Nilai-nilai pendidikan karakter menurut pelatih kegiatan

55 stick atau mallet pada alatnya, siswa yang bermain colour guard menggunakan peralatan latihan berupa celana training legging, kaos, dan bersepatu hak tinggi, dan siswa wajib mengikuti kegiatan latihan yang dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Sedangkan dalam melatih tanggung jawab siswa, pelatih menerapkan beberapa peraturan diantaranya: ketika latihan dimulai siswa sudah harus siap dengan alat masing-masing tanpa menunggu instruksi dari pelatih, siswa harus menghargai alat dengan cara menjaga kebersihan dan menggunakan alat secara benar dan sesuai fungsinya, setelah selesai digunakan alat kemudian dibersihkan dan dikembalikan dengan tertata rapi di tempat semula, dan siswa melaksanakan penugasan yang diberikan pelatih dengan baik. Dari beberapa peraturan tersebut diharapkan siswa mampu mengikuitnya dengan baik, dan jika terdapat siswa yang melanggar peraturan tersebut pelatih kemudian akan memberikan teguran. Hukuman akan diberikan kepada siswa jika dengan ditegur siswa tidak ada perbaikan. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari segi persiapan peraturan, pelatih sudah membuat peraturan yang harus ditaati siswa selama proses kegiatan latihan berlangsung. Peraturan yang diterapkan dalam rangka melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

3. Pelaksanaan Latihan

Penelitian ini mengambil fokus pada kegiatan pelatih dan siswa saat proses latihan berlangsung yang terkait dengan pendidikan karakter 56 nilai disiplin dan nilai tanggung jawab. Dalam penelitian ini nilai disiplin dan nilai tanggung jawab dijabarkan kedalam beberapa aspek, diantaranya: a. Nilai Disiplin 1 Disiplin waktu Aspek disiplin waktu mencakup 4 indikator didalamnya yang meliputi pelatih datang tepat pada waktunya, siswa datang tepat pada waktunya, pelatih mengecek kehadiran siswa, dan siswa sudah siap dengan alatnya saat latihan dimulai. Pelatih sudah datang tepat pada waktunya, hal ini ditunjukkan selama kegiatan observasi, pelatih colour guard selalu datang tepat waktu, pelatih perkusi datang terlambat sebanyak dua kali, dan pelatih musik melodi juga datang terlambat dua kali. Setelah dikonfirmasi pelatih perkusi dan pelatih musik melodi terlambat karena terlebih dahulu melakukan koordinasi di tempat mengajar yang lain dan letakknya cukup jauh dari sekolah. Hasil ini juga diperkuat dengan pernyataan Ibu WS selaku koordinator ekstrakurikuler drum band yang menyatakan pelatih datang tepat waktu, ketika sebelum jam latihan sudah datang. Tapi juga pernah datang terlambat. Indikator selanjutnya adalah siswa datang tepat pada waktunya, dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa sudah