Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi Variabel Faktor Reinforcing Deskripsi Variabel Pencegahan Penyakit Pneumonia pada Balita

kesehatan, jarak sarana kesehatan, dukungan petugas kesehatan dan pencegahan penyakit pneumonia pada balita.

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita dan bertempat tinggal di Kelurahan Batangberuh Kecamatan Sidikalang. Berdasarkan pengumpulan data di lapangan, diperoleh gambaran karakteristik responden secara umum menurut kelompok mata pencaharian dan suku. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6. sebagai berikut: Tabel 4.6. Distribusi Kategori Responden Berdasarkan Mata Pencaharian dan Suku No. Karakteristik Responden Jumlah f 1 Mata Pencaharian Pegawai Negeri Sipil 11 13,4 Pedagang Petani Wiraswasta Ibu Rumah Tangga 17 18 6 30 20,8 21,9 7,3 36,6 2 Jumlah 82 100 Suku Bangsa Batak Toba Batak Pak-Pak Batak Simalungun Batak Karo Jawa 38 23 12 6 3 46,3 28,0 14,7 7,3 3,7 Jumlah 82 100 Berdasarkan mata pencaharian mayoritas responden adalah petani dan pedagang sedangkan berdasarkan suku bangsa mayoritas responden bersuku Batak Toba.

4.2.2. Deskripsi Variabel Faktor Predisposing

Faktor predisposing mencakup variabel tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga serta pengetahuan responden.

4.2.2.1. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 4 responden 4,9 tidak sekolahtidak tamat SD, sebanyak 18 responden 22 berpendidikan SD, sebanyak 15 responden 18,3 berpendidikan SLTP, sebanyak 32 responden 39 berpendidikan SLTA dan sebanyak 13 responden 15,9 berpendidikan AkademiSarjana. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7. sebagai berikut Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah f 1 Tidak sekolahTidak tamat SD 4 4,9 2 SD 18 22,0 3 SLTP 15 18,3 4 SLTA 32 39,0 5 AkademiSarjana 13 15,9 Jumlah 82 100

