BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembentukan Nata De Coco dengan Penambahan Sari Buah Terung Belanda
Solanum betaceum Hasil Sambung Pucuk dengan Lancing Solanum mauritianum
Air kelapa yang ditambahkan starter air kelapa dan variasi sari buah terung belanda hasil sambung pucuk dengan lancing difermentasi selama 14 hari dan terbentuk nata
de coco yang menghasilkan ketebalan yang baik dan meningkat serta warna merah
muda.
Gambar 4.1. Nata De Coco – Terung belanda hasil sambung pucuk dengan lancing
Dapat dilihat sebelum penambahan sari buah, nata de coco berwarna putih, tetapi setelah ditambahkan sari buah warna nata de coco menjadi warna merah muda.
Hal ini disebabkan sari buah masuk dan berinteraksi secara baik di dalam pembuatan nata de coco. Nata de coco yang dihasilkan dengan penambahan sari buah terung
belanda hasil sambung pucuk dengan lancing tidak mengalami pemisahan dengan media fermentasinya.
Kandungan-kandungan nutrisi yang tersedia di dalam sari buah terung belanda hasil sambung pucuk dengan lancing antara lain karbohidrat, protein, lemak, serat,
Universitas Sumatera Utara
vitamin-vitamin serta senyawa-senyawa seperti beta karoten dan antosianin mempengaruhi pembentukan nata de coco oleh bakteri Acetobacter xylinum. Di
dalam penelitian ini kandungan nutriri sari buah terung belanda hasil sambung pucuk dengan lancing dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan sumber nitrogen tambahan
setelah sumber karbon dan sumber nitrogen yang berasal dari air kelapa, gula pasir dan urea. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Wahyuni 2011,
sumber karbon dan nitogen tambahan yang digunakan dalam memproduksi nata de coco menggunakan bakteri Acetobacter xylinum adalah sari buah alpukat, sedangkan
sumber karbon yang digunakan oleh Kurosumi et al 2009, dalam penelitiannya yaitu sari buah-buahan seperti sari buah jeruk, sari buah apel, sari buah nenas, sari
buah pear dan sari buah anggur. Dengan demikian penambahan sari buah terung belanda hasil sambung pucuk
dengan lancing mempengaruhi dan membantu kinerja bakteri Acetobacter xylinum dalam memproduksi nata de coco. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan-
kandungan nutrisi yang tersedia dalam sari buah terung belanda hasil sambung pucuk dengan lancing yang digunakan sebagai zat makanan atau nutrisi tambahan setelah
nutrisi yang berasal dari air kelapa, gula pasir dan urea yang diperlukan bakteri Acetobacter xylinum untuk pertumbuhannya dalam memproduksi nata de coco.
Semakin tinggi kadar nutrisi semakin tinggi kesempatan bakteri Acetobacter xylinum untuk melakukan reproduksi sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum semakin
banyak dan selulosa yang dihasilkan semakin banyak. Hal ini menyebabkan metabolit sekunder yang dikeluarkan oleh bakteri Acetobacter xylinum berupa benang-benang
selulosa dan nutrisi-nutrisi seperti vitamin C dan senyawa beta karoten berinteraksi di didalam susunan benang-benang nata de coco.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Karakterisasi Nata De Coco dengan Penambahan Sari Buah Terung Belanda