bentuk model mental bersama maka pengetahuan ini akan menjadi aset yang luar biasa berharga bagi perusahaan menurut Munir 2008.
2.4 Knowledge Gap Kesenjangan Pengetahuan
2.4.1 Pengetahuan Wajib dan Pengetahuan Pilihan bagi karyawan
Menurut Setiarso 2009, pengetahuan wajib didefinisikan sebagai pengetahuan yang perlu dan harus dimiliki oleh karyawan
untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Kriteria yang termasuk dalam pengetahuan wajib adalah pengetahuan yang
memiliki nilai kepentingan 3-4 danatau memiliki nilai kesenjangan pengetahuan tertinggi. Sedangkan pengetahuan pilihan didefinisikan
sebagai pengetahuan pelengkap yang dapat membantu dalam pelaksanaan tugas karyawan. Kriteria yang termasuk dalam
pengetahuan pilihan adalah pengetahuan dengan nilai kepentingan kurang dari 3 dan selain dari pengetahuan dengan nilai kesenjangan
tertinggi. 2.4.2
Kesenjangan Pengetahuan
Seringkali pengetahuan yang dimiliki karyawan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Kondisi ini memungkinkan
munculnya kesenjangan pengetahuan di perusahaan. Dengan dilakukannya suatu proses penilaian kesenjangan pengetahuan di
dalam suatu perusahaan, maka dapat diketahui keadaan pengetahuan yang dibutuhkan dan pengetahuan yang sekarang tersedia menurut
Setiarso 2009. Sesudah pengetahuan yang dibutuhkan dapat diidentifikasi maka dilakukan analisis kesenjangan pengetahuan
berdasarkan kerangka Zack yang bisa dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka kesenjangan pengetahuan Zack Setiarso, 2009
2.4.3 Strategi Pengelolaan Pengetahuan
Menurut Hansen et al dalam Munir 2008 cara organisasi mengelola pengetahuan yang dimiliki dibagi atas dua ekstrim, yaitu
strategi kodifikasi Codification Strategy dan strategi personalisasi Personalization Strategy. Bila pengetahuan diterjemahkan dalam
bentuk eksplisit secara berhati-hati Codified dan disimpan dalam basis data sehingga pengguna yang membutuhkan dapat mengakses
pengetahuan tersebut, maka cara mengelola seperti itu dikatakan menganut strategi kodifikasi. Strategi kodifikasi digunakan untuk
menyimpan pengetahuan di dalam empat penyimpanan yang terstruktur dari pengetahuan sebagai database untuk penggunaan yang
berulang-ulang. Davenport dan Prusak dalam Tobing 2007 menyatakan bahwa tujuan kodifikasi adalah membuat pengetahuan
organisasi ke dalam suatu bentuk yang membuat pengetahuan organisasi tersebut dapat diakses oleh personil yang
membutuhkannya. Pengetahuan tidak hanya eksplisit saja, tetapi juga pengetahuan
yang terbatinkan tacit. Pengetahuan tacit sulit diterjemahkan ke dalam bentuk eksplisit, oleh sebab itu pengetahuan-pengetahuan
dialihkan dari satu pihak ke pihak lain melalui hubungan personal yang intensif, cara mengelola pengetahuan seperti ini disebut strategi
personalisasi. Oleh karena itu, fungsi utama dari jaringan komputer baik internet atau intranet, bukan saja menyimpan atau
mendokumentasikan pengetahuan melainkan juga untuk memfasilitasi lalu lintas komunikasi antar individu dalam suatu organisasi
merupakan strategi personalisasi. Strategi personalisasi adalah strategi yang diadopsi oleh organisasi untuk memberikan solusi dari masalah
biasa sampai masalah yang sulit.
2.5 Analisis Kesenjangan Pengetahuan