BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
28
Gunungsempu,Tamantirto, Kasihan, Bantul
c Apakah evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan mampu mengungkap rasio keuntungan program diklat bagi stakeholder pengguna lulusan diklat?
d Apakah evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan mampu mengungkap program diklat mana yang paling bermanfaat dan program diklat mana yang
kurang bermanfaat bagi lembaga pengirim? e Apakah evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan mampu mengungkap bahwa
lembaga pengirim peserta diklat telah mengirimkan orang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan lembaga tersebut?
Sebagaimana disampaikan oleh Oemar Hamalik 2007, bahwa peserta
program diklat hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, sebagai berikut: a
akademik, ialah peserta yang dikirim sesuai dengan jenjang pendidikan dan keahlian yang dipersyaratkan; b jabatan, ialah peserta diklat yang dikirim telah
menempati pekerjaan tertentu, atau akan ditempatkan pada pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis Diklat yang akan diikuti; c pengalaman kerja, ialah peserta
diklat yang dikirim akan diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman pekerjaan terkait jenis diklat yang akan diikuti; d motivasi dan minat, peserta
yang dikirim memiliki motivasi dan minat terhadap pekerjaan yang akan atau sedang diemban sesuai jenis diklat yang diikuti. d pribadi, peserta diklat yang
dikirim memenuhi persyaratan terkait aspek moral dan sifat-sifatnya yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan dipikulkan atau yang telah dilakukan; e
intelektual, tingkat berpikir, dan pengetahuan, dapat diketahui melalui tes seleksi.
2. Manfaat Kegiatan Pengkajian
a Bagi Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY, hasil kajian terhadap proses pelaksanaan dan metode evaluasi pascadiklat ini dapat dijadikan sebagai
umpan balik dalam rangka perbaikan program kegiatan evaluasi pascadiklat. b Informasi yang diperoleh dari hasil kajian terhadap proses pelaksanaan dan
metode evaluasi pascadiklat dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pelaksanaan evaluasi pascadiklat
yang lebih efektif dan efisien.
3. Metode Kajian
a Pengumpulan data yang bersumber dari dokumen laporan kegiatan evaluasi pascadiklat yang telah dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY.
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
29
Gunungsempu,Tamantirto, Kasihan, Bantul
b Melakukan analisis data dengan cara menelaah proses pelaksanaan dan metode evaluasi pascadiklat yang telah dilaksanakan Badan Pendidikan dan
Pelatihan DIY dari pespektif keilmuan. c Merumuskan rekomendasi pedoman teknis pelaksanaan evaluasi pascadiklat
Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY.
4. Hasil Kajian a. Perumusan tujuan evaluasi pasca diklat. Rumusan tujuan evaluasi yang
dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY bila ditinjau secara konseptual
belum mencakup
tujuan evaluasi
pascadiklat secara
komprehensif. Sebaiknya tujuan yang akan dicapai mengacu pada tujuan ideal evaluasi pascadiklat, yaitu:
1 Mengetahui relevansi materi diklat. Relevansi materi adalah tingkat kesesuaian materi yang diberikan selama diklat dengan kebutuhan
pengetahuan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Semakin tinggi tingkat relevansinya maka akan semakin tinggi peluang
untuk menyelesaikan pekerjaannya secara cepat,
akurat dan
bertanggung jawab. 2 Mengetahui tingkat pendayagunaan alumni. Pendayagunaan alumni
diklat adalah tingkat pelimpahan tugas atau pemanfaatan alumni diklat berkait dengan bidang tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3 Mengetahui tingkat kompetensi alumni. Kompetensi adalah penambahan pengetahuan peserta tentang materi-materi yang diberikan dalam diklat
dan kemampuan untuk mengaplikasikannya di lingkungan kerja alumni masing-masing.
4 Mengetahui perencanaan perubahan dan perkembangan perubahan jangka pendek, menengah, dan panjang yang telah dilaksanakan. Ketika
mengikuti diklat, peserta memiliki rencana untuk pengembangan kelembagaan. Evaluasi pascadiklat difokuskan untuk mengetahui
rencana apa yang mereka buat ketika mengikuti diklat dan sejauh mana rencana pengembangan tersebut sudah dijalankan.
