32 dkk  bahwa  distribusi  dari  serbuk  enceng  gondok  yang  dilapisi  oleh  polianilin
didalam komposit dapat meningkatkan konduktivitas dari komposit tersebut [35]. Selain  itu  hal  ini  didukung  oleh  sifat  polianilin  itu  sendiri  yang  memiliki  sifat
semi-konduktor  sehingga  bersama  dengan  serbuk  ban  akan  menghasilkan konduktivitas yang semakin besar dengan penambahan serbuk ban [43].
Namun,  dari  Gambar  4.1  pada  sensor  ke  -5  atau  kandungan  serbuk  ban sebanyak  25  phr,  nilai  konduktivitas  sensor  menurun  dibanding  sensor
sebelumnya dengan kandungan serbuk ban 20 phr. Hal ini disebabkan sensor yang diisi  dengan  serbuk  ban  sebanyak  25  phr  memiliki  kejenuhan  dalam  berikatan
dengan matriks sensor tersebut, yaitu PANI, sehingga menyebabkan terhambatnya proses  lompatan  elektron  jumping  electron  pada  sensor  tersebut.  Hal  ini
ditunjukkan  dengan  menurunnya  nilai  konduktivitas  dari  sensor  ke  -5  menjadi sebesar 0,2105 M Ohm
-1
cm
-1
. Koizhainganova  juga  telah  melaporkan  bahwa  konduktivitas  polimer
semakin  meningkat  dengan  penambahan  kandungan  carbon  nanotube,  sampai konduktivitasnya  menurun  setelah  penambahan  carbon  nanotube  yang  melebihi
ambang batas, yaitu 30 dari berat matriks 30 per hundred resin [36].
4.1.2  PENGARUH WAKTU
PEMROSESAN TERHADAP
NILAI KONDUKTIVITAS SENSOR
Gambar 4.3 menunjukkan hubungan perubahan nilai konduktivitas sensor terhadap  waktu  pemrosesan  selama  20,  30,  dan  40  menit  pada  saat  pemasakan
pada temperatur 80°C.
Gambar 4.3 Pengaruh Waktu Pemrosesan Sensor Terhadap Nilai Konduktivitas Sensor Pada Suhu 80
o
C
0.12 0.17
0.22 0.27
0.32 0.37
20 30
40
Nila i K
o nd
uk tif
it a
M O
hm
-1
cm
-1
Waktu Proses menit
Sensor Murni 0 phr Sensor 1 5 phr
Sensor 2 10 phr Sensor 3 15 phr
Sensor 4 20 phr Sensor 5 25 phr
Universitas Sumatera Utara
33 Sensor  yang digunakan merupakan sensor dengan penambahan serbuk ban
sesuai dengan formula sebelumnya yaitu 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 phr. Pada  gambar  4.3  menunjukkan  pengaruh  dari  waktu  pemrosesan  pada
sensor  terhadap  nilai  konduktivitas  sensor  pada  suhu  80
o
C.  Gambar  diatas menunjukkan perubahan nilai konduktivitas tiap sensor untuk setiap pertambahan
waktu  proses  dengan  suhu  80
o
C.  Untuk  sensor  murni  memiliki  konduktivitas tertinggi pada saat pemrosesan selama 30 menit,  yaitu sebesar 0,1611 M ohm
-1
cm
-1
. Sensor 1  memiliki konduktivitas tertinggi pada saat pemrosesan selama 30 menit,  yaitu  sebesar  0,2316  M  ohm
-1
cm
-1
.  Sensor  2  memiliki  konduktivitas tertinggi pada saat pemrosesan selama 40 menit,  yaitu sebesar 0,2277 M ohm
-1
cm
-1
. Sensor 3  memiliki konduktivitas tertinggi pada saat pemrosesan selama 30 menit,  yaitu  sebesar  0,2372  M  ohm
-1
cm
-1
.  Sensor  4    memiliki  konduktivitas tertinggi pada saat pemrosesan selama 30 menit, yaitu sebesar 0,284 M ohm
-1
cm
- 1
