faktor Jasmaniah, diantaranya adalah : faktor kesehatan dan cacat tubuh (2) Faktor Psikologis, diantaranya adalah: intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, kesiapan (3) Faktor Kelelahan.

b. Faktor ekstern, diantaranya

(1) Faktor Keluarga , meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan

(2) Faktor Sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

(3) Faktor Masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

2.9

Materi Pokok Pembuatan Pola Dasar Teknik

Draping

2.9.1 Pola Dasar Teknik Draping

Pola adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian, ketika bahan digunting (Porrie Muliawan,2012: 2). Pola berdasarkan teknik pembuatannya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Teknik pembuatan pola dengan teknik draping atau memulir, adalah cara pembuatan pola berdasarkan bentuk badan bukan berdasarkan ukuran badan. Cara pembuatannya dengan menempelkan kain atau kertas ketela langsung diatas paspop/ tubuh seseorang

2. Teknik pembuatan pola dengan konstruksi atau flat pattern,adalah cara pembuatan pola busana berdasarkan ukuran badan seseorang dengan sistem tertentu, misalnya sistem praktis, Wilsma, Soen, Meyneke, Dressmaking dll.


(59)

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan teknik pembuatan pola dengan teknik draping antara lain:

(1) Dapat melihat proporsi garis-garis desain pada tubuh (2) Dapat melihat pas atau tidaknya pola tersebut pada tubuh (3) Dapat melihat keseimbangan garis-garis desain pada tubuh (4) Dapat melihat style busana

Didalam membuat pola perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja antara lain:

1) Gunakan pakaian kerja saat praktek 2) Gunakan alas kaki (sepatu)

3) Ikat rambut bila mengganggu

4) Duduklah ketika mengerjakan pola draping, kecuali mengerjakan draping pada bagian-bagian yang tinggi seperti bahu, leher dan kerung lengan. 5) Sematan jarum harus dimasukkan ke dalam dengan arah ke bawah 6) Hindari kebiasaan menggigit jarum, sebaiknya gunakan bantalan jarum 7) Lakukan setiap proses sesuai dengan langkah kerja yang ditentukan 8) Mintalah petunjuk guru apabila ada hal-hal yang belum jelas 9) Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan disiplin

10) Rapikan tempat setelah selesai melaksanakan praktek

Untuk membuat pola dasar dengan teknik draping, ada beberapa tahapan yaitu:

(1) Membuat body line pada dressform/paspop


(60)

(3) Membuat pola dasar badan atas dan bawah sesuai dengan langkah-langkah membuat pola dengan menyemat dengan jarum, ditandai dengan pensil/ kapur jahit

(4) Setelah selesai dengan keseluruhan bagian pola dan menandai garis-garis penting, kain blaco/ kertas ketela diangkat dengan hati-hati

(5) Memperbaiki, membentuk kembali garis-garis yang didapat pada hasil draping (Sri Wening, 2014: 8-9).

2.9.2 Alat dan Bahan Membuat Pola 2.9.2.1Alat

1. Dressform/Paspop

Patung tiruan berbentuk badan manusia pria maupun wanita yang digunakan oleh perancang/penjahit untuk mereka-reka bahan, melihat bagaimana jatuhnya bahan dan potongan baju secara 3 dimensi digunakan untuk pembuatan pola khusus (Hardisurya,dkk, 2010: 64)

Gambar 2.4. Gambar Paspop Sumber:http://www.gopixpic.com/ 2. Pita Ukur

Alat untuk mengukur badan model dan paspop. Alat ini juga digunakan pada waktu penyesuaian pola dan menyiapkan bahan.


(61)

Gambar 2.5. Gambar Pita Ukur Sumber:http://pixgood.com/pita-ukur.html 3. Penggaris

Penggaris lurus, segitiga siku-siku, mistar lengkung berbentuk garis panggul. Penggaris lengkung berbentuk kerung lengan dipergunakan pada waktu memperbaiki garis-garis pola.

Gambar 2.6. Gambar Penggaris. Sumber:http://idkf.bogor.net

4. Jarum

Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3-4 cm. Bentuk jarum pentul yang dipergunakan pada pembuatan pola ini adalah jarum pentul yang ujungnya runcing, panjang dan tidak terdapat pegangan mutiara pada ujungnya.


(62)

Gambar 2.7. Gambar Jarum Tanpa Kepala Sumber: Dok. Pribadi

5. Gunting Kain

Panjang gunting ± 12 cm, ujungnya tajam, dan tidak terlalu berat. Gunting diperlukan untuk memotong kain blaco dan memberi bentuk yang baik pada bagian-bagian lengkung pada proses draping. Pembuatan pola draping biasanya menggunakan gunting pada no1 jika menggunakai kertas ketela dan no 2 jika menggunakan kain blaco.

Gambar 2.8. Gambar Macam-macam Gunting Sumber:http://www.azurammel.com

http://www.mayacrafts.asia/shop/gunting-benang/

6. Pensil

Pensil hitam dipilih yang tidak terlalu keras. Pensil digunakan untuk memindahkan garis-garis pola yang terdapat pada dressform/paspop.

1. 2. 3. 4.


(63)

Gambar 2.9. Gambar Pensil Sumber: Dok. Pribadi 7. Bantalan jarum

Bantalan jarum digunakan untuk meletakan jarum pentul baik jarum pentul yang berkepala maupun yang tidak berkepala.

Gambar 2.10. Bantalan Jarum

Sumber: http://brosmurah.com/tuspin/bantalan-jarum-tuspin

2.9.2.2Bahan 1. Blaco

Bahan utama pada pembuatan pola sistem draping adalah kain blaco. Ada bermacam-macam jenis bahan blaco yang dapat dipergunakan sesuai dengan desain: (1) Blaco kasar digunakan untuk pemula, karena sangat mudah mengetahui arah serat kainnya; (2) Blaco ringan atau tipis diigunakan untuk membuat draping dengan model yang ditekankan pada kelembutan bahan atau soft draping; (3) Blaco tebal digunakan pada pembuatan pakaian pria atau jenis pakaian jas (tailored garment).


(1)

222

LAMPIRAN 16

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING SURAT IJIN PENELITIAN


(2)

(3)

(4)

(5)

226

LAMPIRAN 17


(6)