5 Pemanfaatan alumni diklat dalam jabatan yang diampu, baik jabatan struktural, jabatan fungsional umum maupun jabatan fungsional tertentu.
6 Perkembangan perubahaninovasi yang telah dilaksanakan. 7 Tingkat peningkatan kinerja instansi unit organisasi alumni diklat.
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
30
Gunungsempu,Tamantirto, Kasihan, Bantul
b. Metode Pelaksanaan Evaluasi Pascadiklat yang Telah Dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY
1 Metode dan instrumen evaluasi pascadiklat yang digunakan kurang mampu mengukur ketercapaian program diklat secara valid dan
komprehensif. Subyek dan sumber data seharusnya tidak hanya alumni peserta
diklat tetapi juga atasan langsung yang bersangkutan sebagai pengguna alumni stakeholder. Atasan alumni perlu dimintai tanggapannya apakah
pegawai yang telah dikirim mengikuti diklat setelah kembali ke tempat kerjanya ada perbaikan dalam hal kompetensi dan kinerja. Kemudian,
ditanyakan juga apakah atasan langsung pernah memberdayakan para alumni diklat sesuai jenis diklat yang pernah diikuti.
Terkait penelusuran peningkatan kinerja alumni diklat dalam melaksanakan pekerjaan terkait jenis diklat yang sudah diperoleh,
tentunya tidak akan bisa diukur jika alumni tersebut belum pernah diberdayakan stakeholder dalam bidang pekerjaan yang relevan. Dengan
kata lain, perbaikan kinerja hanya bisa diukur jika alumni sudah diberdayakan atau telah diberikan tugas dan tanggung jawab pekerjaan
sesuai jenis diklat yang telah diikuti. Untuk itu perlu penelusuran kepada alumni, apakah mereka dikirim mengikuti diklat karena akan diberikan
tugas dan tanggung jawab dalam bidang pekerjaan sesuai jenis diklat yang akan ditempuh? Ataukah mereka dikirim mengikuti diklat oleh
atasan dalam rangka peningkatan kompetensi dan kinerja pada bidang tugas dan pekerjaan yang sedang dijalanidiembannya? Ataukah mereka
dikirim mengikuti diklat oleh atasan tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang akan diberikan atau sedang dijalankan?
Analisa data terkait ketiga background tersebut perlu dipisahkan. Terkait waktu penyebaran angket evaluasi pascadiklat. Waktu
pengiriman angket yang jaraknya terlalu lama dari waktu pelaksanaan diklat yang telah diikuti alumni, datanya dapat mengalami bias. Bisa jadi
alumni meningkat kompetensi dan kinerjanya bukan karena pengaruh diklat yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY, tetapi
karena faktor lain. Selain itu, bisa jadi alumni telah lupa dengan materi diklat yang ditanyakan dalam angket. Untuk itu waktu pengiriman angket
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
31
Gunungsempu,Tamantirto, Kasihan, Bantul
evaluasi pascadiklat sebaiknya tidak terlalu jauh jaraknya dengan waktu pelaksanaan diklat.
Skala yang digunakan pada instrumen. Terdapat kekurang runtutan rentang skala pernyataan pada instrumen respons alumni.
Dalam skala respons digunakan urutan skala persepsi alumni terhadap tingkat pendayagunaan sebagai berikut: 1 tidak pernah sama sekali, 2
jarang, 3 kadang-kadang, 4 sering, 5 selalu. Akan lebih tepat jika menggunakan rentang skala sebagai berikut: 1 tidak pernah sama
sekali, 2 jarangkadang-kadang 3 cukup sering, 4 sering, 5 selalu. Begitu juga skala instrumen persepsi responden terhadap
kesesuaian materi diklat dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam skala respons digunakan urutan rentang skala sebagai berikut: 1 tidak sesuai,
2 kurang sesuai, 3 sesuai, 4 cukup sesuai, 5 sangat sesuai. Akan lebih tepat jika menggunakan rentang skala sebagai berikut: 1 tidak
sesuai, 2 kurang sesuai, 3 cukup sesuai, 4 sesuai, 5 sangat sesuai. 2 Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang cukup mampu
mengungkap kekuatan dan kelemahan program diklat sebagai dasar perbaikan program.
