Pertanyaan Penelitian Hipotesis Tindakan

53 refleksi reflect. Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan. Tahapan berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang dinginkan benar-benar tercapai. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami.

D. Pertanyaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini lebih menekankan pada persiapan, proses dan hasil penelitian, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola dasar badan sistem praktis dengan menggunakan media flipchart berbantuan jobsheet bagi siswa kelas X SMK Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta? 2. Bagaimana peningkatan kompetensi siswa dalam membuat pola dasar badan sistem praktis dengan menggunakan media flipchart berbantuan jobsheet bagi siswa kelas X SMK Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta? 54

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut yaitu : 1. Terdapat peningkatan kompetensi siswa dalam membuat pola dasar badan sistem praktis menggunakan media flipchart berbantuan jobsheet bagi siswa kelas X SMK Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta dengan dua kali siklus. 55

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Departemen Pendidikan Nasional Suharsimi Arikunto, 2010:1 berpendapat bahwa jenis penelitian ini merupakan penelitian yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara luas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam setuasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut Kemmis dan Taggart dalam Suwarsih, 1994 : 2. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif antara 2 orang atau 2 pihak, ialah praktisi dan penelitian. Dalam hal ini, peneliti merupakan observer utama dan guru dipandang sebagai praktisi yang tidak mempunyai kesempatan melakukan observasi atau monitoring, melainkan semata-mata menjalankan skenario pembelajaran. Guru hanya berperan mengembangkan pembelajaran tindakan menurut rencana tindakan yang telah dirancang. Sementara bagaimana dampak dan situasi kelas sebelum, selama, dan setelah tindakan adalah menjadi tanggung jawab peneliti atau observer Pardjono, 2007 : 41. Suharsimi 2006: 17 mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran pembuatan pola itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan seorang guru yang sedang melakukan tindakan. Oleh karena itu, dijelaskan oleh Pardjono, dkk 2007: 10 bahwa dalam PTK peneliti harus berkolaborator dengan guru, sehingga peneliti dan guru melakukan tindakan sampai pada tahap analisis dan refleksi.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBUATAN POLA DASAR CELANA WANITA MENGGUNAKAN METODE CIRC BERBANTUAN JOBSHEET DAN POWERPOINT DI SMK II PIRI YOGYAKARTA.

0 2 192

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MEMBUAT POLA LENGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

0 2 313

PENERAPAN MEDIA FLIPCHART UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR ROK PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA DI MAN YOGYAKARTA III.

1 2 216

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBUAT POLA DASAR BUSANA WANITA SISTEM BUNKA BERBASIS MOBILE APPLICATION DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

13 87 283

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEBAYA MELALUI PENERAPAN METODE DRILL AND PRACTICE BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK NEGERI 1 DEPOK SLEMAN.

0 0 1

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BUSANA ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO.

0 0 2

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BUSANA ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO.

0 1 160

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN BANTUAN MEDIA JOBSHEET PADA MATA DIKLAT MEMBUAT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 6 PURWOREJO.

0 1 309