Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORI

2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul Kefektifan Shadow Puppet sebagai Media Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Wates, Kulon Progo. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Puspitasari 2012 tersebut menyimpulkan bahwa terdapat adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan bercerita pengalaman mengesankan siswa kelas VII SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Wates, Kulon Progo yang dilaksanakan menggunakan media Shadow Puppet dibandingkan dengan siswa yang dilaksanakan tanpa menggunakan media Shadow Puppet . Hal itu ditunjukkan hasil perhitungan menggunakan uji-t. Relevansi dengan penelitian ini adalah membahas peningkatan pembelajaran bercerita, penggunaan metedologi eksperimen dan peningkatan keterampilan bercerita. Namun, terdapat perbedaan dalam penelitian Wahyu Puspitasari dengan penelitian ini, yakni penggunaan media Shadow Puppet , sedangkan dalam penelitian ini menggunakan strategi Lingkaran Pertanyaan.

E. Kerangka Pikir

Bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara. Kegiatan bercerita mengharuskan pencerita untuk dapat menguasai cerita dan berbagai aspek yang mendukung pencerita dalam bercerita. Aspek-aspek yang harus dikuasai oleh seorang pencerita siswa adalah sebagai berikut: 1 suara, 2 pelafalan dan penjedaan, 3 intonasi, 4 gesture , 5 mimik, 6 kepercayaan diri, 7 pilihan kata, 8 pengembangan cerita, 9 kelancaran . Untuk dapat menguasai aspek- aspek tersebut, dibutuhkan imajinasi, kreatifitas, pola berpikir, dan motivasi dalam diri seorang pencerita. Salah satu cara untuk dapat menumbuhkan imajinasi, kreatifitas, pola berfikir, dan motivasi yaitu dengan cara menggunakan sebuah strategi, teknik atau metode dalam bercerita. Selain pencerita harus menguasi beberapa aspek dalam bercerita, pencerita dituntut untuk mempunyai pola atau skema tentang ide, gagasan, dan informasi yang akan diceritakan. Penyusunan skema ini membutuhan pola-pola berpikir yang sistematis dan didukung oleh imajinasi pencerita. Strategi lingkaran pertanyaan ini adalah salah satu strategi pembelajaran yang mampu memberikan kemudahan siswa dalam memahami pembuatan pola atau skema secara sistematis. Penggunaan strategi lingkaran pertanyaan mempunyai kelebihan tersendiri. Strategi lingkaran memberikan keleluasaan siswa dalam mengembangkan imajinasi, dan cerita, sehingga siswa mempunyai motivasi dalam bercerita. Kemudahan yang didapatkan siswa dalam membuat cerita secara sistematis dapat menimbulkan rasa nyaman dalam bercerita. Rasa nyaman dalam bercerita dapat memengaruhi aspek bercerita seperti kepercayaan diri, dan totalitas dalam bercerita. Strategi ini memberikan sebuah pembelajaran tentang pemplotan dan penyusunan kerangka karangan secara mendasar. Cerita yang dikembangkan dapat sesuai, runtut, dan sejalan dengan logika cerita, selain itu siswa juga dapat memberikan pesan moral yang jelas, sesuai dengan tujuan cerita. Strategi ini membantu untuk lebih fokus dalam memberikan sebuah penampilan bercerita yang lebih menarik.