Jika perbaikan kompetensi alumni hanya diukur melalui persepsi alumni, bisa jadi Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY hanya dapat
memperoleh data terkait dengan informasi persepsi alumni tentang pengetahuan yang didapat selama pelatihan bukan esensi kompetensi itu
sendiri. Kompetensi lebih bermakna sebagai kemampuan dalam melaksanakan bidang pekerjaan tertentu, bukan sekedar penguasaan
pengetahuan kognitif yang mengandalkan ingatan. Untuk memperoleh data yang valid tentang kompetensi alumni perlu juga ditanyakan kepada
atasan langsung atau teman sejawat alumni. Untuk mengetahui kekuatan program atau kurikulum diklat,
sebaiknya analisisnya tidak hanya dilihat dari skor total angket kompetensi, tetapi juga perlu dilakukan analisis terhadap skor setiap butir
angket kompetensi, sehingga diketahui pada indikator kompetensi yang mana alumni merasa tidak ada perbaikan, atau hanya merasa sedikit
lebih baik. Informasi tersebut dapat dijadikan dasar untuk perbaikan
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
32
Gunungsempu,Tamantirto, Kasihan, Bantul
kurikulum diklat bagian mana yang masih lemah atau kurang relevan dengan kebutuhan stakeholder.
3 Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan belum mampu mengungkap rasio keuntungan program diklat bagi stakeholder pengguna lulusan
diklat. 4 Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap
program diklat mana yang paling bermanfaat dan program diklat mana yang kurang bermanfaat bagi lembaga pengirim.
5 Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap bahwa lembaga pengirim peserta diklat telah mengirimkan orang yang
sesuai dengan kriteria dan kebutuhan lembaga tersebut. Secara ideal, outputoutcome lulusan diklat baik jika berguna bagi
peningkatan kinerja lembaga pengirim pengguna, materi diklat yang diberikan relevan dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, materi
diklat yang ada perlu juga dimintakan masukan dari para
pengirimpengguna alumni.
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
33
Gunungsempu,Tamantirto, Kasihan, Bantul
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian hasil analisis, dapat disimpulkan hal sebagai berikut. 1. Rumusan tujuan evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan
Pelatihan DIY bila ditinjau secara konseptual belum mencakup tujuan evaluasi pascadiklat secara komprehensif.
2. Metode dan instrumen evaluasi pascadiklat yang digunakan kurang mampu mengukur ketercapaian program diklat secara valid dan komprehensif. Subyek
dan sumber data seharusnya tidak hanya alumni peserta diklat tetapi juga atasan langsung yang bersangkutan sebagai pengguna alumni stakeholder.
3. Terkait penelusuran peningkatan kinerja alumni dalam melaksanakan pekerjaan terkait jenis diklat yang sudah diperoleh, tentunya tidak akan bisa diukur jika
alumni tersebut belum pernah diberdayakan stakeholder dalam bidang pekerjaan yang relevan.
4. Waktu pengiriman angket yang jaraknya terlalu lama dari waktu pelaksanaan diklat yang telah diikuti alumni, datanya dapat mengalami bias.
5. Terdapat kekurang runtutan rentang skala pernyataan pada instrumen respons alumni. Begitu juga skala instrumen persepsi responden terhadap kesesuaian
materi diklat dengan kebutuhan dunia kerja. 6. Jika perbaikan kompetensi alumni hanya diukur melalui persepsi alumni, bisa jadi
Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY hanya dapat memperoleh data terkait dengan informasi persepsi alumni tentang pengetahuan yang didapat selama
pelatihan bukan esensi kompetensi itu sendiri. 7. Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan belum mampu mengungkap rasio
keuntungan program diklat bagi stakeholder pengguna lulusan diklat. 8. Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap program
diklat mana yang paling bermanfaat dan program diklat mana yang kurang bermanfaat bagi lembaga pengirim.
9. Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap bahwa lembaga pengirim peserta diklat telah mengirimkan orang sesuai dengan kriteria
dan kebutuhan lembaga tersebut.