Konsepsi dan Definisi GCG

perusahaan untuk terus memperbaiki diri dalam hal tata kelola korporasi. Pelajaran pahit dari krisis ekonomi dan meningkatkan persaingan bisnis berperan dalam membangun semangat ini. Dalam perkembangannya menegaskan betapa luas spectrum penerapan tata kelola korporasi mulai dari kepatuhan terhadap hukum dan perundang- undangan, struktur tata kelola yang berhubungan dengan akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan usaha, citra perusahaan hingga tanggung jawab sosial.

2. Konsepsi dan Definisi GCG

Konsepsi Corporate Governace sesungguhnya sejak lama dikenal di negara-negara maju Eropa dan Amerika dengan adanya konsep pemisahaan antara kepemilikan pemilik modal dengan para manajemen dalam perusahaan. Perdebatan muncul pada saat terjadinya masalah yang dihadapi oleh beberapa perusahaan publik di UK United Kingdom-Inggris pada akhir tahun 1980-an, yaitu adanya creative accounting, kegagalan bisnis yang spektakuler, terbatasnya peran auditor dan lain sebagainya. Laporan Cadbury Committee 1992 merupakan suatu tanggapan atas masalah-masalah tersebut Keasy and Wright,1997. Diskusi mengenai Corporate Governance telah berkembang sampai saat ini sejak krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia Tenggara, terutama Indonesia yang merasakan paling parah akibat krisis tersebut. Salah satu alasan kegagalan perusahaan akibat krisis tersebut adalah buruknya praktek Corporate Governance. Prowse seperti yang dikutip oleh pangestu Harianto menyimpulkan bahwa karakteristik lemahnya Corporate Governance di Asia Tenggara adalah: 1. Konsentrasi kepemilikan dan kekuatan insider shareholder termasuk pemerintah dan pihak-pihak yang berhubungan dengan pusat kekuatan; 2. Lemahnya governance sektor keuangan; dan Universita Sumatera Utara 3. Ketidakcukupan dan ketidakefektifan internal rules dan lingkungan lemah yang melindungi investor luar berhadapan dengan pemegang saham mayoritas dan manajer. Herwidayanto 2001 mengelompokkan praktek-praktek di Indonesia yang bertentangan dengan konsep Good Corporate Governance menjadi: 1. Konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik, pengawas, direktur perusahaan; 2. Tidak efektifinya peran Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas; dan 3. Lemah law enforcement. Beberapa tindakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi kondisi buruk tersebut telah dilakukan antara lain dengan menerbitkan Surat Edaran Bapepam No. SE-03PM2000 tentang Komite Audit. Selain itu pada tahun 1990, pemerintah juga membentuk suatu lembaga yaitu Komite Nasional mengenai Kebijakan Corporate Governance KKNCG. Komite ini bertugas untuk merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional tentang Corporate Governance antara lain meliputi Code for Good Governance. Selanjutnya komite secara berkesinambungan bertugas memantau perbaikan di bidang Corporate Governance di Indonesia Herwidayanto, 2001. Di sektor swasta juga tumbuh inisiatif untuk membantu upaya mensosialisasikan beberapa lembaga yaitu: From for Corporate Governance in Indonesia FCGI. Corporate Leadership Development in Indonesia CLDI, Indonesia Institue for Corporate Directorship IICD, Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia LKDI, Indonesian Institute for Corporate Governance IICG. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai aktivitas yang berbeda namun tujuannya sama yaitu membantu pemerintah mensosialisasikan penerapan Corporate Governance di Indonesia. Universita Sumatera Utara

3. Prinsip Corporate Governance

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

2 45 149

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 24

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Hubungan Internal Audit dan Good Corporate Governance (GCG) - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Mo

0 0 47

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 1 15

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN SATUAN PENGAWASAN INTERN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN UMUM BULOG

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Hubungan Internal Audit dan Good Corporate Governance (GCG) - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Mo

0 0 48

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Are

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN SATUAN PENGAWASAN INTERN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN UMUM BULOG KANTOR PUSAT DAN DIVRE-DIVRE AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) TESIS

0 0 15