Tujuh tabung reaksi lainnya, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C dalam  inkubator.  Hasil  inkubasi  diukur  Optical  Density  OD  bakteri  dengan
menggunakan  spektrofotometer     480  nm,  sebagai  pembanding  sesudah perlakuan  inkubasi.    KHM  ditentukan  dengan  membandingkan  OD  setelah
perlakuan inkubasi dikurangi OD sebelum perlakuan. Apabila terdapat konsentrasi  terendah  yang menghambat pertumbuhan
bakteri,  ditunjukkan  dengan  tidak  adanya  kekeruhan  OD  bakteri  adalah ≤ 0,
maka didapatkan Konsentrasi Hambat Minimal KHM atau Minimal Inhibitory Concentration  MIC.  Sedangkan  untuk  menentukan  KBM,  dilakukan  uji
lanjutan  dengan  cara  mengambil  1-2  ose  dari  konsentrasi  yang  menunjukkan KHM, distreak ke media MHA steril. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 37
o
C. Setelah diinkubasi, dilihat apakah ada pertumbuhan atau tidak pada media  yang  distreak.  Jika tidak terdapat  pertumbuhan bakteri  pada konsentrasi
yang  terkecil,  maka  diperoleh  Kadar  Bunuh  Minimum  KBM.  Tetapi,  jika terdapat  pertumbuhan  pada  media  yang  streak,  maka  yang  diperoleh  adalah
Kadar Hambat Minimum KHM.
E. Analisis Hasil
Data  yang  diperoleh  berupa  diameter  zona  hambat,  akan  diuji distribusinya  apakah  normal  atau  tidak  dengan  Shapiro-Wilk  dan  dilanjutkan
dengan  uji  homegenitas  Levene  Test,  jika  distribusi  data  tidak  normal  maka dianalisis  menggunakan  uji  Kruskal  Wallis  untuk  mengetahui  perbedaan
bermakna  antara  kelompok  ekstrak  etanol  kulit  buah  petai,  kontrol  negatif DMSO  5,  dan  kontrol  positif  Amoksisilin  125  mg  5  mL.  Selanjutnya,
melakukan analisis post hoc dengan Mann-Withney-Wilcoxon test. Nilai KHM dan KBM yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Nilai
KHM  dan  KBM  didapatkan  dengan  menggunakan  metode  dilusi  cair  dengan mengukur
kekeruhan dengan
melihat absorbansi
menggunakan spektrofotometer  UV-Vis  480  nm  sehingga  didapatkan  nilai  optical  density
OD.  Nilai  KHM  dan  KBM  diperoleh  jika  nilai ΔOD  =  0  yaitu  selisih
absorbansi  setelah  inkubasi  dikurangi  absorbansi  sebelum  inkubasi.  Kemudian ditegaskan  pada  media  MHA  di  cawan  petri  untuk  menunjukkan  konsentrasi
dari  ekstrak  etanol  kulit  buah  petai  mampu  menghambat  pertumbuhan  atau
membunuh bakteri.
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam penelitian dan memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah petai. Ciri-ciri tanaman petai
adalah  pohon  dengan  tinggi  5-14  meter.  Batang  berkayu,  bulat,  bercabang,  warna coklat  kemerahan.  Daun  majemuk,  anak  daun  dengan  ujung  runcing,  pangkal
membulat,  panjang  4-20  mm,  lebar  2-3  cm,  warna  hijau.  Bunga  majemuk,  jumlah benang  sari  10.  Pangkal  mahkota  berwarna  putih  kekuningan,  melekat  pada  benang
sari.  Kelopak  bertajuk,  bagian  ujung  berkelamin  ganda.  Tangkai  sari  panjang.  Buah berbentuk  polong, pipih, warna hijau. Biji  berbentuk  pipih, tebal,  warna  hijau. Akar
tunggang, warna coklat Adi, 2008. Tanaman  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  telah  dilakukan  determinasi
dengan melihat ciri-ciri tanaman tersebut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ciri- ciri tanaman tersebut sama dengan ciri-ciri petai Parkia speciosa Hassk.. Selain itu,
kulit  buah  petai  yang  diperoleh  dari CV Merapi  Farma Herbal disertai dengan surat keterangan  keaslian  tanaman  Lampiran  1.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  tanaman
yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar petai Parkia speciosa Hassk..