Hasil Penelitian Reklame TINJAUAN PUSTAKA

31 Dengan diterbitkannya berbagai peraturan mengenai kualitas pelayanan publik, maka dapat dilihat kepedulian pemerintah dalam hal pelayanan publik ini.

2.4 Hasil Penelitian Reklame

Dalam beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh berbagai sumber bahwa masih banyaknya kendala-kendal yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam pelaksanaan penerbitan izin reklame maupun pengawasannya. Seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh : a Leo Nanda Saragih tentang implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang pajak reklame 22 . Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Leo Nanda Saragih, menjelaskan dalam penelitiannya bahwa implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 tahun 2011 tentang pajak reklame masih terdapat beberapa kendala. Diantaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Pertamanan khususnya bidang reklame dan BPPT bidang Perizinan III khususnya unit reklame, Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 yang masih baru dikeluarkan, yaitu kurang lebih lima bulan, sehingga belum semua pegawai memahami isi dari Perda tersebut, belum sepenuhnya diterapkan teknologi dalam pengurusan pajak reklame sehingga dalam pengurusan pajak reklame berjalan lambat dan Standard Operating Procedure 22 http:repository.usu.ac.id oleh Leo Nanda Saragih di akses pada tanggal 12 Maret 2015, pukul 10.10 WIB 32 yang belum terbentuk khusus Dinas Pertamanan, kurangnya kesadaran wajib pajak reklame untuk mematuhi semua peraturan dalam pengurusan reklame. b Arsa Bandi tentang implementasi Pasal 12 Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2008 terkait pelanggaran izin pemasangan reklame di Kabupaten Sampang studi di kantor pelayanan perizinan dan penanaman modal, satpol PP Kabupaten Sampang 23 Faktor kendala diantaranya adalah : - Kurang memperhatikan kondisi maupun masa berlakunya reklame sehingga pegawai Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Sampang merasa kesulitan dalam menangani hal ini, khususnya reklame yang berukuran besar. - Banyak pemasang yang mengabaikan aspek ekologi. Salah satunya melakukan penebangan pohon terlebih dahulu sebelum melakukan pema sangan reklame. Aksi ini dilakukan untuk mendapatkan tempat yang strategis. Selanjutnya bekas pohon tersebut dibuat untuk menancapkan tiang reklame. Terlebih lagi, pemasang melakukan pemotongan pohon yang dianggap menghalangi pandangan reklame. - Pemasangan reklame di taman kota tidak mengutamakan keserasian antara bangunan dan estetika. Sehinggakeindahan kota ini terkesan semrawut. Selain itu pemasangan reklame yang 23 http:www.academia.edu5035166IMPLEMENTASI_PASAL_12_PERATURAN_DAERAH_NOMOR _16_TAHUN_2008_TERKAIT_PELANGGARAN_IZIN_PEMASANGAN oleh Arsa Bandi di akses pada tanggal 12 Maret 2015, pukul 10.30 WIB 33 - Diletakkan di pohon-pohon dan penempatan reklame yang tidak bertema. Pemasangan reklame di pohon, sangat bertentangan dengan prinsip pelestarian lingkungan. Sisa paku untuk menempelkan reklame tersebut masih sering tidak dicabut dan ditinggalkan menancap begitu saja di pohon. Dengan banyaknya kendala-kendala yang terjadi maka akan mempengaruhi terhadap kelestarian kota itu sendiri. Karena banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi tetapi kurang maksimalnya tindakan yang dilakukan. c Agus Suciptoroso tentang pelaksanaan pelayanan perizinan dan pajak reklame studi kasus di badan pelayanan terpadu kabupaten sragen 24 Dalam pelaksanaan pelayanan prosedur perizinan dan pajak reklame di Kabupaten Sragen sudah berjalan dengan baik sesuai prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan dalam peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sragen yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sragen Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pajak Reklame dan Keputusan Bupati Sragen Nomor 44 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sragen Nomor 4 Tahun 1998 Tentang Pajak Reklame, serta peraturan-peraturan terkait lainnya. Tetapi tetap masih banyaknya hambatan dalam pelaksanaan pelayanan prosedur perizinan pajak reklame di Badan Pelaynan Terpadu Kabupaten 24 Htpp:simta.uns.ac.idcariTA 34 Sragen. Diantaranya adalah Hambatan dari pihak BPT yaitu adanya pelanggaran oleh pemohon reklame terhadapa tempat yang dilarang oleh Pemerintah Daerah untuk didirikan reklame, banyak pemohon yang memasang reklame terlebih dahulu kemudian baru mengajukan ijin pemasangan, keterlambatan perpanjangan ijin reklame oleh pemohon yang berasal dari luar kota, penertiban yang sedikit susah karena banyak pemohon yang tidak memasang reklame sesuai ijin yang diajukan, sosialisasi yang belum merata. Hambatan dari pihak pemohon perizinan reklame yaitu pemasangan reklame pada tempat yang sulit untuk dijangkau biasanya agak lama. Biasanya kalau ada pejabat yang penting dalam proses perijinan sedang keluar, sehingga waktu yang harus ditunggu oleh pemohon terlalu lama. Perizinan penyelenggaraan reklame di lokasi yang tanahnya merupakan milik pemerintah daerah biasanya prosesnya agak lama.

2.5 Kebijakan Reklame