4.2.2.2. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 30 responden 36,6 tidak bekerja yakni berperan sebagai ibu rumah tangga. Sebanyak 52 responden 63,4 bekerja dengan rincian pekerjaan sebagai berikut: 11 responden 13,4 sebagai PNS, 17 responden 20,7 sebagai pedagang, 18 responden 21,9 sebagai petani dan wiraswasta sebanyak 6 responden 7,4 . Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. sebagai berikut: Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan No. Kategori Pekerjaan Jumlah f 1 Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga 30 36,6 2 Bekerja Pegawai Negeri Sipil PNS Pedagang Petani Wiraswasta 11 17 18 6 13,4 20,7 21,9 7,4 Jumlah 82 100 4.2.2.3. Penghasilan Keluarga Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 43 responden 52,4 memiliki penghasilan keluarga masih berada di bawah UMP Sumatera Utara Rp 965.000; dan sebanyak 39 responden 47,6 mempunyai penghasilan keluarga di atas UMP Sumatera Utara Rp 965.000;. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9. sebagai berikut: Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga No. Kategori Penghasilan Keluarga Jumlah f 1 Di bawah UMP Rp 965.000; 43 52,4 2 Di atas UMP Rp 965.000; 39 47,6 Jumlah 82 100 4.2.2.4. Pengetahuan Pengetahuan meliputi segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai penyakit pneumonia yang terdiri dari pengertian, gejala, penyebab, bahaya dan cara penularan penyakit pneumonia. Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden yang pernah mendengar istilah pneumonia atau sering disebut sesak napas sebanyak 60 responden 73,2 dan sebanyak 22 responden 26,8 tidak pernah mendengar istilah pneumonia. Distribusi responden yang mengetahui dengan benar pengertian pneumonia yaitu batuk disertai demam dan napas sesakcepat sebanyak 54 responden 65,9, sebanyak 6 responden 7,3 menyatakan penyakit demam dan batuk biasa dan yang tidak mengetahui sebanyak 22 responden 26,8. Distribusi responden yang mengetahui gejala pneumonia yaitu batuk disertai demam, napas sesakcepat sebanyak 10 responden 12,2, sebanyak 24 responden 29,3 menyatakan batuk berhari-hari dan yang tidak mengetahui sebanyak 48 responden 58,5. Distribusi responden yang mengetahui penyebab pneumonia adalah virus dan bakteri sebanyak 5 responden 6,1, responden yang menyatakan penyebab lain seperti jamur sebanyak 10 responden 12,2 dan responden yang tidak mengetahui penyebab pneumonia sebanyak 67 responden 81,7. Distribusi responden yang mengetahui bahwa penyakit pneumonia yang tidak mendapatkan pengobatan sedini mungkin dapat membahayakan hidup balita karena dapat menyebabkan kematian sebanyak 9 responden 11, sebanyak 20 responden 24,4 menyatakan dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi dan penyakit lama sembuh, responden yang tidak mengetahui sebanyak 53 responden 64,6. Distribusi responden yang mengetahui bahwa batuk atau influenza yang tidak diobati akan memudahkan terjadinya pneumonia sebanyak 8 responden 9,8, sebanyak 17 responden 20,7 menyebutkan batuk atau influenza yang tidak diobati akan memperoleh penyakit lain dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 57 responden 69,5. Distribusi responden yang mengetahui cara penularan penyakit pneumonia melalui kontak langsung dengan udara napas, batuk dan bersin-bersin dari penderita lain sebanyak 8 responden 9,8, sebanyak 13 responden 15,9 menyebutkan melalui kontak atau bersentuhan dengan balita yang demam dan sebanyak 61 responden 74,4 tidak mengetahui cara penularan pneumonia. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. sebagai berikut: Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Penyakit Pneumonia No. Pengetahuan Responden Jumlah f

A. Mendengar istilah pneumonia 1. Tidak Pernah

22 26,8

2. Pernah 60

73,2 Jumlah 82 100 B. Pengertian pneumonia 1. Demam, napas cepatsesak disertai batuk 22 26,8

2. Penyakit demam dan batuk biasa

6 7,3

3. Tidak Tahu

54 65,9 Jumlah 82 100 C. Gejala pneumonia 1. Batuk yang disertai demam dan napas sesakcepat 10 12,2

2. Batuk berhari-hari

24 29,3

3. Tidak Tahu

48 58,5 Jumlah 82 100 D. Penyebab pneumonia 1. Bakteri, Virus 5 6,1 2. Penyebab lain seperti : jamur 10 12,2

3. Tidak Tahu

67 81,7 Jumlah 82 100 Tabel 4.10. Lanjutan E. Bahaya yang terjadi jika tidak segera mengobati pneumonia

