Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Opini Audit terhadap Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN OPINI AUDIT TERHADAP

KETIDAKTEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH:

DEVI HERTY PRATIWI NABABAN 110522161

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN OPINI AUDIT TERHADAP

KETIDAKTEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan desain penelitian kausal dimana populasi penelitiannya adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% ( = 0,05 ) serta uji koefisien determinasi.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purpose sampling dan dari 41 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 diperoleh 15 perusahaan dikalikan dengan 3 tahun pengamatan menjadi 45 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan variabel debt to equity ratio (DER) dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan. Secara simultan, ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio

(DER) dan opini audit berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Kata kunci : Ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Opini Audit.


(3)

ABSTRACT

ANALYSYS EFFECT OF THE SIZE OF COMPANIES, PROFITABILITY, DEBT TO EQUITY RATIO AND AUDIT OPINION ON THE UNDUE

TIME OF FINANCIAL REPORTING ON REAL ESTATE AND PROPERTY COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to determine whether the size of companies, profitability, debt to equity ratio and audit opinion to the partial and simultaneous effect on the undue time of financial reporting. The research was carried out on real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Research conducted using the method of causal design research where the population is real estate and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011. The data collected were analyzed with the data analysis to prior classical assumption test before testing the hypothesis. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test and f test at a significance level of 5% ( =0,05) and test the coefficient of determination.

Sample selection is done by purposive sampling method from 41 real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange gained 15 companies 2009-2011 period by 3 years of observation into 45 companies as a sample. Data obtained through the Indonesia Stock Exchange website and data from ICMD (Indonesia Capital Market Directory)

Hypothesis test results indicate that partially the size of companies and profitability variables significantly influence the undue time of financial reporting, while debt to equity ratio and audit opinion not significant effect on the undue time of financial reporting. Simultaneously, the size of companies, profitability, debt to equity ratio and audit opinion significant effect on the undue time of financial reporting.

Keywords : Undue Time of Financial Reporting, Size of the Company, Profitability, Debt to Equity Ratio and Audit Opinion.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skrispi ini berjudul : ” Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Opini Audit terhadap Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa selama proses penyusunan skrispi ini yakni kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Yeti Meliany Lubis SE, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zainal A.T Silangit, SE, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Orangtua penulis, Ayahanda Jojor Nababan dan Ibunda Anita Aritonang yang

telah menjadi motivator sehingga penulis tetap bersemangat mengerjakan skripsi ini.Terimakasih buat doa, pengertian, kesabaran, pengorbanan dan dukungannya.

7. Saudara penulis Dodi Nababan, Laurent Nababan, dan Livia Nababan, yang selalu membantu dan memberikan dukungan, semangat maupun doa bagi penulis.

8. Sahabat penulis Ratna Fitri Siagian SE, Hernita Nasution A.Md, Syari SH, Nahda A.Md, Yohanita SE, Natalina A.Md, Evan SE dan teman-teman semua terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

9. Kekasih penulis Dendry Manalu BBA terima kasih atas doa, dukungan, dan cinta nya dalam penyusunan skripsi penulis.

Penulis sadar bahwa skrispi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan.

Medan, 2014 Penulis,

110522161


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1. Laporan Keuangan ... 10

2.1.2. Audit Laporan Keuangan ... 11

2.1.3. Teori Kepatuhan ... 13

2.1.4. Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 15

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 16

2.1.5.1. Ukuran Perusahaan ... 17

2.1.5.2. Profitabilitas ... 9

2.1.5.3. Debt to Equity ... 19

2.1.5.4. Opini Audit ... 21

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 26

2.3.1. Kerangka Konseptual ... 26

2.3.2. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.5.1. Variabel Independen (X) ... 34

3.5.1.1. Ukuran Perusahaan (X 1) ... 34

3.5.1.2. Profitabilitas (X 2)... ... 34

3.5.1.3. Debt to Equity Ratio (X 3)... ... 35


(7)

3.5.2. Variabel Dependen (Y)... ... 35

3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.7 Metode Analisis Data... ... 37

3.7.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 38

3.7.1.1. Uji Normalitas ... 38

3.7.1.2. Uji Multikolinieritas ... 39

3.7.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.7.1.4. Uji Autokorelasi...… ... 41

3.7.2. Uji Koefisien Determinasi….. ... 42

3.7.3. Pengujian Hipotesis ... 43

3.7.3.1. Uji F (Secara Simultan) ... 43

3.7.3.2. Uji t (Secara Parsial) ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian...45

4.2 Analisis Hasil Penelitian... ..46

4.2.1. Statistik Deskriptif ... ..46

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik ... ..49

4.2.2.1 Uji Normalitas ... ..49

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... ..54

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... ..57

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... ..58

4.2.3. Uji Koefisien Determinasi ... ..58

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... ..60

4.2.4.1 Uji F (Secara Simultan) ... ..60

4.2.4.2 Uji t (Secara Parsial) ... ..60

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... ..63

4.3.1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan ... ..63

4.3.2. Pengaruh profitabilitas terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan ... ..64

4.3.3. Pengaruh debt to equity ratio terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan ... ..65

4.3.4. Pengaruh opini audit terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan ... ..66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... ..67

5.2 Saran ... ..68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(8)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN OPINI AUDIT TERHADAP

KETIDAKTEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan desain penelitian kausal dimana populasi penelitiannya adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% ( = 0,05 ) serta uji koefisien determinasi.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purpose sampling dan dari 41 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 diperoleh 15 perusahaan dikalikan dengan 3 tahun pengamatan menjadi 45 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan variabel debt to equity ratio (DER) dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan. Secara simultan, ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio

(DER) dan opini audit berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Kata kunci : Ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Opini Audit.


