Pengertian Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan Psikologis

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kesejahteraan Psikologis

Psychological Well Being

1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Psychological Well Being Carol D. Ryff dalam Edwards, 2007: 60, penggagas teori Psychological Well-Being PWB memberikan penjelasan bahwa Psychological Well-Being merupakan pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan di mana individu dapat menerima kelebihan dan kekurangan dirinya yang didasarkan pada enam aspek kebutuhan biologis yang mewakili kriteria fungsi psikologi positif yaitu kemandirian autonomy , pengembangan pribadi personal growth , penguasaan lingkungan environmental mastery , tujuan hidup purpose in life , hubungan positif dengan orang lain positive relations with other , dan penerimaan diri self-acceptance . Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan bahwa kesehatan yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik saja. Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa baik secara psikologis. Kebutuhan kesejahteraan psikologis psychological well-being merupakan salah satu indikator kesejahteraan individu yang banyak digunakan untuk melihat pemenuhan individu terhadap kriteria fungsi psikologi positif. Ryff dalam Compton 2005: 179, mengembangkan skala kesejahteraan psikologis untuk mengukur keenam dimensinya. 12 Penelitiannya dengan menggunakan skala dan dukungan enam aspek dimensi kesejahteraan psikologis menunjukkan pengukuran yang valid pada positive mental health . Ryff juga menemukan dimensi yang berbeda dari kesejahteraan psikologis yang dapat menjadi hal yang lebih penting dibandingkan dengan dimensi lainnya. Kesejahteraan psikologis yang tinggi pada usia muda cenderung kurang didasarkan pada penguasaan lingkungan tetapi pada perkembangan pribadi, sementara kesejahteraan psikologis yang tinggi pada usia setengah baya dewasa madya cenderung memerlukan dimensi otonomi dan penguasaan lingkungan Ryff, 1989b. Ryff juga menemukan cara orang yang berbeda-beda untuk mendapatkan kesejahteraan psikologis dari berbagai aspek kehidupannya. Orang muda mengasosiasikan kebahagiaan dengan aktivitas kesenangan, orang setengah baya mengasosiasikan pada hubungan positif dengan keluarga dan teman, sementara orangtua mengasosiasikan pengalaman kerjanya di masa lalu dan saat ini untuk pengalaman pendidikan. Sementara Campbell dalam Edward, 2007: 62 mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai hasil dari evaluasi yang dilakukan seseorang terhadap hidupnya baik evaluasi secara kognitif maupun evaluasi secara emosi. Evaluasi secara koginitif, kesejahteraan adalah sebuah bentuk kepuasan dalam hidup, sementara sebagai hasil dari evaluasi emosi yaitu berupa affect atau perasaan senang. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan psikologis dapat diartikan sebagai suatu kepuasan secara 13 psikologis yang diusahakan oleh seorang individu terhadap aspek kehidupan sehingga tercapai perasaan bahagia. Usaha tersebut meliputi enam aspek yaitu menjadi pribadi yang mandiri, terus bertumbuh secara personal, mampu mengendalikan lingkungan, memiliki tujuan hidup, dan mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, serta dapat menerima kekurangan dan kelebihan diri.

2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis