perasaan kehilangan yang mendalam terhadap keluarga dan teman. Selain itu, munculnya perasaan inferioritas dan ketidaktentuan karena individu
berada pada lingkungan pergaulan yang baru. Faktor esktern yang mempengaruhi culture shock adalah besar kecilnya perbedaan kebudayaan
tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang dimasukinya. .
B. Mahasiswa Asal Papua
Mahasiswa merupakan sebuah status yang diberikan kepada seseorang yang belajar di perguruan tinggi. Dalam bahasa inggris, orang yang belajar di
perguruan tinggi juga disebut sebagai student yang artinya “seseorang yang berusaha keras”. Julukan tersebut memang sangat cocok diberikan kepada
mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa bukan hanya merupakan status, melainkan orang yang memiliki tugas untuk bekerja keras dalam
studinya Bertens, 2005. Mahasiswa juga digambarkan sebagai orang muda, berpendidikan,
memiliki motvasi tinggi, memiliki kemampuan beradaptasi dan lebih baik daripada banyak teman sebayanya Furnham, 2004.
Orang Papua adalah mereka yang berasal dari suku asli Papua, yaitu mereka yang berasal dari salah satu kelompok Suku Melanesia, seperti suku
Aitinyono, Aefak, Asmat, Agast, Dani, Ayamatu, Mandaca, Biak dan Serui Albarra dalam Kompasiana, 2011. Orang-orang muda tersebut memiliki ciri-
ciri fisik, seperti berambut keriting, berkulit hitam dan berhidung mancung Soemantri, 2008.
Berdasarkan penjelasan mahasiswa di atas, diketahui mahasiswa asal Papua merupakan status yang dimiliki oleh orang muda yang berasal dari suku
asli Papua. Dimana orang muda tersebut memilih untuk belajar terlebih dahulu di sebuah institut atau pendidikan sarjana professional, sebelum memasuki
dunia kerja yang kompleks yang menuntut persiapan karir yang spesifik. Mahasiswa asal Papua memiliki kebiasaan yang berbeda dengan
mahasiswa dari budaya lain di Indonesia, yaitu kebiasaan untuk memakan pinang dan sirih. Selain itu, ada juga perilaku mahasiswa asal Papua yang suka
minum minuman keras lalu membuat keributan Albarra dalam Kompasiana, 2011.
Seorang pelajar asal Papua membenarkan keadaan tersebut. Dia mengatakan bahwa kebiasaan mahasiswa asal Papua yang suka minum
minuman keras dan membuat keributan, memunculkan pandangan bahwa orang Papua itu kasar dan keras kepala. Hal ini pada akhirnya membuat
mahasiswa Papua kurang dapat diterima dengan baik dan membuat mereka merasa tidak nyaman berada di wilayah orang lain.
Kebiasaan lain yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa asal Papua yang dapat menyebabkan mereka mengalami culture shock adalah sikap
individualitas yang tinggi, khusunya mereka yang berasal dari daerah Pantai Utara, Papua. Hal ini menyebabkan mereka tidak mampu untuk bisa bekerja
sama dan menerima kehadiran orang lain Koentjaraningrat, 2002. Sedangkan pada saat memasuki bangku kuliah, mahasiswa juga diharapkan mampu untuk
bekerja sama dengan mahasiswa yang lainnya Chen, Irvine York, Shade New, Thomas dalam Ward, Bochner Furnham, 2001.
C. Review Penelitian Terdahulu Mengenai Culture Shock