Perencanaan Pelatihan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Pelatihan

2.1.1 Pengertian Perencanaan Pelatihan

Menurut Hamzah 2008 perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan , dan prilaku dalam batas - batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa depan serta usaha untuk mencapainya. Apa wujudnya yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan kegiatan menyususn rencana perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses atau cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan dalam pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan biasanya disusun secara logis, sistematis, rasional, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Perencanaan berfungsi sebagai : 1. Titik tolak dalam rangka memulai suatu proses kegiatan, 2. Arah dalam pelaksanaan, 3. Pegangan handout bagai pelaksana, 4. Permudah pengawasan. Universitas Sumatera Utara Dalam merencanakan harus didasarkan pada beberapa prinsip, antara lain : 1 kooperatif, 2 kreatif, 3 komprehensif, 4 fleksibel, dan 5 kontinu. Perencanaan adalah merupakan inti manajemen, karena semua kegiatan organisasi yang bersangkutan diarahkan kepada rencana tersebut Notoatmodjo 2004 : 14. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka secara berdaya guna dan berhasil guna. Demikian pula perencanaan sumber daya manusia adalah merupakan inti daripada manajemen sumber daya manusia. Karena dengan adanya perencanaan maka kegiatan seleksi, pelatihan dan pengembangan, dan kegiatan – kegiatan lain yang berkaitan dengan sumber daya manusia dapat akan lebih terarah. Menurut Sinurat, 2013 : 8, “Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan”. Para manajer yang efektif menyadari bahwa bagian terbesar dari waktu mereka harus disediakan untuk perencanaan. Bagi manajer personalia perencanaan berarti penentuan program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan kata lain proses penentuan sasaran akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari manajer personalia dengan keahliannya dalam bidang manajemen sumber daya manusia. Perencanaan Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi Rivai, 2008: 175. Perecanaan Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Perencanaan Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan Universitas Sumatera Utara pekerjaannya. Biasanya yang sudah bekerja di suatu organisasi yang efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah dan paragmatik. Perencanaan pelatihan adalah penyusunan suatu rencana pelatihan berdasarkan pendekatan keterpaduan seyogianya mempertimbangkan semua faktor dan komponen – komponen yang ada, supaya dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif Umar, 2000 : 40. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka penyusunan rencana pelatihan dilakukan melalui prosedur sebagai berikut : Langkah 1 : Merumuskan asumsi – asumsi yang jelas, eksplisit dan khusus. Asumsi – asumsi dirumuskan bertitik tolak pada pokok – pokok pikiran yang berkenaan dengan : a Keyakinan tentang masyarakat, pendidikan dan pelatihan, serta belajar; b Pandangan tentang peran pelatihan dalam program pelatihan; c Penjabaran ciri – ciri khusus dan hambatan – hambatan yang diperkirakan bakal terjadi dalam pelaksanaan program pelatihan. Semua asumsi dirumuskan melalui serangkaian diskusi dengan pihak – pihak terkait memperoleh sumbang saran yang bermanfaat bagi perencanaan, sehingga diperoleh suatu rencana pelatihan yang benar – benar aktual. Langkah 2 : mengidentifikasi kemampuan kompetensi. Kemampuan – kemampuan supaya dirinci secara khusus, divalidasikan dan diuji dalam kaitannya dengan keberhasilan kegiatan pelatihan. Ada enam jenis pendekatan yang dapat digunakan untuk merumuskan kemampuan, ialah : a Pendekatan mata aaran yang diterjemahkan menjadi sejumlah kemampuan yang terpusat pada tujuan tingkah laku; Universitas Sumatera Utara b Pendekatan analisis tugas yang harus dikerjakan, lalu menentukan peran – peran yang diperlukan, selanjutnya menentukan jenis – jenis kemampuan; c Pendekatan kebutuhan peserta berdasarkan ambisi, nilai – nilai, dan perspektif mereka; d Pendekatan kebutuhan masyarakat senyatanya, selanjutnya disusun rencana pelatihan; e Pendekatan teoritik yang disusun secara logik melalui pemikiran deduktif dalam kerangka Ilmu Perilaku Manusia; f Pendekatan kluster yang disusun berdasarkan program umum yang biasa berlaku dalam masyarakat atau dalam kehidupan sehari – hari. Langkah 3 : Merumuskan tujuan – tujuan secara deskriptif. Kemampuan – kemampuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dirumuskan lebih khusus, lebih eksplisit, menjadi tujuan – tujuan yang dapat diamati dan dapat diukur berdasarkan kriteria tertentu. Langkah 4 : Menentukan perangkat kriteria dan jenis assesmen. Kriteria