1. Membahayakan hidup anak karena dapat

menyebabkan kematian 9 11,0

2. Terjadi komplikasi dan penyakit lama sembuh 20

24,4

3. Tidak Tahu

53 64,6 Jumlah 82 100 F. Bahaya yang terjadi jika tidak mengobati batuk atau influenza pada balita 1. Akan mempermudah terjadinya pneumonia sesak napas 8 9,8 2. Akan memperoleh penyakit lain 17 20,7 3. Tidak tahu 57 69,5 Jumlah 82 100 G. Cara penularan pneumonia 1. 2. 3. Melalui kontak langsung, udara napas, batuk dan bersin-bersin dari penderita lain Kontak atau bersentuhan dengan anak yang demam Tidak Tahu 8 13 61 9,8 15,9 74,4 Jumlah 82 100 Berdasarkan uraian distribusi pengetahuan responden secara keseluruhan mengenai penyakit pneumonia pada balita diketahui sebanyak 51 responden 62,2 memiliki pengetahuan pada kategori buruk, sebanyak 19 responden 23,2 memiliki pengetahuan pada kategori sedang dan sebanyak 12 responden 14,6 memiliki pengetahuan pada kategori baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11. sebagai berikut: Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan No. Kategori Pengetahuan Jumlah f 1 Buruk 51 62,2 2 Sedang 19 23,2 3 Baik 12 14,6 Jumlah 82 100 4.2.3. Deskripsi Variabel Faktor Enabling Faktor enabling meliputi ketersediaan sarana kesehatan serta jarak dari tempat tinggal responden ke sarana kesehatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden yang menyatakan tersedia sarana kesehatan di sekitar tempat tinggal di antaranya puskesmas, rumah sakit, polindes dan praktik dokterbidan swasta sebanyak 47 responden 57,3 dan sebanyak 35 responden 42,7 menyatakan tidak tersedia. Distribusi responden yang menyatakan jarak tempat tinggal ke sarana kesehatan dekat dan mudah dijangkau sebanyak 15 responden 18,3, sebanyak 28 responden 34,1 menyatakan sedang atau agak sulit dijangkau dan sebanyak 39 responden 47,6 menyatakan bertempat tinggal jauh dan sulit menjangkau sarana kesehatan yang ada. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. sebagai berikut: Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Kesehatan No. Sarana Kesehatan Jumlah f A. Ketersediaan sarana kesehatan 1. Tersedia 47 57,3

2. Tidak Tersedia

35 42,7 Jumlah 82 100 B. Jarak sarana kesehatan

1. Dekat dan mudah dijangkau

15 18,3 2. Sedang dan agak sulit dijangkau 28 34,1

3. Jauh atau sulit dijangkau

39 47,6 Jumlah 82 100

4.2.4. Deskripsi Variabel Faktor Reinforcing

Faktor reinforcing mencakup dukungan petugas kesehatan mengenai pernah tidaknya memperoleh informasi atau penyuluhan dari petugas kesehatan tentang penyakit pneumonia serta pencegahannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden yang menyatakan pernah memperoleh dukungan dari petugas kesehatan mengenai informasi atau penyuluhan dari petugas kesehatan tentang penyakit pneumonia serta pencegahannya sebanyak 33 responden 40,2 dan sebanyak 49 responden 59,8 menyatakan tidak pernah. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13. sebagai berikut: Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Petugas Kesehatan No. Dukungan Petugas Kesehatan Jumlah f

