Upaya Peningkatan Produktifitas Kerja Pengaruh Insentif Terhadap Produktifitas Kerja

5. Tingkat penghasilan, dapat menimbulkan semangat bekerja, dan pegawai juga dapat memanfaatkan kemampuan yang dia miliki untuk meningkatkan Produktifitas kerja. 6. Giji dan kesehatan, apabilahal ini dapat terpenuhi maka pegawai akan dapat bekerja lebih kuat dan lebih bersemangat. 7. Jaminan sosial, untuk meningkatkan pengabdian pegawai pada organisasi. 8. Lingkungan dan iklim kerja, akan menolong pegawai senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik menuju ke arah peningkatan Produktifitas. 9. Saran Produktifitas, sarana yang digunakan harus baik agar dapat menunjang Produktifitas kerja. 10. Teknologi, apabila teknologi yang digunakan tepat dan lebih maju, maka hasil yang dicapai akan tepat waktu dan lebih bermutu. 11. Kesempatan berprestasi, akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki.

1.5.12 Upaya Peningkatan Produktifitas Kerja

Sondang P. Siagian 2002:10, mengemukakan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja : 1. Perbaikan terus menerus Dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus. 2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan upaya perbaikan secara terus menerus adalah peningkatan mutu hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen organisasi, dan dalam hal ini peningkatan mutu sumber daya manusia adalah hal yang sangat penting. 3. Pemberdayaan sumber daya manusia Memberdayakan sumber daya manusia yang ada didalam organisasi dapat dilakukan dengan memberikan hak-haknya sebagai manusia, seperti kebebasan untik memperoleh pekerjaan yang layak, memperoleh imbalan yang wajar, memperoleh rasa aman, melibatkan dalam pengambilan keputusan, dan lainnya. 4. Filsafat organisasi Cakupan dalam hal ini seperti memberikan perhatian kepada budaya organisasi, karena budaya organisasi merupakan persepsi yang sama tentang hakiki kehidupan dalam organisasi. Selain itu, perlunya ketentuan formal dan prosedur, seperti standar pekerjaan yang harus dipenuhi, disiplin organisasi, sistem imbalan, serta prosedur penyelesaian pekerjaan.

1.5.13 Pengaruh Insentif Terhadap Produktifitas Kerja

Produktifitas merupakan suatu aspek yang penting bagi organisasi karena apabila pegawai dalam organisasi tersebut mempunyai kerja yang tinggi, maka tujuan organisasi akan tercapai. Untuk meningkatkan produktifitas kerja perlu adanya pegawai yang memiliki keterampilan dan keahlian dalam bekerja, karena apabila pegawai tidak memiliki keahlian dan keterampilan akan berakibat Universitas Sumatera Utara menurunnya produktifitas dan merugikan organisasi. Produktifitas dipengaruhi berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti pendidikan, keterampilan, disiplin kerja, sikap, etika, manajemen, motivasi kerja, teknologi, sarana, produksi, kesempatan kerja, dan kesempatan berprestasi serta lingkungan kerja yang mendukung. Produktifitas mempunyai keterkaitan atau memberikan dampak terhadap kegiatan lainnya dalam organisasi. Produktifitas kerja dapat meningkatkan kepuasan kerja, mendorong terjadinya peyederhanaan kerja, meningkatkan keterpaduan, dan spesialisasi kerja, serta mendorong motivasi mereka untuk meningkatkan kinerja lebih baik lagi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan produktifitas kerja pegawai adalah dengan pemberian insentif kepada pegawai. Insentif berarti sarana objektif yang mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan, atau keinginan seseorang. Insentif tersebut diberikan adalah untuk membangkitkan rasa puas keryawan terhadap sesuatu. Insentif yang diberikan tersebut juga ditujukan untuk memenuhi keinginan dari seorang pegawai, yang tentunya dapat meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diasumsikan bahwa dengan pemberian insentif dapat berpengaruh pula terhadap produktifitas kerja pegawai, sebaliknya dengan pemberian insentif yang rendah akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai Universitas Sumatera Utara atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Lima 5 kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial : 1.Kebutuhan fsikologis Contohnya adalah : Sandang pakaian, pangan makanan, papan rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya. 3. Kebutuhan Sosial Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain. 4. Kebutuhan Penghargaan Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya. Universitas Sumatera Utara

1.6 HIPOTESA