Evaluasi Diri dengan Analisis SWOT Tuntutan Perubahan Kurikulum

15

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Evaluasi Diri dengan Analisis SWOT

Evaluasi diri self evaluasion adalah upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data fakta dan informasi yang handal dan sahih, sehingga dapat disimpulkan kenyataan, dan dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen untuk mengelola kelangsungan lembaga atau program Pramuntadi, 2003. Jadi evaluasi diri adalah proses pengumpulan data dan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah satu cara evaluasi diri ialah dengan analisis SWOT. Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, and Threat telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program di lembaga pendidikan. SWOT adalah sebuah teknik yang sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi. SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman sehingga SWOT dapat digunakan untuk memulai pembuatan program baru yang inovatif dalam pendidikan.

2. Tuntutan Perubahan Kurikulum

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP menitikberatkan pada keaktifan siswa sebagai sentral pembelajaran. Dalam proses pembelajaran menitikberatkan pada keaktifan siswa maka peran guru hanya sebagai fasilitator KTSP merupakan suatu jawaban pemerintah tentang kebijakan perubahan kurikulum. KTSP memiliki karakteristik : 1 menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi, 2 kurikulum dapat diperluas, diperdalam dan disesuaikan dengan potensi siswa, 3 berpusat pada siswa, 4 orientasi pada proses dan hasil, 5 pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah disusun secara nasional, guru dapat menjabarkannya dalam silabus dan rencana pembelajaran dengan bervariasi. Artinya guru dapat menjabarkan kompetensi dasar yang sudah ada menjadi indikator-indikator pencapaian hasil sehingga dapat dirancang kedalaman materi, model pembelajaran dan sistem penilaian yang sesuai. Pemilihan model pembelajaran berorientasi Problem Solving dengan didasari analisis SWOT yang dikemas dalam CD interaktif diharapkan akan membuat pembelajaran matematika menjadi bermakna, sehingga diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan penggunaan CD interaktif dalam pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa.

3. Teori Belajar