41
BAB IV WACANA GOMBAL DAN BUDAYA POPULER
4.1 Pengantar Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, WG pada mulanya
hanya digunakan untuk menggoda, memuji, dan merayu mitra tutur. Biasanya penuturnya adalah seorang pria dan mitra tuturnya adalah seorang wanita. Hal
tersebut wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah interaksi sosial antara pria dengan wanita. Pada awalnya nggombal bersifat privat, namun kini
perlahan bergeser ke ruang publik.
4.2 Penyebab Terjadinya Fenomena Nggombal
Media massa membawa WG sebagai hiburan. Trans TV dan Trans7, dua stasiun televisi milik Trans Corporation, menjadi pelopor pembawa WG masuk
ke panggung hiburan Indonesia. Kedua stasiun televisi tersebut memang mengakui diri sebagai stasiun televisi hiburan. Hampir semua program yang
dibawakan dikemas sedemikian rupa menjadi hiburan bagi pemirsanya. Karena berorientasi sebagai televisi hiburan, Trans TV dan Trans7 harus kreatif saat
menyuguhkan sebuah tontonan yang menghibur. Tontonan menghibur yang paling umum adalah humor. Kedua stasiun televisi tersebut banyak memuat
program-program bergenre humor. Salah satu tontonan humor yang ditawarkan kepada pemirsa adalah WG.
Akhirnya, WG menjadi populer dan sempat menjadi trend center humor di Indonesia. WG pun menjadi bagian dari budaya pop yang dibawa lewat media
massa. Dari situ, muncullah fenomena baru dalam kehidupan sosial antara pria dan wanita sehingga WG menjadi trend setter dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena itu adalah fenomena nggombal. Dari stasiun televisi, WG mulai dikenal banyak orang dan berkembang di
dunia maya. Banyak website dan webblog yang memuat WG. Dilihat dari komentar-komentar pembacanya, WG yang ada di internet tersebut juga
digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari untuk merayu pasangannya. Dengan demikian, televisi memegang peran penting atas berkembangnya
WG ke publik. Di era postmodern ini, media massa terutama televisi memiliki pengaruh yang sedemikian kuat dalam hidup sosial daripada era sebelumnya
Putranto, 2005: 232. Menurut Baudrillard, kehidupan postmodern ditandai oleh simulasi 1983: 4. Proses simulasi mengarah pada penciptaan simulacra. Di era
ini perbedaan antara tanda dan realitas menjadi semakin kabur sehingga yang tulen dari barang tiruan sukar dikenali Ritzer dan Goodman, 2004: 641.
Baudrillard juga berbicara tentang televisi. Menurutnya, televisi telah larut ke dalam kehidupan dan kehidupan ke dalam televisi 1983: 55. Kehidupan
postmodern bagi Baudrillard adalah hiper-realitas. Media berhenti menjadi cerminan realitas, tetapi justru menjadi realitas itu sendiri, atau bahkan lebih nyata
daripada realitas itu Ritzer dan Goodman, 2004: 642. Dari fenomena di media massa tersebut, khususnya televisi, muncullah
budaya pop. WG sebagai produk yang dipublikkan lewat televisi dapat dikatakan
termasuk dalam budaya pop karena memiliki ciri-ciri budaya pop di dalamnya. Menurut Williams 1983: 237, ciri-ciri budaya pop antara lain i banyak disukai
orang; ii jenis kerja rendahan; iii karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; iv budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.
Keempat ciri-ciri tersebut sesuai dengan WG. WG banyak disukai orang sebagai sebuah tontonan yang lucu dan akhirnya menyenangkan bagi banyak orang.
Selain itu WG juga sesuai dengan ciri-ciri karya sastra populer yang dijelaskan oleh Nurgiyantoro 2007: 16-22
yang bersifat i mengikuti ―selera populer‖ atau selera orang banyak, ii diproduksi untuk dijadikan ―barang
dagangan populer‖ atau bersifat komersial, iii menampilkan masalah yang aktual namun hanya sebatas pada tingkat permukaan, iv bersifat sementara, v
memberikan hiburan semata. Sebagai sebuah tontonan dalam televisi, WG menjadi hiburan yang
menuruti selera populer dan diproduksi untuk dikomersialkan. WG juga hanya membahas masalah yang ringan dan hanya di tingkat permukaan. Terakhir,
pupular itas WG tidak bertahan lama, ―Comedy Project‖ TransTV tidak lagi
memuat segmen ―Gombal Gembel‖. Andre OVJ hanya sekali waktu menggombal. WG hanya tenar sebentar dan siap untuk tenggelam dengan hadirnya budaya-
budaya pop yang baru.
4.3 Rangkuman