1. Tidak Pernah

49 59,8

2. Pernah

33 40,2 Jumlah 82 100

4.2.5 Deskripsi Variabel Pencegahan Penyakit Pneumonia pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden yang memberikan imunisasi dasar yang lengkap BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak pada balitanya sebanyak 21 responden 25,6, sebanyak 59 responden 72 menyatakan memberikan beberapa jenis imunisasi tidak lengkap pada balita dan sebanyak 2 responden 2,4 menyatakan tidak pernah memberikan imunisasi pada balita mereka. Distribusi responden yang memiliki kebiasaan menghangatkan tubuh setelah melahirkan dengan meletakkan arang perapian di bawah tempat tidur selama sebulan sebanyak 73 responden 89,0 melakukannya, sebanyak 6 responden 7,3 menyatakan kadang-kadang melakukannya dan sebanyak 3 responden 3,7 menyatakan tidak pernah melakukannya. Distribusi responden yang memberikan ASI sampai 2 tahun pada balitanya sebanyak 6 responden 7,3, sebanyak 69 responden 84,1 memberikan ASI tidak sampai 2 tahun pada balitanya dan sebanyak 7 responden 8,5 menyatakan tidak pernah memberikan ASI pada balitanya. Distribusi responden yang menjauhkan balita dari orang yang sedang merokok sebanyak 11 responden 13,4, sebanyak 31 responden 37,8 menyatakan kadang-kadang melakukannya dan sebanyak 40 responden 48,8 menyatakan tidak pernah melakukannya. Distribusi responden yang memiliki kebiasaan menggunakan anti nyamuk bakar pada saat balitanya sedang tidur sebanyak 54 responden 65,9, sebanyak 22 responden 26,8 menyatakan kadang-kadang menggunakan anti nyamuk bakar dan sebanyak 6 responden 7,3 menyatakan tidak pernah menggunakannya. Distribusi responden yang menjauhkan balitanya dari orang yang batuk sebanyak 15 responden 18,3, sebanyak 33 responden 40,2 menyatakan kadang-kadang melakukannya dan sebanyak 34 responden 41,5 menyatakan tidak pernah melakukannya. Distribusi responden yang memiliki kebiasaan membuka jendela pada pagi dan siang hari sebanyak 23 responden 28,0, sebanyak 55 responden 67,1 menyatakan kadang-kadang melakukannya dan sebanyak 4 responden 4,9 menyatakan tidak pernah melakukannya. Distribusi responden yang memiliki kebiasaan membawa balita ke dapur pada saat memasak sebanyak 59 responden 72, sebanyak 21 responden 25,6 menyatakan kadang-kadang melakukannya dan sebanyak 2 responden 2,4 menyatakan tidak pernah melakukannya. Distribusi responden berdasarkan tindakan yang dilakukan apabila terdapat gejala pneumonia pada balita yakni batuk disertai demam dan napas sesakcepat sebanyak 43 responden 52,4 membawa balita berobat ke sarana kesehatan, sebanyak 32 responden 39 mengobati sendiri di rumah dan sebanyak 7 responden 8,5 membawa anak ke pengobatan tradisionaldukun dan dibiarkan saja sampai sembuh. Distribusi responden yang selalu berkumpul dengan keluarga untuk menghangatkan tubuh di dekat tungku perapian setiap malam hari sebanyak 41 responden 50, sebanyak 29 responden 35,4 menyatakan kadang-kadang melakukannya dan sebanyak 12 responden 14,6 tidak pernah melakukannya. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14. sebagai berikut: Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Pencegahan Terhadap Penyakit Pneumonia pada Balita No. Pencegahan Penyakit Pneumonia Jumlah f

A. Mendapat imunisasi dasar yang lengkap 1.

Ya, yakni imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak 21 25,6 2. Tidak Lengkap 59 72,0 3. Tidak Pernah 2 2,4 Jumlah 82 100 Tabel 4.14. Lanjutan B. Menghangatkan tubuh setelah melahirkan dengan tungku perapian selama satu bulan 1. Tidak pernah 3 3,7 2. Kadang-Kadang 6 7.3 3. Ya 73 89,0 Jumlah 82 100 C. Mendapat ASI sampai umur 2 tahun 1. Ya 7 8,5 2. Tidak Sampai 2 Tahun 69 84,1 3. Tidak Pernah 6 7,3 Jumlah 82 100 D. Menjauhkan balita dari orang yang sedang merokok 1. Ya 11 13,4 2. Kadang-Kadang 31 37,8 3. Tidak Pernah 40 48,8 Jumlah 82 100 E. Menggunakan anti nyamuk bakar saat balita tidur

1. Tidak Pernah

6 7,3 2. Kadang-Kadang 22 26,8 3. Ya 54 65,9 Jumlah 82 100 F. Menjauhkan balita dari orang yang batuk 1. Ya 15 18,3 2. Kadang-Kadang 33 40,2 3. Tidak Pernah 34 41,5 Jumlah 82 100 G. Membuka jendela setiap pagi dan siang hari 1. Ya 23 28,0 2. Kadang-Kadang 55 67,1 3. Tidak Pernah 4 4,9 Jumlah 82 100 H. Apakah ibu selalu membawa anak ke dapur bila sedang memasak menggunakan kayu bakar ataupun kompor?

