22
3. Penilaian Kinerja Guru
Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, sehingga dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Noeng
Muhadjir 2000: 84-85 membagi empat model pengukuran kinerja guru, kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Model STAG Standard Teacher Competence Uppraisal Guide, yang mengetengahkan empat komponen evaluasi yang
terdiri dari tujuan, penampilan performance, evaluasi, dan profesionalitas serta kemasyarakatan.
b. Model Rob Norris yang mengetengahkan enam komponen terdiri dari kualitas personal, professional, persiapan mengajar,
perumusan tujuan, evaluasi, penampilan di kelas, dan penampilan anak.
c. Model Oregon OCE CBTE: Oregeon College of Education Competency Based teacher Education, yang mengetengahkan
lima komponen, yang terdiri dari perencanaan dan persiapan, kemampuan mengajar guru dan kemampuan belajar anak,
kemampuan hubungan interpersonal, kemampuan hubungan dan tanggung jawab profesional terhadap orang tua, kulikuler,
administrasi, dan anggaran.
d. Model APKG Alat peneliti Kinerja Guru yang telah disadur dari TPAI Teacher Performance Assesment Instructure yang
mengetengahkan lima komponen yang terdiri dari rencana pengajaran, prosedur mengajar, hubungan antar pribadi, standar
profesional, dan persepsi anak.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 a tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam
melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru
berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar yang
merupakan bentuk kinerja guru.
23
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru, instrumen sebagai alat penilaian kinerja atau kemampuan guru APKG
telah dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Harahap dalam Supardi 2013:71, menyebutkan tiga komponen penting
bagi seorang guru dalam proses pembelajaran, yaitu: 1 persiapan pembelajaran, 2 pelaksanaan pembelajaran, 3 hubungan antar pribadi.
Bafadal dalam Supardi 2013:71, menjelaskan alat ukur kinerja guru bersifat generic essential yang terdiri dari tiga macam berupa: 1 lembar
penilaian perencanaan pembelajaran, 2 lembar penilaian kemampuan pembelajaran, dan 3 lembar penilaian hubungan antarpribadi.
Perencanaan pembelajaran meliputi: 1 perencanaan pengorganisasian
bahan pembelajaran,
2 perencanaan
pengelolaan kelas, 3 perencanaan penggunaan media dan sumber belajar, 4 perencanaan penilaian prestasi peserta didik untuk
kepentingan pembelajaran. Penilaian kemampuan pembelajaran meliputi: 1 penggunaan metode, media, dan bahan latihan, 2
berkomunikasi dengan peserta didik, 3 mendemonstrasikan khazanah metode pembelajaran, 4 mendorong dan menggalang
keterlibatan
peserta didik
dalam pembelajaran,
5 mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya,
6 pengorganisasian waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pembelajaran, dan 7 melaksanakan evaluasi pencapaian peserta
didik dalam pembelajaran. Hubungan antar pribadi meliputi: 1 membantu mengembangkan sikap positif peserta didik, 2 bersika
terbuka dan luwes terhadap peserta didik atau orang lain, 3 menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam pembelajaran
dan pelajaran yang diajarkan, dan 4 mengelola interaksi perilaku dalam kelas. Usman dalam Supardi, 2013: 71-72.
Berdasarkan uraian diatas memperlihatkan bahwa terdapat sejumlah aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja guru yaitu
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut pembelajaran, serta hubungan antar pribadi. Pada penelitian
24
ini aspek yang penilaian yang digunakan untuk mengukur kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah berdasarkan model APKG yaitu
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran serta tindak lanjut hasil pembelajaran yang dalam penelitian
ini akan menjadi indikator untuk mengukur kinerja guru di sekolah.
C. Tinjauan Tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013