usaha, dan atau orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
Kemudian Pasal 116 ayat 2 UUPPLH menetapkan bahwa: “Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berdasarkan hubungan lain
yang bertindak dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan
tindak pidana tersebut dilakuan secara sendiri atau bersama-sama.”
138
D. Pertanggungjawaban Pidana Berdasarkan Pasal 116 UUPPLH
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pertanggungjawaban pidana di dalam UUPPLH, diatur di dalam Pasal 116 UUPPLH. Berdasarkan Pasal 116 UUPPLH
tersebut, dapat dilihat sebagai berikut: 1
Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada:
a. Badan usaha; danatau
b. Orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau
orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
2 Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana
138
Alvi Syahrin, 2, Op. Cit., hal 64
Universitas Sumatera Utara
dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut dilakukan secara sendiri
atau bersama-sama. Memperhatikan ketentuan Pasal 116 UUPPLH tersebut, maka dapat dijelaskan
sebagai berikut:
139
a. Ketentuan Pasal tersebut menetapkan bahwa disamping orang secara pribadi,
tindak pidana lingkungan dapat dilakukan oleh badan usaha. b.
Penyebutan badan usaha menunjukkan bahwa subjek hukum pidana lingkungan adalah badan hukum, dan bentuk organisasi lain yang bukan badan hukum.
c. Prinsip dalam pertanggungjawaban pidana badan hukum yang diakui sebagai
subjek hukum tersebut, sanksi atau tindakan tertentu dikenakan kepada: 1
Badan hukum dan organisasi lain yang bukan badan hukum; 2
Mereka yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana; 3
Mereka yang bertindak sebagai pemimpin dalam melakukan tindak pidana;
4 Gabungan baik pemberi perintah maupun pimpinan dalam melakukan
tindak pidana. d.
Pertanggungjawaban pidana badan hukum dan organisasi lain tersebut, diperluas termasuk juga apabila tindak pidana lingkungan tersebut dilakukan
oleh orang-orang, baik berdasar hubungan kerja maupun berdasar hubungan lain, yang bertindak dalam lingkungan badan hukum. Tuntutan pidana dan
sanksi pidana dijatuhkan terhadap mereka yang memberi perintah atau yang bertindak sebagai pimpinan tanpa mengingat hubungan antar keduanya.
e. Pengertian mereka yang bertindak sebagai pimpinan tersebut tidak terbatas
hanya pimpinan dalam melakukan tindak pidana lingkungan, tetapi juga diartikan pimpinan ikut bertanggung jawab terhadap akibat terjadinya
pencemaran danatau perusakan lingkungan, misalnya, ada orang yang bekerja pada badan hukum atau organisasi lain melakukan suatu perbuatan seperti
membuang limbah di suatu tempat yang bukan peruntukannya atau tanpa izin, sehingga menimbulkan pencemaran danatau kerusakan lingkungan, maka yang
bertanggung jawab atas perbuatan pekerja tersebut, meskipun pimpinan tersebut hanya bertindak memerintah dan memimpin pelanggaran tersebut.
Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa apabila yang
melakukan tindak pidana adalah orang-orang yang ada hubungan kerja maupun
139
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
hubungan lain dengan badan usaha tersebut, maka badan usaha tersebut dianggap telah melakukan tindak pidana lingkungan. Hal ini dikarenakan hubungan antara
badan usaha dengan orang yang mempunyai hubungan kerja tersebut didasarkan pada perjanjian kerja. Oleh sebab itu, baik badan usaha korporasi maupun orang-orang
yang memberi perintah atau bertindak sebagai pemimpin dalam lingkungan suasana aktivitas usaha korporasi yang bersangkutan, dapat dituntut pidana dan dijatuhi sanksi
pidana beserta tindakan tata tertib. Namun, badan usaha dapat terbebas dari tanggung jawab pidana tersebut atau dianggap tidak bersalah, jika korporasi itu mampu
membuktikan bahwa ia korporasi tidak bersalah. Setelah melihat penjelasan tersebut di atas mengenai Pasal 116 ayat 1 dan ayat
2 UUPPLH, pertanyaan yang sering muncul yaitu kapan saatnya pertanggungjawaban pidana itu dijatuhkan kepada badan usaha saja, atau kepada
pengurus badan usaha saja, atau kapan saatnya tanggung jawab itu dijatuhkan terhadap badan usaha bersama-sama pengurus badan usaha.
Menurut Alvi Syahrin
140
, guna menentukan siapa-siapa yang bertanggung jawab di antara pengurus suatu badan hukum yang harus memikul beban
pertanggungjawaban pidana tersebut, harus ditelusuri segi dokumen AMDAL, izin lisensi dan pembagian tugas pekerjaan dalam jabatan yang terdapat pada badan
hukum korporasi yang bersangkutan. Penelusuran dari dokumen-dokumen tersebut akan menghasilkan data,
informasi dan fakta dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha yang
140
Ibid., hal 72
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan dan sejauhmana pemantauan dan pengendalian yang telah dilakukan terhadap dampak tersebut. Dari dokumen-dokumen tersebut dapat diketahui pula,
bagaimana hak dan kewajiban pengurus-pengurus perusahaan tersebut, untuk memantau, mencegah dan mengendalikan dampak negatif kegiatan perusahaan.
Sehingga dengan penelusuran itu, akan nyata pula apakah pencemaran danatau perusakan lingkungan tersebut terjadi karena kesengajaan atau karena kelalaian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE DALAM