9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan
bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan Sabarti Akhadiah, 1993: 22.
Farida Rahim 2008: 2 menjelaskan bahwa membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psiko linguistik, dan metakognif. Senada dengan pendapat Mulyono Abdurahman 2003: 200
yang menyatakan membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak
mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman.
Soedarso 2006: 4 menjelaskan bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah. Aktivitas yang kompleks dalam membaca meliputi pengertian dan khayalan, mengamati, serta mengingat-ingat. Membaca
adalah kemampuan yang kompleks. Pembaca tidak hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya memahami makna
lambang-lambang tertulis Harjasujana, 1996: 5.
10 Saleh Abbas 2006: 101 menyatakan bahwa membaca merupakan
salah satu jenis kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi,
ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Oleh karena itu membaca sangatlah penting karena dengan membaca kita dapat melatih
kemampuan berfikir, menambah pemahaman dan menambah wawasan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, membaca adalah suatu
aktifitas kompleks baik fisik maupun mental untuk membunyikan lambang- lambang tertulis yang bertujuan untuk mendapatkan pesan atau informasi.
2. Pengertian Membaca Permulaan
Menurut Darmiyati Zuchdi 19961997: 50 pembelajaran membaca di kelas I dan II itu merupakan pembelajaran membaca tahap awal.
Keterampilan membaca yang diperoleh siswa di kelas I dan Kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas-kelas berikutnya.
Supriyadi 1992: 133 menjelaskan bahwa pembelajaran membaca di sekolah dasar dapat dikelompokan ke dalam dua bagian yaitu membaca
permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan di kelas I dan II dengan mengutamakan pada keterampilan segi mekanisnya.
Puji Santoso 2007: 3.19 menyatakan bahwa pembelajaran membaca di sekolah dasar terdiri atas dua bagian yakni membaca permulaan yang
dilaksanakan di kelas I dan II. Melalui membaca permulaan ini siswa diharapkan mampu mengenal huruf, suku kata, kata dan kalimat.
11 Berdasarkan beberapa uraian di atas, membaca permulaan adalah
membaca yang dilaksanakan pada kelas I dan II, dimulai dengan pengenalan huruf-huruf yang lebih menitikberatkan pada aspek ketepatan dalam lafal,
intonasi , kelancaran dan kejelasan suara.
3. Tujuan Pembelajaran Membaca Permulaan