. Dan, sensor 5 memiliki konduktivitas tertinggi pada saat pemrosesan selama 30 menit, yaitu sebesar 0,2105 M ohm
-1
cm
-1
. Dari  gambar  4.3  dapat  dilihat  nilai  konduktivitas  setiap  sensor  rata-  rata
menunjukkan semakin bertambah nilai konduktivitas nya pada waktu pemanasan selama 30 menit, dan menurun pada waktu pemanasan selama 40 menit, atau nilai
konduktivitas  sensor  tertinggi  dicapai  pada  waktu  30  menit.  Hal  ini  disebabkan oleh campuran antara polianilin dengan serbuk ban memiliki rentang waktu yang
dibutuhkan untuk membentuk ruang interaksi antara serbuk ban dan karbon hitam untuk  membentuk  ruang  lingkup  yang  dapat  menghasilkan  konduktivitas
tertinggi. Dimana waktu yang dibutuhkan untuk membentuk ruang tersebut untuk masing - masing sensor adalah berbeda-beda. Dimana untuk sensor murni, sensor
1,  3,  4,  dan  5  memiliki  nilai  konduktivitas  semakin  bertambah  pada  waktu  30 menit dan menurun saat waktu pemrosesan bertambah  menjadi 40 menit. Tetapi,
untuk  sensor  2  memiliki  pertamabahan  nilai  konduktivitas  sampai  waktu pemanasan selama 40 menit.
Perbedaan  hasil  yang  diperoleh  untuk  waktu  proses  yang  menghasilkan niai  konduktivitas  tertinggi  ini  disebabkan  oleh  sifat  dari  polianilin  itu  sendiri
yaitu  PANI  adalah  termasuk  polimer  yang  sangat  sensitif  terhadap  kelembaban udara  disekitarnya  yang  kemudian  akan  berpengaruh  pada  sifat  listik  polianilin
Universitas Sumatera Utara
34 [14].  Selain  itu  Supri  dan  Heah  melaporkan  bahwa  penyebaran  karbon  hitam
secara merata dalam komposit PVCPANI memberikan ruang berinteraksi antara karbon  hitam  dan  matriks  sehingga  membentuk  suatu  ruang  lingkup  untuk
menghasilkan nilai konduktivitas yang tinggi [33]. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya perbedaan nilai konduktivitas untuk setiap waktu pemanasan.
Dari  Gambar  4.3  pula  dapat  diambil  suatu  kesimpulan,  bahwa  lamanya waktu  pemrosesan  pada  sensor  sangat  mempengaruhi  besar  kecilnya  nilai
konduktivitas  sensor.  Dimana,  nilai  rata-  rata  konduktivitas  sensor  dengan  lama pemrosesan  30  menit  merupakan  sensor  yang  memiliki  nilai  konduktivitas
tertinggi untuk setiap waktu pemrosesan. Hal ini disebabkan sensor yang diproses selama  20  menit  belum  dapat  membentuk  ruang  lingkup  antara  serbuk  ban  dan
polianilin yang tersusun secara merata, sehingga sensor yang dihasilkan menjadi kurang reaktif. Sedangkan untuk waktu pemrosesan selama 40 menit, sensor yang
dihasilkan  terlalu  keras  cracking  akibat  terlalu  lama  terjadi  pemasakan  pada sensor,  sehingga  mempersempit  ruang  interaksi  antara  serbuk  ban  dan  matriks
PANI  serta  menghambat  proses  jumping  elektron  pada  sensor  yang menyebabkan nilai konduktivitas sensor menjadi berkurang.
Maka, dari penelitian ini diperoleh waktu pemrosesan optimum dari sensor ini adalah dengan waktu pemrosesan selama 30 menit.
4.1.3   PENGARUH  SUHU  PEMROSESAN  PADA  SENSOR  TERHADAP NILAI KONDUKTIVITAS SENSOR