1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia
terdapat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Sanjaya,
2011:65. Salah satu sarana yang dipakai untuk memfasilitasi pendidikan di
Indonesia adalah sekolah. Setiap sekolah memiliki tujuan institusional yang harus dicapai oleh semua lembaga pendidikan sesuai peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 menjelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
Sanjaya, 2011:66. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37
ayat 1 menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga; i. keterampilankejuruan; j. muatan lokal Sanjaya, 2011:136.
Salah satu implementasi pendidikan tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah pada mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SDMI mata pelajaran IPS diajarkan secara terpadu memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS mengarahkan siswa
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai BSNP, 2006:575.
Mata pelajaran IPS pada standar isi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan 2007:575 memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan:
a. mengenal konsep-konsep berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; b. berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; c. berkomitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; d. berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetensi dalam masyarakat majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a.
manusia, tempat, dan lingkungan; b. waktu, keberlanjutan, dan perubahan; c. sistem sosial dan budaya; dan d. perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
dapat dilihat dari Standar Isi SI yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, yang diturunkan dari Standar Kelulusan sebagai rujukan
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan sesuai karakter siswa dan kebutuhan daerah. Pencapaian didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sanjaya, 2011:127
Mulai tahun ajaran 2013 Juli 2013 implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, dimulai di kelas I dan IV untuk SD, kelas VII SMP, dan kelas IX SMA. Akan tetapi kurikulum 2013 belum sepenuhnya di terapkan di semua
sekolah Mulyasa, 2013:163. Penggarapan serius dilakukan oleh sekolah sekarang ini, baik yang menjadi sekolah sasaran atau tidak dikarenakan ada
pengubahan paradigma guru untuk mengadopsi model pembelajaran menuju kearah penguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan terintegrasi dengan
pendekatan saintifik terhadap mata pelajaran masing-masing dengan mulai melakukan perubahan pada Silabus dan RPP yang ada di KTSP serta
mengimplementasikan pembelajaran di kelas Hasyim, 2013. Kenyataan di lapangan terdapat permasalahan pembelajaran IPS pada
pelaksanaan KTSP yang diberlakukan sejak tahun 2006. Permasalahannya yaitu guru masih berorientasi buku teks yang dianggap sudah menjabarkan kurikulum,
pelajaran cenderung hafalan, penerapkan model pembelajaran menekankan pada
aktivitas guru bukan siswa, pembelajaran kurang variatif, sarana yang ada belum mendukung. Depdiknas, 2007:6-7.
Berdasarkan identifikasi masalah pembelajaran IPS yang terjadi di kelas VA SDN Wates 01 Semarang dari peneliti bersama kolaborator melakukan
refleksi selama kegiatan PPL tanggal 29 Juli sampai 19 Oktober 2013 menunjukkan rendahnya kualitas pembelajaran IPS.
Hasil refleksinya menunjukkan kondisi pembelajaran lebih berpusat pada guru, penguasaan kelas
kurang, penggunakan media belum inovatif sehingga siswa lebih cenderung pasif, variasi belum berkembang berakibat kegiatan berlangsung monoton, manajemen
kelompok kurang baik sehingga kelas tidak kondusif, pembelajaran kurang efektif karena materi banyak tidak sebanding dengan alokasi waktu, serta bahan
ajar terbatas. Hasil refleksi tersebut menyebabkan permasalahan pada pembelajaran
IPS yaitu siswa kurang berkonsentrasi, tidak merespon pertanyaan guru, kurang aktif dalam kegiatan diskusi, sulit menguasaan materi, kurang termotivasi dalam
pembelajaran, dan malas mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan. Diperkuat rendahnya hasil belajar siswa di kelas VA SDN Wates 01 Semarang
dari analisis data kuantitatif peneliti bersama kolaborator dokumen ulangan harian pembelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran 20132014 memperoleh
ketuntasan klasikal sebesar 69,44 atau 25 siswa dari 36 siswa mendapat nilai dibawah KKM dan 30,56 atau 11 siswa dari 36 siswa memperoleh nilai diatas
KKM.
