PENYIMPANAN MI SAGU TINJAUAN PUSTAKA

dengan gas hampa tekanan kurang dari 1 atm dengan mengeluarkan O 2 dari kemasan sehingga dapat menambah umur simpan. Plastik yang digunakan untuk pengemasan vakum adalah plastik yang memiliki permeabilitas O 2 rendah dan tahan terhadap bahan yang dikemas. Menurut Brown 1992 dengan pengemasan vakum membuang udara dari “head space” dalam kemasan dan dari produk itu sendiri, untuk mengurangi kerusakan oksidatif pada makanan. Pengemasan vakum dapat menghindari pertumbuhan organisme aerobik pada makanan yang merupakan media yang potensial untuk pertumbuhannya. Bureau et al. 1995 menyatakan bahwa pada dasarnya pengemasan vakum dapat mengurangi kontaminasi bakteri. Akan tetapi teknik ini dapat mengakibatkan warna produk menjadi lebih gelap, namun tidak menyebabkan penurunan kualitas produk.

D. PENYIMPANAN MI SAGU

Mi sagu merupakan salah satu produk mi basah, sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Menurut Yuniar 2004 kerusakan yang terjadi pada mi basah yaitu perubahan warna menjadi gelap, aroma berubah menjadi asam diikuti dengan pembentukan lendir, dan tumbuhnya kapang. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dijadikan parameter menentukan umur simpan mi basah. Yuniar 2004 dalam penelitiannya menyatakan bahwa penyimpanan mi pada suhu lemari es dapat memperpanjang umur simpan mi basah. Parameter kerusakan untuk mi basah yang disimpan di lemari es adalah mulai terlihat tumbuhnya kapang. Pada suhu kamar mi dinyatakan rusak pada jam ke-30 sedangkan pada mi penyimpanan suhu lemari es mi dinyatakan rusak pada jam ke-288.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan baku pembuatan mi sagu berupa tepung sagu dari tanaman Metroxylon yang diperoleh dari industri mi sagu di daerah Pancasan Bogor, tawas diperoleh dari toko bahan kimia di Bogor dan minyak goreng merk Tropical diperoleh dari supermarket di Bogor. Bahan kemasan yang digunakan yaitu kemasan laminasi LLDPE Linier Low Density Polyethylene, PE polyethylene dan OPP Oriented Polypropylene yang diperoleh dari PT. Alcan Packaging Tangerang, dan plastik polipropilen PP serta plastik Low Density Polyethylene LDPE diperoleh dari toko plastik di Bogor. Bahan kimia yang digunakan yaitu TBA, asam asetat glasial, HCL 4 N, PDA, NA, NaCl 0,85 , air destilata dan bahan untuk analisa proksimat.

2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pembuatan mi dan alat untuk analisa. Alat yang digunakan dalam pembuatan mi yaitu panci, kompor gas, pencetak mi, pengaduk kayu, saringan plastik, sedangkan alat yang digunakan untuk analisa yaitu waring blender, saringan, pemanas listrik, cawan petri, desikator, oven, tanur, timbangan, spektrofotometer, pH meter, thermometer, chromameter Minolta CR-300, alat destilasi, soxlet, dan rotavapor.

B. TEMPAT

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2005 di Laboratorium Pengemasan IPB dan Laboratorium Balai Besar BB Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Cimanggu – Bogor.