Baterai Alkalin Baterai Primer

60 dibandingkan elektroda positif, sehingga elektroda positif akan terisi penuh lebih dahulu dari elektroda negatif. Adapun reaksi kimia yang terjadi saat kelebihan daya pada pengisian baterai NiCd sesuai dengan penjelasan sebelumnya adalah sebagai berikut : Elektroda positif : 4OH - ↔ O 2 + 2H 2 O + 4e - Elektroda negatif : 2Cd + O 2 + 2H 2 O ↔ 2CdOH 2 + 4e - Gas oksigen yang dihasilkan elektroda positif kemudian diserap oleh elektroda negatif yang belum berubah menjadi CdOH 2 . Sehingga, ledakan dan kerusakan dapat dihindari. Dalam waktu tertentu, pengisian berlebih dapat diatasi melalui cara tersebut, tetapi produksi gas oksigen di elektroda positif menghasilkan panas yang juga dapat merusak baterai. Jadi, salah satu ciri pengisian berlebih adalah baterai yang sudah memanas, apabila telah parah maka baterai bisa menggelembung. Salah satu kelebihan baterai NiCd adalah kemampuan untuk diisi ulang dan didaur ulang. Apabila dibandingkan dengan baterai asam timbal, NiCd menghasilkan arus lebih tinggi, dapat bertahan lebih lama, dan mampu digunakan pada rentang suhu yang luas. Tetapi, NiCd memiliki masa pakai yang lebih singkat dibandingkan dengan baterai Ni-MH dan Li-ion yang kini telah tersedia secara komersial dengan harga lebih rendah dan lebih aman. Meski demikian, NiCd masih menjadi pilihan untuk menyediakan arus stabil, sebab tidak seperti beberapa baterai lain, arus dari baterai NiCd relatif stabil.

2.2 Baterai Li-Ion Ion Litium

Baterai Li-ion dapat diisi berulang-ulang karena memiliki siklus hidup yang lebih pendek. Baterai dapat diisi ulang tanpa menunggu baterai habis dengan kemampuan menyimpan yang tetap maksimal, tetapi bila diisi secara berlebihan baterai ion litium akan menurun kemampuannya dibanding Ni-Cd. Sumber : sanfordlegenda.blogspot.com Selain digunakan untuk peralatan elektronik, untuk pertahanan, otomotif, dan aplikasi ruang angkasa karena kepadatan energi yang tinggi Gamber 3. 10 Contoh Baterai Li-Ion 61 Sumber : 4muda.com Gamber 3. 11 Bagian-bagian Baterai Li-Ion Anoda dan katoda baterai ion litium terbuat dari karbon grafit dan oksida litium. Sedangkan elektrolit terbuat dari garam litium yang dilarutkan dalam pelarut organik. Bahan pembuat anoda sebagian besar merupakan grafit sedangkan katoda terbuat dari salah satu bahan berikut: ltium kobalt oksida LiCoO 2 , litium besi fosfat LiFePO 4 , atau litium oksida mangan LiMn 2 O 4 . Katoda dan anoda yang umum digunakan pada baterai ion litium adalah litium kobalt oksida dan karbon. Elektrolit yang digunakan adalah garam lithium seperti lithium hexa fluoro fosfat LiPF 6 , lithium tetra fluoro borate LiBF 4 , dan litium perklorat LiClO 4 yang dilarutkan dalam pelarut organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat. Elektrolit yang digunakan bersifat tidak larut dalam air karena litium logam alkali yang sangat reaktif bereaksi dengan air membentuk litium hidroksida dan gas hidrogen yang tidak diinginkan. Selama pengisian, ion litium berpindah dari katoda ke anoda dan menetap di lapisan anoda. Pada proses ini, ion litium mengalir melalui elektrolit. Pada proses pemakaian, ion litium bergerak kembali dari anoda ke katoda. Setelah baterai dipakai, elektron mengalir berlawanan dengan arah ion litium di rangkaian luar. Pergerakan elektron menghasilkan arus listrik. Reaksi elektrokimia yang terjadi pada baterai litium ion adalah  Reaksi pemakaian Elektroda positif + : Li 1-x CoO 2 + xLi + xe – → LiCoO 2