1. Tidak Pernah

2 2,4 2. Kadang-Kadang 21 25,6 3. Ya 59 72,0 Jumlah 82 100 Tabel 4.14. Lanjutan I. Apabila terdapat gejala Pneumonia pada balita 1. Membawa anak berobat ke sarana kesehatan yakni puskesmas, rumah sakit, polindes, dokterbidan swasta 43 52,4 2. Mengobati sendiri di rumah 32 39,0 3. Membawa anak ke pengobatan tradisionaldukun dan dibiarkan saja sampai sembuh. 7 8,5 Jumlah 82 100 J. Menghangatkan tubuh di dekat tungku perapian setiap malam 1. Tidak pernah 12 14,6 2. Kadang-kadang 29 35,4 3. Ya 41 50,0 Jumlah 82 100 Berdasarkan uraian pencegahan responden terhadap penyakit pneumonia pada balita secara keseluruhan diketahui sebanyak 12 responden 14,6 memiliki pencegahan pada kategori baik, sebanyak 31 responden 37,8 memiliki pencegahan pada kategori sedang dan sebanyak 39 responden 47,6 memiliki pencegahan pada kategori buruk. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. sebagai berikut: Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pencegahan No. Kategori Pencegahan Jumlah f 1 Buruk 39 47,6 2 Sedang 31 37,8 3 Baik 12 14,6 Jumlah 82 100

4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat

Untuk menjelaskan hubungan faktor faktor predisposing meliputi: tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dan pengetahuan, faktor enabling meliputi: ketersediaan serta jarak sarana kesehatan dan faktor reinforcing meliputi: dukungan petugas kesehatan ibu balita dengan pencegahan penyakit pneumonia pada balita digunakan uji statistik Korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut: 1. Pada faktor predisposing, variabel pendidikan ρ=0,000, variabel pengetahuan ρ=0,000 menunjukkan berhubungan secara signifikan dengan pencegahan penyakit pneumonia karena nilai ρ0,05. Pada faktor enabling, variabel sarana kesehatan ρ=0,000 dan variabel jarak sarana kesehatan ρ=0,000 menunjukkan berhubungan secara signifikan dengan pencegahan penyakit pneumonia karena nilai ρ0,05. Pada faktor reinforcing, variabel dukungan petugas kesehatan ρ=0,000 menunjukkan hubungan secara signifikan dengan pencegahan penyakit pneumonia pada balita karena nilai ρ0,05. 2. Variabe l pekerjaan ρ=0,724, penghasilan keluarga ρ=0,725, sarana kesehatan ρ=0,884 tidak memiliki hubungan secara signifikan dengan pencegahan penyakit pneumonia pada balita karena ρ0,05. 3. Menurut Colton Hastono, 2001 melalui hasil uji statistik dari Korelasi Pearson dapat dilihat kekuatan hubungan dari dua variabel secara kualitatif sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Hubungan variabel pendidikan responden dengan pencegahan penyakit pneumonia menunjukkan hubungan yang kuat r=0,878 dan berpola positif,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Predisposing Factor, Enabling Factor dan Reinforcing Factor Terhadap Penggunaan Jamban di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014

0 68 162

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 60 154

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi di Puskesmas Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir

1 62 115

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Terhadap Pemanfaatan Buku KIA Di Puskesmas Kota Alam Banda Aceh

2 82 95

Pengaruh Faktor Pengetahuan Ibu dan Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Tindakan Ibu dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Kelurahan Siti Rejo III Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

1 43 78

Pengaruh Persepsi Ibu Balita Tentang Penyakit Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

2 41 80

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING,ENABLING DAN REINFORCING TERHADAP PEMAKAIN ALAT PELINDUNG DIRI MASKER DI CV.KALIMA ART JEPARA TAHUN 2013.

0 3 15

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA DAN PENCEGAHANNYA DI KELURAHAN BULAKAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO.

2 4 11

LEMBAR KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING TERHADAP TINDAKAN PEMILIK ANJING DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES MELALUI GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DI KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA Penjelasan Umum

1 1 28

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18