berguna untuk menetapkan tingkat keberhasilan. Perangkat kriteria itu merupakan indikator dalam assessmen yang akan dilakukan. Langkah 5 : Pengelompokan dan penyusunan tujuan – tujuan pembelajaran yang berurutan secara psikologis ini hendakya dipertimbangkan pula struktur materi pelajaran, lokasi dan fasilitas yang dipergunakan untuk melakukan macam – macam kegiatan pelatihan. Langkah 6 : Merancang strategi pembelajaran berdasarkan kemampuan – kemampuan yang hendak dikembangkan, materi pelajaran yang akan disampaikan, keadaan peserta, waktu yang tersedia, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Langkah 7 : Mengorganisasi sistem pengelolaan kelas, sesuai dengan kemungkinan pelatihan yang akan dilaksanakan, proses pembelajaran, serta peran, dan kemampuan manajerial pelatih itu sendiri. Langkah 8 : Melaksanakan uji coba, rencana pelatihan untuk menguji pengaruh strategi pembelajaran, kehandalan alat assessmen, dan pengaruh sistem pengelolaan kelas. Langkah 9 : Menilai rancangan pelatihan ini, yang mencakup validitas tujuan, kriteria assessmen, strategi pembelajaran, organisasi kelas. Langkah 10 : memperbaiki kembali rencana pelatihan berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari penilaian. Pelatihan diperlukan untuk membantu pegawai menambah kecakapan dan pengetahuan yang berhubungan erat dengan pekerjaan dimana pegawai tersebut bekerja. Pernyataan - pernyataan tentang pelatihan diatas mengungkapkan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dalam aktivitas ekonomi yang dapat membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecakapan serta sikap seseorang yang diperlukan organisasi dalam mencapai tujuan yang harus disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan yang akan dikerjakan oleh seorang pegawai. Pengertian pelatihan karyawan adalah suatu pelatihan yang ditujukan untuk para pegawai karyawan dalam hubungannya dengan peningkatan kemampuan pekerjaan job pegawai saat ini. Tujuan penelitian ini utamanya adalah meningkatkan produktivitas atau hasil kerja pegawai atau dengan kata lain adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisien kerja tiap pegawai. Pelatihan-pelatihan ini mencakup antara lain : Universitas Sumatera Utara a. Pelatihan - pelatihan untuk melaksanakan program - program baru. b. Pelatihan - pelatihan untuk menggunakan alat - alat atau fasilitas-fasilitas baru. c. Pelatihan - pelatihan untuk para pegawai yang akan menduduki job atau tugas - tugas baru. d. Pelatihan - pelatihan untuk pengenalan proses atau prosedur kerja yang baru. e. Pelatihan bagi pegawai - pegawai baru dan sebagainya. Meskipun fokus pelatihan ini adalah pada kemampuan psikomotor keterampilan psikomotor dan pegawai dalam menangani tugas atau pekerjaannya tetapi bukan berarti meninggalkan kemampuan - kemampuan lain sikap dan pengetahuannya. Pengetahuan - pengetahuan yang menunjang keterampilannya perlu juga diberikan pada pelatihan ini, agar dalam melakukan tugasnya tersebut para peserta pegawai mendasarkan pada teori - teori yang dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula pelatihan sikap ini juga diperlukan, terutama pada pelatihan karyawan baru. Hal ini dirasakan penting karena setiap organisasi instansi mempunyai falsafah dan iklim kerja yang berbeda. Dengan proses pelatihan ini para pegawai calon pegawai dapat mengetahui bagaimana sikap yang diharapkan oleh organisasiinstansi yang bersangkutan. Sikap loyalitas kepada organisasi adalah suatu sikap yang diharapkan oleh setiap organisasi, instansi atau departemen. Suatu organisasi, instansi departemen dan sebagainya itu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan bangsa. Suatu organisasi, instansi, atau departemen yang baik harus mampu mengantisipasi masa depan masyarakat, sehingga ia harus dapat menyusun program - program atau kegiatan - kegiatannya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh organisasinya dalam antisipasi masa depan. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain, organisasi, instansi atau lembaga tersebut harus tumbuh dan berkembang untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan organisasi, instansi atau lembaga yang seirama dengan perkembangan zaman, maka harus didukung oleh kualitas pegawai sumber daya manusia yang memadai, untuk itulah diperlukan pengembangan pegawai employee development. Pengembangan karyawan sebagai upaya mempersiapkan karyawan sumber daya manusia agar dapat bergerak dan berperan dalam organisasi sesuai dengan pertumbuhan, perkembangan dan perubahan suatu organisasi, instansi atau departemen. Oleh sebab itu kegiatan pengembangan karyawan itu dirancang untuk memperoleh karyawan - karyawan yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu organisasi atau institusi dalam geraknya kemasa depan.