(9)

ABSTRACT

ANALYSYS EFFECT OF THE SIZE OF COMPANIES, PROFITABILITY, DEBT TO EQUITY RATIO AND AUDIT OPINION ON THE UNDUE

TIME OF FINANCIAL REPORTING ON REAL ESTATE AND PROPERTY COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to determine whether the size of companies, profitability, debt to equity ratio and audit opinion to the partial and simultaneous effect on the undue time of financial reporting. The research was carried out on real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange.

Research conducted using the method of causal design research where the population is real estate and property companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011. The data collected were analyzed with the data analysis to prior classical assumption test before testing the hypothesis. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test and f test at a significance level of 5% ( =0,05) and test the coefficient of determination.

Sample selection is done by purposive sampling method from 41 real estate and property companies listed in Indonesia Stock Exchange gained 15 companies 2009-2011 period by 3 years of observation into 45 companies as a sample. Data obtained through the Indonesia Stock Exchange website and data from ICMD (Indonesia Capital Market Directory)

Hypothesis test results indicate that partially the size of companies and profitability variables significantly influence the undue time of financial reporting, while debt to equity ratio and audit opinion not significant effect on the undue time of financial reporting. Simultaneously, the size of companies, profitability, debt to equity ratio and audit opinion significant effect on the undue time of financial reporting.

Keywords : Undue Time of Financial Reporting, Size of the Company, Profitability, Debt to Equity Ratio and Audit Opinion.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Ketepatan waktu merupakan suatu atribut laporan keuangan kualitatif yang penting, yang mengharuskan laporan keuangan tersebut dibuat secepat mungkin untuk dipakai oleh para pengguna laporan keuangan. Ketidaktepatan waktu dalam melaporkan laporan keuangan dapat mengurangi isi dan relevansi dari laporan keuangan itu sendiri. Ketidaktepatan waktu publikasi laporan keuangan menyebabkan meningkatnya ketidakpastian berhubungan dengan keputusan yang dibuat berdasarkan informasi dalam laporan keuangan tersebut, sehingga dapat berakibat keputusan menjadi tidak berkualitas.

Ketidaktepatan waktu dalam melaporkan laporan keuangan menjadi sangat penting mengingat para investor cenderung akan memilih obyek investasi yang memiliki tingkat pengembalian tinggi dan tingkat resiko yang rendah. Pada saat investor ingin melakukan perdagangan di pasar modal, mereka harus membuat keputusan yang hati-hati. Sektor properti dan real estate merupakan sektor yang bagus untuk melakukan investasi di pasar modal Indonesia. Keuntungan investasi yang dihasilkan cukup besar karena harga properti di Indonesia tidak pernah turun tetapi terus naik. Bahkan dalam situasi krisis banyak masyarakat yang tetap berinvestasi di bidang properti. Kenaikan harga properti di Indonesia dikarenakan permintaan yang selalu bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat


(11)

perbelanjaan, tempat hiburan dan lain-lain, sedangkan persediaan tanah bersifat tetap.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi-informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya dan kinerja yang dimiliki suatu perusahaan kepada calon investor, calon kreditor dan pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Bagi pihak manajemen, laporan keuangan digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen perusahaan untuk periode mendatang. Laporan keuangan juga menjadi sarana komunikasi dari manajemen kepada investor dan kreditor sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan sebagai image dari badan usaha. Untuk itu setiap perusahaan publik sebaiknya memberikan image yang baik kepada publik atau investor agar mereka berminat menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut.

Pada UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan yang go public wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.

Namun, sejak tanggal 30 September 2003, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) semakin memperketat peraturan dengan


(12)

dikeluarkannya Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : Kep-36/PM 2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen harus disampaikan kepada Bapepam-LK selambat – lambatnya 90 hari setelah tanggal laporan keuangan. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka Bapepam-LK akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.

Laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Hal ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan semakin meningkat. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Sesuai dengan diterbitkannya peraturan Bapepam, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Indikator utama yang menentukan persepsi ketidaktepatan waktu oleh pengguna informasi audit adalah


(13)

lamanya waktu tanggal laporan keuangan akhir tahun sampai dengan tanggal penyerahan laporan audit ke lembaga regulasi yakni dalam hal ini Bapepam (Jeanne, 2007:28).