Peneliti bersama tim kolaborator berinisiatif menetapkan alternatif tindakan melalui penerapan model inovatif, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar untuk mengatasi permasalahan di kelas VA SDN Wates 01 pada
pembelajaran IPS. Turney 1973 dalam Mulyasa, 2011:69 mengungkapkan delapan keterampilan mengajar berperan menentukan kualitas pembelajaran yaitu
keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil,
mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Selanjutnya, menurut Diedrich
dalam Hamalik, 2012:172 menggolongkan aktivitas belajar siswa meliputi visual, oral, listening, writing, drawing, motor, mental, dan
emosional activities. Sedangkan, menurut Hamdani dalam Suprijono 2011:6 hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS adalah menggunakan model quantum teaching dengan media flashcard. Quantum
teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas dengan model quantum teaching memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, suasana maupun
sarana fisik di dalam kelas untuk melejitkan prestasi belajar. DePorter, 2010:34 Model quantum teaching menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu
butuh dan ingin terus belajar A‟la, 2012:24. Kondisi tersebut dicapai dengan
penerapan konsep “bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru
ke dunia siswa” berarti kegiatan ini dilakukan dengan cara mengaitkan apa yang akan diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis siswa DePorter, 2010:35.
Menurut Piaget dalam Baharuddin, 2012:123 karakteristik siswa kelas VA berada pada tahap concrete operational, siswa dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa konkret dan mengklasifikasikan benda ke dalam bentuk yang berbeda. Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara
individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat Hidayati, 2008:1-26.
Pada dasarnya pelaksanaan komponen rancangan model quantum teaching
, dikenal dengan singkatan “TANDUR” yang merupakan kepanjangan dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan DePorter,
2010:39. Pembelajaran IPS menggunakan model quantum teaching telah dirancang menyenangkan, mengaitkan materi dengan kehidupan siswa sehari-hari,
sehingga dapat menyimpulkan suatu peristiwa lain melalui pembelajaran yang bermakna.
Komunikasi proses pembelajaran IPS sering terjadi penyimpangan menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan,
dan kurangnya minat siswa. Penggunakan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu usaha mengatasi penyimpangan konmunikasi.
Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus dan sikap juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi serta
mengatur langkah-langkah kemajuan pemberian umpan balik. Hidayati, 2008:7.5
Model quantum teaching didukung flashcard sehingga komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran berjalan efektif. Flashcard adalah
media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar seukuran postcart atau sekitar 25x30cm. Gambar pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan
dengan keterangan pada bagian belakangnya dan cocok untuk kelompok kecil tidak lebih dari 25 orang Indriana, 2011:68. Flashcard menjadi petunjuk dan
rangsangan bagi siswa untuk memberi respons yang diinginkan. Gambar garis dapat digunakan pada media flashcard Arsyad, 2013:119. Media flashcard pada
pembelajaran IPS memberikan pengalaman langsung menunjukkan penerapan learning by doing, berdampak langsung terhadap perolehan dan pertumbuhan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap siswa Sukiman, 2012:33. Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli maka
peneliti dan kolaborator memutuskan melakukan tindakan dengan menerapkan model quantum teaching dengan media flashcard agar dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar IPS siswa kelas VA SDN Wates 01 Semarang. Diharapkan dalam penerapannya siswa secara aktif kreatif,
bersosialisasi baik, serta mudah memahami materi. Penggunaan model ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
sebelumnya. Penelitian dari Nurul Azizah 2013 tentang Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbasis
Media Flashcard pada Siswa Kelas IVA SDN Sampangan 02 Semarang. Hasil
penelitian menunjukkan keterampilan guru, aktivitas dan hasil belajar siswa behasil meningkat. Hasil belajar IPS siswa sudah memenuhi indikator
keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 85 dengan KKM IPS di kelas IVA SDN Sampangan 02 Semarang tahun ajaran 20122013
adalah 61. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengkaji masalah
tersebut dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Implementasi
Model Quantum Teaching dengan Media Flashcard untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas VA SDN Wates 01 Semarang
”.
1.2. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH