88 pernyataan tentang tingkat kematangan menu makan yang disajikan sesuai
dengan makanan pada umumnya. Kesimpulan dari data tersebut adalah menu yang disajikan selama ini memiliki tingkat kematangan yang sesuai
dengan kemantangan makanan pada umumnya. 6 Temperatur makanan
Temperatur makanan mempunyai peranan penting dalam cita rasa makanan. Makanan sebaiknya disajikan pada temperatur yang sesuai untuk
jenis masakan tersebut. Makanan yang disajikan diruang makan Husein selalu dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena makanan harus selesai
disajikan maksimal satu jam sebelum waktu makan. Selain itu juga tempat penyajian makanan tidak bisa mempertahankan makanan yang disajikan.
g. Siklus menu
Siklus menu yang ada di Akademi Militer adalah per satu bulan. Perputaran menu selama satu bulan menyebabkan menu yang disajikan
bervariasi dan tidak membosankan bagi konsumen. Siklus menu makan untuk taruna menurut sebagian besar taruna tidak membosankan. Hal ini
ditunjukkan dengan kuesioner yang dibagikan kepada taruna. Berdasarkan perhitungan hasil kuesioner dari 4 pernyataan, 19,87
taruna menjawab sangat setuju, 56,25 setuju, 20,10 tidak setuju dan 20,06 sangat tidak setuju. Kesimpulan dari perolehan data tersebut
bahwa sebagian besar taruna menyatakan bahwa menu yang disajikan selama ini tidak membosankan karena perputaran menu yang lama.
89
h. Iklim dan musim
Dalam penyusunan menu makan untuk taruna di Akademi Militer, bahan yang digunakan tidak terlalu memperhatiakan musim,karena rata-
rata bahan yang dibutuhkan Rekanan selalu menyediakan. Apabila bahan yang digunakan tidak sedang musim, disiasati dengan mensubtitusi bahan
lain yang ada dan harganya masih bisa dijangkau dengan anggaran yang disediakan.
i. Kebiasaan makan
Taruna di Akademi Militer merupakan putra daerah terbaik dari seluruh Provinsi di Indonesia. Tiap daerah, keluarga, atau anggota keluarga
mempunyai kebiasaan makan yang berbeda. Hal itu sebetulnya dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satu contohnya adalah cara pemilihan bahan
makanan. Meskipun keuangan cukup, tetapi kebugaran akan zat makanan untuk perorangan tidak terpenuhi karena pemilihan bahan makanan tidak
sesuai dengan zat gizi yang diperlukan. Setiap taruna pada awalnya memiliki kebiasan makan yang berbeda-beda. Taruna yang berasal dari
daerah Sumatra Barat biasa mengonsumsi makanan khas dengan citarasa pedas, taruna Jawa barat biasa mengonsumsi makanan yang memiliki
citaras asam, asin, sedangkan taruna asal Papua terbiasa dengan makanan pokok sagu. Hal ini menuntut agar penyusunan menu makan untuk taruna
harus bisa di terima oleh semua taruna yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner menunjukkan
20,37 sangat setuju, 61,5 setuju, 17,05 tidak setuju dan 1,11 sangat tidak setuju bahwa menu yang disajikan untuk taruna selama ini
90 bersifat netral atau khas dari daerah. Makanan yang sajikan bersifat netral
dengan harapan bisa diterima oleh semua taruna dari semua daerah.
2. Kesesuaian kandungan gizi makanan yang disajikan dengan