Perusahaan properti dan real estate merupakan perusahaan yang membutuhkan modal yang sangat besar dalam menunjang kelangsungan usaha mereka. Modal yang didapat dapat berasal dari bank maupun dari publik dengan menerbitkan saham untuk dijual. Dalam usaha menarik minat publik khususnya investor untuk menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut sebisa mungkin menciptakan suatu image yang baik yaitu dengan membuat laporan keuangan yang relevan dengan cara mempublikasikan laporan keuangan auditan dengan tepat waktu. Ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan karena memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat yang tepat sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Namun, kenyataannya masih banyak perusahaan properti dan real estate yang masih terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan auditan ke badan regulasi yakni Bapepam-LK. Bahkan setiap tahunnya terjadi peningkatan perusahaan-perusahaan yang tidak tepat waktu melaporkan laporan keuangan mereka.

Proses dalam mencapai ketepatan waktu juga bukan hal yang mudah mengingat tentang adanya standar yang diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) khususnya standar auditing yang mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman


(14)

yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil auditnya. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor dimana di lain sisi, publik khususnya investor menuntut auditor untuk menyelesaikan laporan auditannya tepat waktu. Mereka juga mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi dan tidak menginginkan resiko dari investasi yang dimilikinya.

Pelaporan yang tepat waktu memberikan andil bagi kinerja yang efisien dan cepat dari pasar-pasar saham di dalam pemberian harga (pricing) dan fungsi evaluasi juga membantu untuk mengurangi tingkat insidertrading, kebocoran dan rumor di dalam pasar. Akibatnya, kebanyakan bursa saham di dunia menuntut perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham mengeluarkan laporan keuangan yang diaudit secara tepat waktu ke pasar. Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan, pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini mengandung arti bahwa informasi yang digunakan oleh investor dan kreditor harus dapat tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut merupakan informasi yang relevan. Namun demikian informasi yang relevan ditunjukkan apabila informasi tersebut memiliki : a) nilai prediksi, b)


(15)

mempunyai umpan balik dan c) tepat waktu. Dengan demikian informasi akan menjadi tidak relevan manakala informasi tersebut tidak tepat waktu. Oleh karena itu tepat waktu merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan. Namun, pada kenyataanya masih terdapat banyak perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan auditan ke Bapepam-LK tidak tepat waktu. Sehingga, menarik untuk diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Masodah (2009) dalam penelitian mereka menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keterlambatan publikasi laporan keuangan karena semakin besarnya ukuran perusahaan maka semakin banyak pula informasi yang harus diolah sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian laporan keuangan. Hasil penelitian Noviandy (2007) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ketidaktepatan waktu pelaporan dengan ukuran perusahaan.

Hasil penelitian Catrinasari (2006) dalam penelitiannya mengenai ketepatan waktu menggunakan variabel rasio gearing, profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan struktur kepemilikan tidak berpengaruh. Pada penelitiannya dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk,


(16)

sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya.

Penelitian di manca negara salah satunya dilakukan oleh Ahmad dan Kamaruddin (2000) dalam penelitiannya di Malaysia menyatakan bahwa audit delay akan lebih panjang untuk perusahaan yang digolongkan seperti industri nonkeuangan, menerima opini audit selain unqualified opinion, mengalami kerugian, mempunyai resiko lebih tinggi dan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) ukuran kecil atau menengah. Ketidaktepatan waktu pelaporan akan menyebabkan keterlambatan informasi yang dapat menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi laba yang dihasilkan perusahaan, yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Oleh karena pentingnya publikasi laporan keuangan yang telah diaudit sebagai informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal, rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi keuangan yang telah diaudit dan adanya ketidakkonsistenan hasil – hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk menjadikan topik ini untuk diteliti lebih lanjut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Opini Audit terhadap Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI”.


(17)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah duraikan di atas, maka Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan?

3. Apakah debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan?

4. Apakah opini audit berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan?

5. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan,

2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan,

3. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan,


(18)

4. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan,

5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit secara simultan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :

1. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketidaktepatan pelaporan keuangan,

2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,

3. Bagi auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan ketidaktepatan pelaporan keuangan,

4. Bagi praktisi manajemen perusahaan publik, analis keuangan dan investor bahwa hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan-temuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan propertidan real estate.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Laporan Keuangan

Perkembangan perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya permintaan perusahaan akan jasa akuntan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan-catatan laporan keuangan. Laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tersebut. Informasi dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajemen dan laporan keuangan harus disajikan secara wajar. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, SAK paragraf 12, 2007: 3).


(20)

Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 paragraf 24-32 (IAI, SAK, 2007: 5) adalah:

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.1.2. Audit Laporan Keuangan

Auditing menurut Arens (2008:4) didefinisikan sebagai ”pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”. Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens, 2008:18).


(21)

Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, namun apabila perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan auditor independen, maka laporan keuangan tersebut akan memiliki kredibilitas yang sangat kecil.

