Bagi Pengajar Manfaat Teoretis

10 Maksudnya yaitu Teknologi Pendidikan adalah suatu teori dan praktik untuk merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses-proses dan sumber-sumber belajar. Definisi Teknologi Pendidikan juga dinyatakan oleh AECT pada tahun 2004 dalam Haryanto, 2015: 11 yaitu: “Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.” Maksudnya yaitu Teknologi Pendidikan sebagai sebuah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Pendapat lain dikemukakan oleh Commisssion on Instructional Technology dalam Sukiman 2012: 3 yang menyatakan bahwa: “Instructional technology means the media born of the communications revolution which can be used for instructional purpose alongside the teacher, the book, and the blackboard.” Maksudnya yaitu Teknologi Pembelajaran ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam tujuan pendidikan selain guru, buku dan papan tulis. Berdasarkan beberapa definisi tentang Teknologi Pendidikan di atas, dapat dinyatakan bahwa teknologi pendidikan itu adalah sebuah bidang studi, teori, sarana, bidang disiplin ilmu, dan parktik etis untuk memfasilitasi dan mempermudah proses pendidikan dan juga sebagai 11 sebuah proses dalam menganalisis masalah, menemukan solusi, melakukan evaluasi serta mengelola pemecahan masalah yang berkaitan dengan semua aspek belajar manusia dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan peralatan-peralatan yang medukung aspek pembelajaran.

2. Kawasan Teknologi Pendidikan

Menurut Seels and Richey 1994: 26, lingkup kawasan Teknologi Pendidikan dibedakan menjadi lima kawasan yang saling melengkapi. Ke lima kawasan tersebut meliputi kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan evaluasi. Kelima kawasan tersebut secara teori maupun praktek melakukan kegiatan dalam mengefeektifkan proses dan sumber untuk mengatasi masalah belajar. Berdasarkan uraian di atas disebutkan bahwa hubungan antara ke lima kawasan tersebut tidak hanya bersifat linear, namun saling melengkapi. Sifat tersebut dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.