Determinasi Tanaman Pengumpulan, Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Kulit Buah Petai

36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam penelitian dan memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah petai. Ciri-ciri tanaman petai adalah pohon dengan tinggi 5-14 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna coklat kemerahan. Daun majemuk, anak daun dengan ujung runcing, pangkal membulat, panjang 4-20 mm, lebar 2-3 cm, warna hijau. Bunga majemuk, jumlah benang sari 10. Pangkal mahkota berwarna putih kekuningan, melekat pada benang sari. Kelopak bertajuk, bagian ujung berkelamin ganda. Tangkai sari panjang. Buah berbentuk polong, pipih, warna hijau. Biji berbentuk pipih, tebal, warna hijau. Akar tunggang, warna coklat Adi, 2008. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan determinasi dengan melihat ciri-ciri tanaman tersebut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ciri- ciri tanaman tersebut sama dengan ciri-ciri petai Parkia speciosa Hassk.. Selain itu, kulit buah petai yang diperoleh dari CV Merapi Farma Herbal disertai dengan surat keterangan keaslian tanaman Lampiran 1. Hal ini membuktikan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar petai Parkia speciosa Hassk..

B. Pengumpulan, Pengeringan dan Pembuatan Serbuk Kulit Buah Petai

Kulit buah petai yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Kabupaten Sleman. Kulit buah petai yang telah dikumpulkan, dicuci bersih dengan air mengalir bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang mungkin bercampur dengan kulit buah petai. Kemudian, kulit buah petai diangin-anginkan untuk menghilangkan air sehingga kulit buah petai tidak membusuk dan senyawa aktif yang diinginkan tetap ada dan tidak berubah Gambar 2. Kulit buah petai yang telah dianginkan, dikeringkan pada ruang pengering simplisia. Gambar 2. Kulit buah petai yang digunakan dalam penelitian Pembuatan simplisia dengan cara pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan kandungan air dalam kulit buah petai agar tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri. Selain itu, jika kadar air dalam bahan masih tinggi, dapat mendorong enzim mengubah kandungan kimia menjadi produk lain yang tidak lagi memiliki efek farmakologi seperti senyawa aslinya Pramono, 2005 cit Ma’mun, 2006. Beberapa enzim perusak kandungan kimia antara lain : hidrolase, oksidase dan polymerase Ma’mun, 2006. Selanjutnya dilakukan pembuatan serbuk. Serbuk yang diperoleh diayak dengan ayakan tepung hingga diperoleh serbuk yang halus. Penyerbukan ini bertujuan untuk memperluas kontak antara serbuk bahan dengan pelarut, sehingga pelarut lebih mudah masuk saat dilakukan maserasi dan penarikan zat aktif oleh pelarutnya lebih maksimal. Menurut Departemen Kesehatan RI 1995, serbuk yang terlalu halus akan mempersulit penyaringan, karena butir-butir halus tadi membentuk suspensi yang sulit dipisahkan dengan hasil penyarian. Oleh karena itu, hasil penyarian tidak murni lagi, tetapi tercampur dengan partikel halus tadi. Dinding sel merupakan saringan, sehingga zat yang tidak larut masih tetap berada di dalam sel. Penyerbukkan yang terlalu halus menyebabkan dinding sel pecah, sehingga zat yang tidak diinginkan pun ikut ke dalam hasil penyarian. Dalam penelitian ini, serbuk diayak dengan ayakan tepung karena dilihat dari kehalusan serbuk sudah cukup halus, sehingga tidak mengganggu proses ekstraksi. Kemudian serbuk disimpan dalam wadah tertutup rapat dan diletakkan di dalam lemari sehingga terlindung dari sinar matahari. Menurut Menteri Kesehatan 1994, serbuk yang telah diayak disimpan dalam wadah kering, tertutup rapat, disimpan pada suhu kamar, di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari agar serbuk tetap baik dan tidak rusak. Jadi, penyimpanan serbuk yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan literatur.

C. Penetapan Susut Pengeringan Serbuk Kulit Buah Petai

Dokumen yang terkait

Pola Kromatografi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Sebagai Antidiare

16 131 112

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Etanol Kulit Buah Dari Tumbuhan Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Kelinci

6 140 92

Uji Aktivitas AntiBakteri Ekstrak n-Heksan Dan Etilasetat Serta Etanol Dari Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

4 78 71

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Petai (Parkia speciosa Hassk.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

5 26 64

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Bunga Petai (Parkia speciosa) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 24 145

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang pohon Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2 16 148

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 18 141

Pola Kromatografi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Sebagai Antidiare

0 0 34

Pola Kromatografi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Sebagai Antidiare

0 0 28