Kebutuhan dilakukannya audit independen atas laporan keuangan dipicu oleh empat kondisi berikut ini (Boynton, 2002: 53-54) :

a. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)

Banyak pengguna laporan keuangan yang memberikan perhatian tentang adanya pertentangan kepentingan aktual maupun potensial antara mereka sendiri dan manajemen entitas. Kekhawatiran ini berkembang menjadi ketakutan bahwa laporan keuangan telah disusun sedemikian rupa oleh manajemen sehingga menjadi bias untuk kepentingan manajemen. Oleh karena itu, para pengguna mencari keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna. b. Konsekuensi (Consecuence)

Laporan keuangan yang diterbitkan menyajikan informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Oleh karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut memuat sebanyak mungkin data yang relevan. Karena keputusan yang dibuat akan membawa konsekuensi ekonomi, sosial dan konsekuensi lain yang signifikan, maka para pengguna laporan keuangan akan melirik pada auditor independen untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai GAAP, termasuk semua pengungkapan yang memadai.

c. Kompleksitas (Complexity)

Masalah akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan telah menjadi demikian kompleks. Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas, maka resiko salah interpretasi dan timbulnya resiko kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat. Karena para pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.


(22)

d. Keterpencilan (Remoteness)

Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling pandai sekalipun menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi laporan keuangan, karena adanya faktor jarak, waktu dan biaya. Daripada mempercayai mutu data keuangan begitu saja, sekali lagi para pengguna lebih mengandalkan laporan auditor independen untuk memenuhi kebutuhannya.

Empat kondisi diatas secara bersama-sama membentuk adanya resiko informasi, yaitu resiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap atau bias. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan resiko informasi. Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materil, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh mananjemen (Boynton, 2002:50).

2.1.3. Teori Kepatuhan

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya


(23)

mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca (IAI, 2007:17), akan tetapi bagi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor 36/PM/2003, tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dengan Nomor Peraturan X.K.2 :

Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

` Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.

Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan


(24)

di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa ”emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).”

2.1.4. Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi laba yang dihasilkan perusahaan, yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor (Cecille, 2010:5). Informasi yang tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi atau sudah menjadi rahasia umum. Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 24, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pengguna. Keempat karakterisktik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Paragraf 43 (IAI, 2007:8) menyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal. Sesuai dengan diterbitkan Bapepam, maka penyampaian


(25)

laporan keuangan tahunan auditan dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.

Dalam paragraf 43 (IAI, 2007:8) dinyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal :

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.

Relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat. Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan. Dalam penelitian Noviandy (2007:20) dinyatakan bahwa kebanyakan peneliti-peneliti seperti Dyer (1975), Courtis


(26)

(1976), Davies (1980), Givoly (1982), dan Owusu (2000) menguji pengaruh bermacam-macam variabel, seperti ukuran perusahaan, waktu penutupan akhir tahun, profitabilitas. umur perusahaan, jumlah pemegang saham, jumlah halaman dari laporan tahunan dan industry, internal audit, reputasi auditor, opini audit, jenis industri, teknologi audit dan item-item luar biasa terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pada penelitian ini, penulis menganalisis faktor-faktor ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit.

2.1.5.1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Penelitian ini menggunakan total nilai aktiva untuk mengukur ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka akan melaporkan semakin cepat karena perusahaan memiliki lebih banyak sumber informasi (Jeanne, 2007: 29). Semakin besar total nilai aktiva maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu perusahaan kecil, perusahaan menengah dan perusahaan besar. Berdasarkan Undang-Undang No.9 tahun 1995, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:


(27)

a. Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset yang kurang dari Rp 200.000.000,- di luar tanah dan bangunan.

b. Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp 200.000.000,- dan kurang dari Rp 5.000.000.000,- di luar tanah dan bangunan.

c. Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp 5.000.000.000,-.

Dyer (1975) dalam Noviandy (2001) menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil atau dapat dikatakan bahwa perusahaan besar cenderung menyajikan laporan keuangan tepat waktu daripada perusahaan kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Catrinasari, 2006:49). Hasil yang kontradiksi ditemukan pada penelitian lain dimana ukuran perusahaan tidak berpengaruh kuat terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Noviandy,


(28)

2007:65).

2.1.5.2. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya (Harahap, 2008:304). Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Return On Asset (ROA). ROA adalah rasio yang menunjukan berapa persen laba bersih bila diukur dari nilai aktiva (Harahap 2008: 305). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba setelah Pajak

Return On Asset =

Total Aset

2.1.5.3. Debt to Equity

Debt to equity merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya (Harahap 2008:303). Rasio ini disebut juga merupakan rasio


(29)

leverage. Menurut Brigham (2006:101), seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang akan memiliki tiga implikasi penting, yaitu :

a. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

b. Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai statu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi propors dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang dihadapi kreditor.

c. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau diungkit (leveraged).

Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Solvabilitas perusahaan dapat dihitung melalui beberapa rasio seperti debt to total assest ratio, debt to equity ratio, debt to total capitalization ratio (Horne, 2005:209). Namun, penelitian ini hanya berfokus pada debt to equity ratio (rasio hutang terhadap ekuitas).

Total Debt

Debt to Equity Ratio = Total Equity

Debt to equity ratio menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimilikinya. Rasio ini menunjukan resiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian suatu harga saham,. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama (Harahap, 2008:303).


