Bentuk-bentuk Disiplin Kerja Uraian Teoritis .1 Kepemimpinan

6. Sanksi hukuman Berat atau ringannya sanksi hukum yang diterapkan dalam suatu organisasi, berarti memelihara kedisiplinan karyawan. Karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas dalam bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. 8. Hubungan kemanusiaan Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua karyawan. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan kerja karyawan yang baik pada perusahaan.

2.1.5 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja

Terdapat 4 empat bentuk disiplin kerja, antara lain: 1. Disiplin Retributif Disiplin Retributif, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah. Para pengambil keputusan mendisiplinkan dengann suatu cara yang proposional terhadap sasaran. Dengan tidak melakukan seperti apa yang Universitas Sumatera Utara telah ditetapkan akan dianggap tidak adil bagi orang-orang yang bertindak secara tidak tepat. 2. Disiplin Korektif Disiplin Korektif, yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak tepat. Pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-peraturan harus diperlakukan sebagai masalah-masalah yang dikoreksi daripada sebgai pelanggarana- pelanggaran yang mesti dihukum. Hukuman akan lunak sebatas pelanggar menunjukkan kemauan untuk mengubah perilakunya. 3. Perspektif hak-hak individu Perspektif hak-hak individu, yaitu berusaha melindungi hak-hak daar individu selama tindakan-tindakan tidak disiplin. Disiplin hanya tepat jika terdapat alas an yang adil untuk menjatuhkan hukuman. Hak-hak karyawan lebih diutamakan daripada tindakan disiplin. 4. Perspektif Utilitarian Perspektif Utilitarian adalah tindakan yang berfokus kepada pengguna disiplin, hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatif. Tingkat tindakan disiplin diambil tergantung pada cara disiplin itu akan mempengaruhi produktivitas dan profitabilitas. Biaya penggantian karyawan dan konsekuensi-konsekuensi memperkenankan perilaku yang tidak wajar perlu dipertimbangkan. Hal ini memastikan bahwa faedah- faedah tindakan disiplin melebihi konsekuensi-konsekuensi negatifnya. Universitas Sumatera Utara Ada 6 langkah-langkah pendisiplinan secara progresif yang efektif menurut Hariandja 2002:30, adalah: 1. Melakukan pembicaraan informal Sebagai aturan, pembicaraan informal dilakukan terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran itu dilakukan pertama kali, seperti terlambat masuk kerja atau istirahat siang lebih lama dari yang ditentukan, pembicaraan formal akan memecahkan masalah. Pemimpin harus menemukan hal – hal yang menyebabkan terjadinya pelanggaran dan mempertimbangkan potensi yang bersangkutan serta catatan kepegawaiannya. 2. Pemberian peringatan lisan Peringatan lisan dipandang sebagai dialog atau diskusi, bukan ceramah atau kesempatan untuk mengumpat karyawan. Pemimpin perlu mengajukan pertanyaan pada karyawan, tetapi harus berusaha untuk tidak menyela dan jangan merendahkan martabatnya sebagai manusia. Sekalipun demikian, pemimpin tetap perlu tegas karena akan lebih efektif mengubah perilaku karyawan. Sebagai hal yang perlu diingat, pemimpin perlu membuat catatan dalam dokumen kepegawaian yang bersangkutan mengenai tanggal, tujuan, dan hasil pembicaraan dengan karyawan. 3. Peringatan tertulis Peringatan tertulis adalah untuk karyawan yang melakukan pelanggaran peraturan berulang – ulang. Tindakan ini didahului dengan melakukan pembicaraan dengan karyawan yang melakukan pelanggaran, lalu pada Universitas Sumatera Utara akhir pembicaraan pemimpin memberitahu karyawan bahwa ia akan memberikan peringatan tertulis yang nantinya akan ditanda tangani karyawan. 4. Merumahkan sementara Merumahkan sementara adalah untuk karyawan yang telah melanggar peraturan berulang kali dan pelanggaran berat. Ini berarti bahwa tindakan pendisiplinan sebelumnya tidak berhasil mengubah perilakunya. Tindakan ini biasanya dilakukan setelah melakukan penyelidikan seksama dan pembicaraan tuntas dengan karyawan. Merumahkan sementara ini biasanya berlangsung antara satu sampai beberapa minggu, berlangsung pada tingkat kesalahan yang dilakukan. 5. Demosi atau penurunan pangkat Demosi berarti penurunan pangkat atau upah yang diterima karyawan. Akibat yang biasanya ditimbulkan dari tindakan pendisiplinan ini adalah timbulnya perasaan kecewa, malu, patah semangat, atau mungkin marah pada karyawan yang bersangkutan. 6. Pemecatan Pemecatan adalah langkah terakhir dan paling drastis dalam pendisiplinan progresif. Tindakan ini dilakukan untuk jenis pelanggaran yang sangat serius atau untuk pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya. Keputusan ini biasanya diambil oleh pimpinan pada tingkat yang lebih tinggi dan Universitas Sumatera Utara didukung oleh fakta yang diperoleh dari penyelidikan yang telah dilakukan serta biasanya disampaikan oleh manajer sumber daya manusia.

2.1.7 Unsur-unsur Disiplin Kerja