2.1.2 Manfaat Perencanaan Pelatihan

Perencanaan pelatihan harus bertujuan atau bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Perencanaan pelatihan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap personel perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Perencanaan pelatihan ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi para karyawan baru atau lama melalui latihan dan pendidikan. Pimpinan perusahaan semakin menyadari bahwa karyawan baru pada umumnya hanya mempunyai kecakapan Universitas Sumatera Utara teoritis saja dari bangku kuliah. Jadi, perlu dikembangkan dalam kemampuan nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pelatihan karyawan memang membutuhkan biaya cukup besar, tetapi biaya ini merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan di bidang personalia. Karena karyawan yang cakap dan terampil akan dapat bekerja lebih efisien, efektif, pemborosan bahan baku, dan ausnya mesin berkurang, hasil kerjanya lebih baik maka daya saing perusahaan akan semakin besar. Hal ini akan memberikan peluang yang lebih baik bagi perusahaan untuk memperoleh laba yang semakin besar sehingga balas jasa gaji dan benefit karyawan dapat dinaikkan. Perencanaan pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya perencanaan pelatihan merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera. Sedangkan pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam perencanaan pelatihan manajemen, organisasi, dan pelatihan individu karyawan tersebut. Menurut Sirait, 2006: 246, “Manfaat perencanaan pelatihan juga di kemudian hari, disamping kenyataan bahwa apabila kita membicarakan perencanaan pelatihan berarti kita bicara juga pengembangan. Ada beberapa alasan mengapa perencanaan pelatihan diperlukan: a. Program orientasi belum cukup bagi penyelesaian tugas - tugas, meskipun program orientasi dilakukan secara lengkap. Universitas Sumatera Utara b. Adanya perubahan - perubahan dalam teknik penyelesaian tugas, adanya cara penyelesaian tugas yang baru, ketidakmampuan itu akan meningkat sehingga orang perlu dilatih. c. Adanya jabatan - jabatan baru yang memerlukan keterampilan - keterampilan. d. Keterampilan pegawai kurang memadai untuk menyelesaikan tugas. Sering kali orang yang sudah bosan menjadi tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya tidak baik lagi. Perencanaan pelatihan dapat memperbaiki skill dan kebisaan kerja yang buruk.

2.1.3 Konsep Pelatihan

Secara profesional dapat dirumuskan bahwa pelatihan itu pada hakikatnya mengandung unsur - unsur pembinaaan dan pendidikan Hamalik, 2000: 10 yaitu: a. Pelatihan adalah suatu proses : yaitu merupakan suatu fungsi manajemen yang perlu dilaksanakan terus menerus dalam rangka pembinaan ketenagaan dalam suatu organisasi. b. Pelatihan dilaksanakan dengan sengaja: yaitu unsur kesengajaan dalam proses pelatihan yang ditandai oleh adanya suatu rencana yang lengkap dan menyeluruh yang disusun secara tepat dan rinci. c. Pelatihan diberikan dalam bentuk pemberian bantuan: yaitu mengandung makna yang luas dapat berupa: pengarahan, pengorganisasian, bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan, dll. Universitas Sumatera Utara d. Sasaran pelatihan adalah unsur ketenagakerjaan: dalam hal ini adalah unsur masukan dalam sistem proses pelatihan. Tenaga kerja dapat dilihat dari jenjang pendidikannya, pekerjaannya dan pengalamannya. e. Pelatihan berlangsung dalam satuan waktu tertentu, yaitu dilakukan secara berkesinambungan dan penuh yakni untuk kegiatan penyampaian teori, latihan dan praktek. f. Pelatihan meningkatkan kemampuan kerja peserta, yakni kemampuan: - Membentuk dan membina hubungan antara perorangan dalam organisasi, - Kemampuan menyesuaikan diri dengan keseluruhan lingkungan kerja, - Pengetahuan dan kecakapan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, - Kebiasaan, pikiran dan tindakan serta sikap dalam pekerjaan. g. Pelatihan harus berkenaan dengan pekerjaan tertentu, yaitu erat kaitannya dengan pekerjaan peserta sekarang atau tugas-tugas yang akan datang dibebankan kepadanya pada masa yang akan datang.

2.1.4 Model - Model Pelatihan

Menurut Hamalik, 2000: 20 model pelatihan adalah suatu bentuk pelaksanaan yang didalamnya terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaannya. Berdasarkan kategori dan jenis pelatihan lalu ditentukan suatu model pelatihan sebagai berikut :

a. Public Vocational Training Refreshing Course