(30)

2.1.5.4. Opini Audit

Opini atau pendapat audit merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Akuntan publik adalah salah satu pihak yang memegang peranan penting untuk tercapainya laporan keuangan yang berkualitas di pasar modal. Ini merupakan bagian yang sangat penting dalam laporan audit. Opini audit dinyatakan sebagai pendapat saja bukan sebagai pernyataan yang mutlak atau sebagai jaminan. Menurut IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik ( PSA 29 SA Seksi 508) ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu :

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditentukan oleh IAI, seperti terdapat dalam standar profesional akuntan publik dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)

Pendapat ini diberikan juga terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit meskipun tidak memengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.

d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

e. Pendapat tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak


(31)

menyatakan pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

Lawrene (1998:34) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan positif antara opini audit dengan audit delay. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Ahmad (2000) juga menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh akuntan publik dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion akan mengalami ketidaktepatan waktu dalam pelaporan keuangannya.

Berarti, perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan good news dari auditor dan cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap bad news.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan pelaporan keuangan sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Noviandy (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan dimana sebagai variabel independennya yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh


(32)

terhadap tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangannya auditan, sedangkan profitabilitas mempengaruhi ketidaktepatan pelaporan keuangan.

Pada penelitian Masodah (2009) didapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset, berpengaruh terhadap keterlambatan pelaporan keuangan, sedangkan faktor struktur modal melalui proksi DER dan rentabilitas ekonomi tidak berpengaruh terhadap keterlambatan pelaporan keuangan.

Catrinasari (2006) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa rasio

gearing, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Penelitian di manca negara salah satunya dilakukan oleh Ahmad (2000) dalam penelitiannya di Malaysia menyatakan bahwa audit delay akan lebih panjang untuk perusahaan yang digolongkan seperti industri nonkeuangan, menerima opini audit selain dari unqualified opinion, mengalami kerugian dan mempunyai resiko lebih tinggi. Riset ini juga menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP ukuran kecil atau menengah memerlukan periode audit lebih panjang atas audit laporan tahunan mereka. Periode audit yang semakin panjang akan menyebabkan terlambatnya laporan keuangan auditan untuk dipublikasikan.


(33)

Ikhtisar hasil penelitian terdahulu tercantum pada tabel 2.2. Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

Terdahulu

Judul Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian Noviandy (2007) Analisis faktor-faktor yang Mempengar uhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode (2003-2005) Independen : ukuran perusahaan, profitabiltas, kompleksitas operasi perusahaan, umur perusahaan dan item-item luar biasa Dependen : Ketepatan waktu Regresi Logistik Ukuran perusahaan (SIZE), kompleksitas operasi, dan perusahaan, umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan. Variabel profitabilitas dan item-item luar biasa berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Masodah dan Fitri Mustikaningr um (2009) Pengaruh Rentabilitas, Size, Struktur Modal terhadap Keterlambat an Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Go Public Sektor Aneka Industri dan Iindustri Dasar dan Kimia. Independen: Rentabilitas, size, struktur modal Dependen: keterlambatan publikasi laporan keuangan Regresi Berganda

RE dan DER tidak mempengaruhi keterlambatan publikasi, sedangkan variabel SIZE memiliki pengaruh.


(34)

Catrinasari (2006) Faktor-faktor yang Mempengar uhi Ketepatan waktu Pelaporan Keuangn Perusahaan Perbankan Go Publik di BEJ Independen: Rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan struktur kepemilikan. Dependen: Ketepatan waktu pelaporan keuangan. Regresi berganda Gearing, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangn. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ahmad dan Khamaruddin (2000) Audit Delay and The Timeliness of The CorporateR eporting : Malaysian Evidence Independen: company size, industry, sign of income,extraordi nary ítem, audit

opinion , audito, company

year-end, debt proportion.

Dependen: Audit delay

Multiple Regression

The audit delay is significantly

longer for companies

classified as non-financial industry, receiving other that unqualified audit opinions, incurring losses and having higher risk. Companies

with the accounting

yearend other than 31 December and being audited by small and medium size audit firms require longer period to audit their annual


(35)

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, kerangka konseptual dalam penelitian tercantum dalam gambar 2.1.

H1 H2

H5 H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Pada umumnya ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ditentukan oleh adanya berita baik atau berita buruk mengenai kondisi perusahaan, jika pengumuman laporan keuangan berisi good news maka pihak manajemen akan cenderung tepat waktu dan jika berisi bad news, maka pihak

Ukuran Perusahaan ( X1 )

Profitabilitas ( X2 )

Debt to Equity Ratio

( X3 )

Opini Audit ( X4 )

Ketidaktepatan waktu pelaporan

keuangan (Y)


(36)

manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu. Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur berdasarkan total aset. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Profitabilitas diperkirakan mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan dari perusahaan. Perusahaan dengan hasil yang gemilang (kabar baik) akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang operasi yang gagal atau yang mengalami kerugian (kabar buruk). Hal ini karena profitabilitas mengukur efisiensi operasi perusahaan. Kinerja dari sebuah perusahaan memiliki pengaruh pada pasar untuk sekuritas perusahaan dan untuk ketrampilan manajerial perusahaan. Sebuah perusahaan dengan kabar baik (kinerja positif) akan mengalami kenaikan dalam nilai pasar. Kebalikannya berlaku bagi perusahaan dengan kabar buruk (kinerja negatif). Profitabilitas dihitung melalui

return on assets (ROA) mencerminkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan (Harahap 2008: 305). Carslaw (1991) dalam Ahmad (2000) menyatakan bahwa perusahaan akan cenderung menunda penyampaian laporan keuangan apabila


(37)

perusahaan yakin terdapat berita buruk dalam laporan keuangan tersebut, karena berpengaruh pada kualitas laba. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya.

