63
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian menurut Sugiyono 2012:2 merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah pendekatan digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Karena penelitian ini akan meneliti pengaruh, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi
sederhana. Analisis regresi sederhana dilakukan setelah analisis korelasi.
B. Subyek Penelitian 1. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 173 populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Jadi penelitian ini, populasinya adalah seluruh remaja usia
SMA di Kota Yogyakarta. Karakteristik subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja usia 15-18 tahun yang bersekolah di Sekolah
Menengah Atassederajat di Kota Yogyakarta. Peneliti mendistribusikan remaja usia SMA sebagai remaja yang bersekolah di sekolah setara dengan
SMA di Kota Yogyakarta, yaitu Sekolah Menengah Atas SMA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah MA. Data kriteria subyek
penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
64
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Suharsimi Arikunto, 2010: 174. Penelitianini termasuk penelitian sampel karena peneliti
hanya akan mengambil sebagian dari populasi. Peneliti menggunakan teknik
multistage area random sampling
untuk menentukan sampel penelitian. Teknik
multistage area random sampling
menurut Suharsimi Arikunto 2010: 182 adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil
dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Teknik ini dipilih karena jumlah populasi yang cukup luas. Sugiyono 2011:83 menyampaikan bahwa
teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila subyek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Sementara
multistage
diartikan bahwa penentuan sampel dilaksanakan dalam beberapa tahap. Teknik sampling ini sering
digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara
sampling juga Sugiyono,2011:94 Berdasarkan penjelasan di atas maka sampel di penelitian ini adalah
sebagian kelompok remaja usia SMA di Kota Yogyakarta. Tahap pertama ialah menentukan sampel daerah yaitu akan diambil sebanyak tiga sekolah
yaitu SMA N 6 Yogyakarta, SMK N 5 Yogyakarta dan MAN 1 Yogyakarta. Tahap berikutnya, ialah menentukan sampel dari sampel daerah secara acak
dan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki yakni sejumlah 2 kelas dari masing-masing sekolah. Pemilihan teknik sampling ini juga didasarkan atas
65
alasan teknis bahwa peneliti mempertimbangkan keefektifan waktu penelitian mengingat luasnya daerah penelitian.
Berikut ini merupakan sekolah yang dipilih dari masing-masing kelompok atau area
Tabel 1. Daftar Nama Sekolah Sebagai Lokasi Penelitian
No. Sampel Daerah
Sampel dari Sampel Daerah Jumlah
1. SMA N 6 Yogyakarta
X7, X3 52
2. SMK N 5 Yogyakarta
XI Logam 1, XII Keramik 1 53
3 MAN 1 Yogyakarta
XII IPS 1, XII IPS 3 59
Total
164
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kota Yogyakarta, dan dilaksanakan di SMA N 6 Yogyakarta, SMK N 5 Yogyakarta dan MAN 1 Yogyakarta. Waktu penelitian
ini terdiri dari pembuatan proposal pada bulan Januari sampai Agustus 2015. Kemudian dilanjutkan dengan uji coba intrumen pada 17 September 2015 dengan
subyek uji coba 30 siswa SMA N 9 Yogyakarta. Setelah Uji coba, pengambilan data dilaksanakan pada 6 Oktober sampai 12 oktober 2015. Data diolah dan
dianalisis pada bulan Oktober 2015.
D. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibar, karena adanya
variabel bebas Sugiyono, 2007: 61. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
celebrity worship
dan variabel terikatnya adalah identitas diri.
66
E. Definisi Operasional 1.
Celebrity Worship
Celebrity Worship
merupakan perilaku obsesif adiktif penggemar terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan artis atau selebriti idola
mereka yang menyebabkan sebuah hubungan satu arah dari penggemar terhadap idola hubungan parasosial.
Celebrity worship
terdiri dari tiga tingkatan atau dimensi yaitu
entertainment social
hiburan sosial,
Intense personal feeling
Perasaan pribadi yang intens dan
borderline patological
Patologis
.
Hiburan sosial merupakan tingkat terendah dalam
celebrity worship.
Pada tingkat ini penggemar tertarik untuk mendapatkan informasi terbaru selebriti,
termasuk kehidupan pribadinya. Penggemar senang membicarakan selebriti idola mereka sebagai wujud ketertarikan mereka terhadap kemampuan yang
dimiliki oleh selebriti tersebut. Perasaan pribadi yang intens merupakan tingkat kedua dalam
celebriti worship.
Pada tingkat ini penggemar memiliki obsesi terhadap segala hal yang berhubungan dengan selebirti idolanya. Penggemar tergolong impulsif dan
kompulsif terhadap segala hal yang berhubungan dengan selebriti idolanya. Patologis merupakan tingkat tertinggi dan paling ekstrim dalam
celebrity worship.
Pada tingkatan ini penggemar cenderung memiliki fantasi irasional dan tidak terkontrol tentang selebriti idolanya. Selain itu penggemar juga rela
melakukan apa saja demi selebriti idolanya.
67
2. Identitas Diri
Identitas diri merupakan pemahaman seseorang mengenai gambaran dirinya sekarang sebagai pribadi yang unik dan pandangannya mengenai masa
depannya. Identitas diri menurut Berzonsky terdiri dari tiga status atau dimensi yaitu proses identitas diri model informasi, proses identitas diri model norma
dan proses identitas diri model penolakan.
.
Proses identitas diri model informasi adalah status identitas dari individu
yang memiliki pencapaian status identitas moratorium dan pencapaian identitas, merupakan individu yang berpikir reflektif, skeptis, dan berpikiran
terbuka. Proses identitas diri model norma adalah status identitas yang dimiliki oleh
individu yang teliti,disiplin, memiliki komitmen yang kuat dalam mencapai tujuan.
Proses identitas diri model penolakan merupakan status identitas dengan
individu yang cenderung suka menghindari konflik, individu ini memiliki komitmen tetapi tidak stabil dan mudah berubah tergantung dari situasi, akibat
yang diperoleh dan keadaan.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto 2006: 149 merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.
68
Penelitian ini menggunakan metode skala psikologi untuk pengumpulan data. Skala psikologi menurut Saifuddin Azwar 2010: 3 merupakan pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Skala psikologi sendiri dapat digunakan untuk mengukur aspek afektif Saifuddin
Azwar. 2015: 3. Skala digunakan untuk pengukuran terhadap
perfomance
tipikal yang menjadi karakter tipikal seseorang dan cenderung dimunculkan secara sadar
atau tidak sadar dalam bentuk respon terhadap situasi-siatuasi terntentu yang dihadapi responden.
G. Instrumen Penelitian