Safitri 2013 telah menganalisa kadar vitamin C dan kadar beta karoten dari sampel buah terung belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan
lancing Solanum mauritianum yang merupakan buah dari tanaman hasil penyambungan. Hasil penelitian membuktikan bahwa kadar vitamin C dari buah
terung belanda hasil sambung pucuk dengan lancing mengalami sedikit penurunan, sedangkan kadar beta karoten mengalami peningkatan yang baik, karena kadar beta
karoten lebih baik pada buah terung belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan lancing Solanum mauritianum dibandingkan dengan tanaman
asalnya, peneliti berpandangan untuk memodifikasi nata de coco dari limbah air kelapa dalam penambahan variasi jumlah buah terung belanda Solanum betaceum
hasil sambung pucuk dengan lancing Solanum mauritianum dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum untuk menghasilkan nata de coco yang nantinya dapat
digunakan sebagai makanan tambahan yang aman dikonsumsi, berserat tinggi, rendah kalori, mengandung beta karoten dan vitamin C yang berperan sebagai antioksidan
sehingga nata de coco yang dihasilkan mempunyai gizi yang tinggi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan.
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah
apakah pengaruh penambahan variasi jumlah sari buah terung belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan
lancing Solanum mauritianum dalam pembuatan nata de coco yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai makanan tambahan.
1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pembuatan nata de coco yang berbahan dasar air kelapa
dengan penambahan sari buah terung belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan lancing Solanum mauritianum. Parameter yang diamati adalah berat
nata, kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar vitamin C, uji kadar beta karoten dan analisis spektroskopi FT-IR
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi jumlah
sari buah terung belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan lancing Solanum mauritianum pada pembuatan nata de coco sebagai makanan ringan yang
mengandung antioksidan dan mempunyai nilai gizi yang tinggi.
1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi ilmiah pada
bidang biokimia bahwa limbah air kelapa merupakan produk pangan yang potensial, dengan harga relatif murah bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan makanan
tambahan yang berserat tinggi, rendah kalori, mengandung vitamin C dan beta karoten yang berperan sebagai antioksidan dengan penambahan sari buah terung
belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan lancing Solanum mauritianum yang mampu meningkatkan kandungan gizi nata de coco yang
dihasilkan sebagai makanan ringan.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium tahap pertama adalah pembuatan sari buah terung belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan lancing
Solanum mauritianum. Tahap kedua pembuatan starter air kelapa. Tahap selanjutnya pembuatan nata de coco dengan variasi penambahan sari buah terung
belanda Solanum betaceum hasil sambung pucuk dengan lancing Solanum mauritianum, kemudian di uji berat nata dengan menggunakan neraca analitik
digital, kadar air dengan menggunakan metode gravimetri, yaitu pengeringan didalam oven pada suhu 105°C, kadar abu dengan menggunakan metode gravimetri, yaitu
pengeringan dalam oven pada suhu 600°C, kadar serat dengan menggunakan metode Defating dan Digestion, kadar vitamin C dengan menggunakan metode Iodometri,
Universitas Sumatera Utara
kadar beta karoten dengan menggunakan metode Spektrofotometer dan analisa spektroskopi FT-IR.
1.7 Lokasi Penelitian