Apabila debt to equity ratio tinggi menunjukan resiko finansial atau resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi dan sebaliknya apabila financial leverage rendah maka resiko finansial atau resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin rendah. Suatu perusahaan yang memiliki debt to equity ratio tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat hutang yang tinggi. Auditor akan memfokuskan pengauditan pada hutang. Mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama dibanding mengaudit akun lain. Konsekuensinya adalah auditor akan meningkatkan lamanya waktu dalam periode audit dan memundurkan publikasi laporan keuangan auditan.

Perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion dianggap sebagai good news dari auditor dan cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima opini selain unqualified opinion karena hal


(38)

tersebut dianggap bad news. Pada perusahaan yang menerima jenis pendapat

qualified opinion akan menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualifed opinion. Hal ini disebabkan karena proses pemberian opini auditor melibatkan negoisasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit.

2.3.2. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:93), “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan”. Berdasarkan kerangka konseptual, tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan tehadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

H2 : Rasio profitabilitas berpengaruh signifikan tehadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

H3 : Rasio debt to equity ratio berpengaruh signifikan tehadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

H4 : Opini audit berpengaruh signifikan tehadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan

H5 : Ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equityratio dan opini audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif yang bersifat kausal. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2008:11), “dengan penelitian ini akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2008:56 ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009-2011, yaitu sebanyak 41 perusahaan. Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2008:56) teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:78). Beberapa kriteria atau pertimbangan penarikan sampel yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:


(40)

1. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2009, 2010 dan 2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting pada tahun 2009, 2010 dan 2011.

3. Perusahaan tersebut telah menerbitkan dan melaporkan laporan keuangan

audited secara teratur selama tahun 2009, 2010 dan 2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 15 perusahaan properti dan real estate sebagai sampel dan periode amatan tahun 2009 sampai tahun 2011 sehingga sampel dalam penelitian ini terdiri dari 45 unit analisis (15x3). Perusahaan-perusahaan tersebut disajikan dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian No Kode

Nama Perusahaan Kriteria Sampel

Emiten 1 2 3

1 ASRI Alam Sutera Reality Tbk √ √ √ 1

2 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ √ 2

3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk -

4 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk √ √ - 5 BKDP Bukit Darmo Property Tbk √ √ -

6 BKSL Sentul City Tbk 3

7 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ -

8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ √ √ 4

9 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk √ √ -

10 COWL Cowell Development Tbk √ √ √ 5

11 CTRA Ciputra Development Tbk 6

12 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ -

13 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ 7

14 DART Duta Anggada Realty Tbk - 15 DILD Intiland Development Tbk √ √ √ 8

16 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ 9

17 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ 10 18 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ √ - 19 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 11 20 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk √ √ -


(41)

21 JIHD Jakarta International Hotel & Development

Tbk √ √ -

22 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ √ 12

23 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ - 24 KPIG Global Land and Development Tbk √ √ - 25 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 13 26 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ √ -

27 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ -

28 LPKR Lippo Karawaci Tbk -

29 MDLN Modernland Realty Tbk √ √ -

30 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk √ √ √ 14

31 MTSM Metro Realty Tbk √ √ -

32 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ -

33 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ -

34 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ - 35 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk √ √ -

36 RDTX Roda Vivatex Tbk -

37 RODA Royal Oak Development Asia Tbk √ √ - 38 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ √ - 39 SIIP Suryainti Permata Tbk √ - - 40 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ -

41 SMRA Summarecon Agung Tbk 15

Sumber : Diolah Peneliti (2014)

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian No Kode

Nama Perusahaan Emiten

1 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 2 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 3 BKSL Sentul City Tbk

4 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 5 COWL Cowell Development Tbk 6 CTRA Ciputra Development Tbk 7 CTRS Ciputra Surya Tbk

8 DILD Intiland Development Tbk 9 DUTI Duta Pertiwi Tbk

10 ELTY Bakrieland Development Tbk


(42)

No Kode

Emiten Nama Perusahaan

12 JRPT Jaya Real Property Tbk 13 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 14 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 15 SMRA Summarecon Agung Tbk Sumber : Diolah Peneliti (2014)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( Sugiyono, 2007: 13). Data ini berbentuk pooled data yaitu gabungan data time series dan

crossed section. Sumber data yang diteliti dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI periode 2009-2011, melalui situs resmi milik Bursa Efek

Indonesia, yait

melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang


(43)

diperoleh dari media internet dengan mengunduh melalui situs untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan. 3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan perumusan masalah dan metode analisis, maka variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

3.5.1. Variabel Independen(X)

Menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007:34), “Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio (DER) dan opini auditor.

