Pengertian Inflasi Definisi Inflasi Penyebab Inflasi

2. Produk Domestik Bruto Perkapita Produk Domestik Bruto Perkapita dapat dipakai mengukur pendapatan perkapita dan lebih tepat mencerminkan kesejahteraan penduduk suatu negara dari pada Produk Domestik Bruto PDB saja. Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk domestik bruto nasional dibagi dengan jumlah penduduk. 3. Pendapatan Perjam Kerja Pendapatan perjam kerja sebenarnya paling baik sebagai alat untuk mengukur maju tidaknya perekonomian. Biasanya suatu negara yang mempunyai pendapatan atau upah jam kerja lebih tinggi dari upah jam kerja negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama. Pasti boleh dikaitkan bahwa negara yang bersangkutan lebih maju dari negara lain. Suparmoko, 2000 : 205

2.2.2. Inflasi

2.2.2.1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikkan harga – harga umum barang – barang terus menerus, sehingga mengakibatkan melemahnya nilai mata uang. Boediono, 1990 : 162

2.2.2.2. Definisi Inflasi

Menurut Boediono 2001 : 155 inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga yang naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan ini meluas kepada mengakibatkan kenaikan sebagai dari barang yang lain. Untuk mendefinisikan mencakup tiga aspek : a Adanya kecenderungan harga – harga untuk meningkat yang berarti mungkin saja tingkat inflasi yang terjadi pada waktu tertentu akan turun atau naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap akan turun naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan kecenderungan untuk tetap meningkat. b Peningkatan harga tersebut berlangsung terus menerus yang berarti tingkat harga meningkat itu bukan hanya pada suatu atau beberapa komoditi saja. c Mencakup pengertian tingkat harga umum yang berarti tingkat harga meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja.

2.2.2.3 Penyebab Inflasi

Dalam teori – teori moneter, terjadinya inflasi dapat dibedakan menjadi: a Demand Pull Inflation Inflasi ini bermula adanya kenaikan permintaan total, sedangkan di sektor produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh, sehingga apabila ada peningkatan terhadap barang dan jasa maka akan mendongkrak harga barang dan jasa, terlebih bilz ksempatan kerja penuh akan terdapat “Inflationari Gap“ yang dapat menimbulkan inflasi. Inflasi yang sangat tinggi dan tidak terkendali akan dapat mempengaruhi penanaman modal spekulatif, tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi dan stabilitas perekonomian kacau sehingga pendapatan akan merosot. Nilai riil tabungan juga akan merosor karena nilai uang yang semakin turun dan akan membawa pengaruh pada perbankan. Gambar berikut menjelaskan proses terjadinya Demand Pull Inflation Gambar 2 :Demand Pull Inflation Harga S P2 P1 D2 D1 Q1 Q2 Output Sumber : Budiono, 1994. Ekonomi Makro, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta hal 157 . b Cost Push Inflation Inflais jenis ini ditandai dengan adanya ken aikan harga serta turunnya produksi. Kondisi ini bermila pada saat terjadinya penurunandalam bidang produksi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus maka akan menimbulkan “Cost Push Inflation”. Gambar berikut akan mengambarkan proses Cost Push Inflation Gambar 3 : Cost Push Inflation H2 H1 Sumber : Budiono, 1994. Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta, hal 163. Keterangan: Bila ongkos produksi naik dari P1 ke P2 misalnya, karena kenaikan harga sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat agregat suplai bergeser dari S1 ke S2 Ada beberapa indikator yang digunakan oleh ahli – ahli ekonomi dalam menggambarkan terjadinya inflasi di suatu negara. Indikator tersebut adalah biaya hidup, indeks harga konsumen dan indeks perdagangan besar.

2.2.2.4. Efek Inflasi