Tabel 4.2. Hasil Estimasi Model Keuntungan dengan Metode GLS Cross Section Weights
Variable Coefficient t-Statistic
Prob.
C Intersep 129728.2
11.9376 0.0000
M Modal 2.1998
18.3078 0.0000
Pb Harga Beras -0.4326
-1.9843 0.0481
Pmg Harga Minyak Goreng
-3.2436 -12.5994 0.0000
Pmt Harga Minyak Tanah
-12.1782 -34.5207 0.0000
Ps Harga Daging Sapi -6.3579
-20.1500 0.0000
Pa Harga Daging Ayam 0.7437
7.4841 0.0000
Pi Harga Ikan 3.7478
14.3979 0.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.9882 F-statistic
3602.226 Adjusted R-squared
0.9879 ProbF-statistic
0.0000 Durbin-Watson stat
0.5698 Sum squared resid
1.15E+12
Unweighted Statistics
R-squared 0.9825 Durbin-Watson
stat 0.2923
Adjusted R-squared 0.9821
Sum squared resid 1.59E+12
Sumber : Lampiran 13, Halaman 79
4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
4.4.1. Hubungan antara Modal dan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 4.2 variabel modal berhubungan positif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien modal M adalah 2,1998. Hal ini menunjukkan
bahwa jika modal meningkat sebesar Rp 1,00, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 2,1998. Dengan bertambahnya modal maka bahan baku yang dibeli
akan semakin banyak dengan asumsi harga bahan baku tidak berubah atau tetap. Hal ini akan menyebabkan jumlah output yang dijual akan semakin banyak
sehingga pendapatan kotor meningkat. Jika biaya variabel lain tetap, pendapatan kotor meningkat akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh masing-masing
usaha warung makan akan meningkat.
4.4.2. Hubungan antara Harga Beras Pb dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga beras Pb berhubungan negatif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga beras Pb adalah 0,4326. Hal ini
menunjukkan bahwa jika harga beras meningkat sebesar Rp 1,00 per liter maka keuntungan akan menurun sebesar Rp 0,4326. Dengan adanya kenaikan harga
beras maka pengeluaran untuk beras juga meningkat dengan asumsi jumlah kebutuhan per harinya tetap. Kenaikan harga ini akan menyebabkan pengeluaran
untuk beras meningkat sehingga biaya meningkat dan menurunkan angka penjualan kotor. Karena antara penjualan dengan keuntungan berhubungan searah,
maka penurunan penjualan ini akan menyebabkan keuntungan semakin menurun.
4.4.3. Hubungan antara Harga Minyak Goreng Pmg dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga minyak goreng Pmg berhubungan negatif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga minyak goreng
Pmg adalah -3,2436. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga minyak goreng meningkat sebesar Rp 1,00 per kg, maka keuntungan akan menurun sebesar Rp
3,2436. Dengan adanya kenaikan harga minyak goreng maka pengeluaran untuk minyak goreng juga meningkat dengan asumsi jumlah kebutuhan per harinya
tetap. Kenaikan harga ini akan menyebabkan pengeluaran untuk minyak goreng meningkat sehingga biaya meningkat dan menurunkan angka penjualan kotor.
Karena antara penjualan dengan keuntungan berhubungan searah, maka penurunan penjualan ini akan menyebabkan keuntungan semakin menurun.
4.4.4. Hubungan antara Harga Minyak Tanah Pmt dengan Keuntungan