3.5.1.1. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar informasi yang dimiliki perusahaan dan mencerminkan kesadaran pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik pihak internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah total aktiva.

3.5.1.2. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk mengukur profitabilitas


(44)

adalah Return on Asset (ROA). ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Laba setelah Pajak

Return On Asset =

Total Aset

3.5.1.3. Debt to Equity Ratio (X3)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Rasio ini akan membandingkan antara total kewajiban dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur. DER dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Total Debt DER =

Total Equity

3.5.1.4. Opini Audit (X4)

Opini akuntan publik atas laporan keuangan emiten. Pengukuran variabel menggunakan variabel dummy dengan nilai 1 (satu) untuk opini unqualified dan 0 (nol) untuk opini selain unqualified.

3.5.2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan, yaitu keterlambatan penyajian laporan keuangan tahunan


(45)

pada batas 90 hari setelah tahun buku berakhir. Pengukuran variabel ini dengan cara memberi kode 1 untuk tepat waktu dan 0 untuk tidak tepat waktu.

Ikhtisar variabel independen dan variabel dependen terdapat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.3

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Defenisi

operasional

Indikator Skala

Ketidaktepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y) Pelampauan penyajian laporan keuangan pada batas 90 hari setelah tahun buku berakhir

Tepat waktu diberi nilai 1 Tidak tepat waktu diberi nilai 0

Nominal

Ukuran

Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur berdasarkan total aset

Total Aktiva Nominal

Profitabilitas (X2)

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA.

Return on Asset (ROA) Rasio

Debt to equity ratio (X3)

Menunjukan kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimilikinya.

Debt to Equity ratio Rasio

Jenis opini (X4) Opini atau pendapat audit merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit.

Opini Unqualfied diberi nilai 1

Selain opini Unqualified

diberi nilai 0


(46)

3.6. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2006: 84). Penelitian ini menggunakan skala pengukuran rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

3.7. Metode Analisis Data

Sebelum menganalisis data yang terkumpul melalui penelitian ini, terlebih dahulu ditetapkan metode analisis yang akan digunakan sehingga pelaksanaannya lebih mudah dan terarah.

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Mengolah data-data ukuran perusahaan, profitabilitas, DER dan opini

audit sesuai dengan rumus yang telah dibahas sebelumnya dan sesuai periode yang ditetapkan.

2. Melakukan metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS versi 18. Sebelum data dianalisis, maka untuk keperluan analisis data tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.


(47)

3.7.1. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam serangkaian data, sehingga perlu dilakukan pengujian data. Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari: 3.7.1.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005),”uji normallitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal”. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendeteksi normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(48)

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal

H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikan > 0,05 dengan = 5%, berarti distribusi data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan H1 diterima. Data yang tidak terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu:

1. Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo,

2. Lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outlier, 3. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi

nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

3.7.1.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:91-92),” uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya.


(49)

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesame variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu: a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B

saling berkolerasi kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.

3.7.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:11),” uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.” Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi.


(50)

Dalam penelitian ini menggunakan metode chart (Diagram Scatterplot), dengan dasar pemikiran bahwa:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas juga dilakukan dengan uji Park.

Park mengemukakan metode bahwa variance merupakan fungsi variabel-variabel bebas. Suatu model dikatakan terdapat gejala heteroskedastisitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

3.7.1.4. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (timeseries). Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi. Dalam Ghozali (2005), untuk


(51)

mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (D-W) dengan pedoman sebagai berikut:

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Jika terjadi autokorelasi, maka dapat diatasi dengan cara : a. Melakukan transformasi data

b. Menambah data observasi.

3.7.2. Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ ≤ 1). Hal ini berarti = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk itu dilakukan uji hipotesis, dimana analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F (simultan) dan uji-t (parsial).


(52)

3.7.3. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian asumsi klasik, langkah berikutnya yaitu melakukan pengujian terhadap hipotesis - hipotesis yang diajukan, sehingga perlu digunakan analisis regresi melaui uji F dan uji t. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara simultan maupun parsial.

3.7.3.1. Uji F (Secara Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (Y). Bentuk pengujian yaitu:

1. H0 : bi = 0, artinya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

2. H1 : bi 0, artinya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan ) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:

1. Jika Sig > 0,05 dan Fhitung < Ftabel maka H0 diterima atau H1 ditolak. 2. Jika Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak atau H1 diterima.


(53)

3.7.3.2. Uji t (Secara Parsial)

Uji-t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y) secara parsial. Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien regresi dengan ttabel (nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Bentuk pengujian yaitu:

1. H0 : bi = 0, artinya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

2. H1 : bi 0, artinya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio dan opini audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan ) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah:

1. Jika Sig > 0,05 dan thitung < ttabel maka H0 diterima atau H1 ditolak. 2. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima.


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 15 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan periode pengamatan selama tahun 2009-2011.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

No Kode

Nama Perusahaan Emiten

1 ASRI Alam Sutera Reality Tbk

2 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk

3 BKSL Sentul City Tbk

4 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

5 COWL Cowell Development Tbk

6 CTRA Ciputra Development Tbk

7 CTRS Ciputra Surya Tbk

8 DILD Intiland Development Tbk

9 DUTI Duta Pertiwi Tbk

10 ELTY Bakrieland Development Tbk

11 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 12 JRPT Jaya Real Property Tbk

13 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 14 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

15 SMRA Summarecon Agung Tbk


(55)

4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan ilmu dari statistika yang mempelajari tentang alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan. Berikut data statistik deskriptif secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TOTAL_ASET 45 1,35E11 1,77E13 4,5699E12 4,43324E12

ROA 45 ,01 ,15 ,0558 ,03609

DER 45 ,15 2,27 ,9189 ,55488

OPINI 45 ,00 1,00 ,9111 ,28780

KTDKTP_WKT 45 ,00 1,00 ,7111 ,45837

Valid N (listwise) 45

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014

Berdasarkan table 4.2 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut yaitu: a. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 15 perusahaan dengan 45 unit

analisis yaitu 15 sampel dikali tiga tahun penelitian (2009-2011). Dengan 3 variabel : total asset sebagai independen pertama(X1 ), skala rasio yaitu return on assets (ROA) sebagai variabel independen kedua (X2) dan debt to equity ratio (DER) sebagai variabel independen ketiga (X3).

b. Variabel independen pertama yaitu total asset memiliki nilai minimum sebesar Rp 135.000.000.000 dan nilai maksimum sebesar Rp 17.700.000.000.000 dengan rata-rata adalah Rp 4.569.900.000.000. Nilai standar deviasi sebesar


(1)

DATA VARIABEL KETIDAKTEPATAN WAKTU

No EMITEN 2009 2010 2011

1 ASRI 1 1 1

2 BAPA 0 0 0

3 BKSL 0 0 0

4 BSDE 1 1 1

5 COWL 1 1 1

6 CTRA 1 1 1

7 CTRS 1 1 1

8 DILD 0 1 1

9 DUTI 1 1 1

10 ELTY 0 1 0

11 GMTD 1 1 1

12 JRPT 1 1 1

13 LAMI 0 0 1

14 MKPI 0 1 1


(2)

Lampiran III

Hasil Pengolahan Data SPSS

Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TOTAL_ASET 45 1,35E11 1,77E13 4,5699E12 4,43324E12

ROA 45 ,01 ,15 ,0558 ,03609

DER 45 ,15 2,27 ,9189 ,55488

OPINI 45 ,00 1,00 ,9111 ,28780

KTDKTP_WKT 45 ,00 1,00 ,7111 ,45837

Valid N (listwise) 45

OPINI AUDIT Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Selain

Unqualified

4 8,9 8,9 8,9

Unqualified 41 91,1 91,1 100,0

Total 45 100,0 100,0

KTDKTP_WKT Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TDKTPT_WKT 13 28,9 28,9 28,9

TPT_WKT 32 71,1 71,1 100,0


(3)

Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,42744626

Most Extreme Differences

Absolute ,238

Positive ,127

Negative -,238

Kolmogorov-Smirnov Z 1,596

Asymp. Sig. (2-tailed) ,012

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Grafik Histogram Sebelum Transformasi Data


(4)

Normal Probability Plot

Sebelum Transformasi Data

Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan LN One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,37286324

Most Extreme Differences Absolute ,113

Positive ,076

Negative -,113

Kolmogorov-Smirnov Z ,758

Asymp. Sig. (2-tailed) ,614

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

Grafik Histogram


(6)

Uji Multikolinearitas

Coefficient Correlationsa

Model OPINI LN_DER LN_ROA LN_TOTAL_ASET

1 Correlations OPINI 1,000 ,076 -,212 ,127

LN_DER ,076 1,000 -,088 ,291

LN_ROA -,212 -,088 1,000 ,281

LN_TOTAL_ASET ,027 ,291 ,281 1,000 Covariances OPINI ,044 ,002 -,004 ,000

LN_DER ,002 ,009 -,001 ,001

LN_ROA -,004 -,001 ,007 ,001

LN_TOTAL_ASET ,000 ,001 ,001 ,002 a. Dependent Variable: KTDKTP_WKT

Uji Multikolinieritas

Setelah Transformasi Data dengan LN Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

LN_TOTAL_ASET ,816 1,226

LN_ROA ,847 1,181

LN_DER ,883 1,132

OPINI ,946 1,057

a. Dependent Variable: KTDKTP_WKT


Dokumen yang terkait

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI B

0 12 94

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

1 6 82

Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan, Book To Market Ratio dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 3 81

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 14

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI)

0 0 24

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP, DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SOLVABILITAS,DAN KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Terdaftar Di

0 0 17

PENGARUH RETURN ON ASSETS, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN PUBLIK, OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BEI - POLSRI REPOSITORY

0 0 13