Intellectual Capital dan Profitabilitas

30 ROA = Laba Sebelum Pajak X 100 Total Aset Rata-rata Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi berarti menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen 32 . Rasio ROA yang semakin tinggi menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang berarti semakin baik. Jadi semakin tinggi nilai ROA menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Tabel 2. 5 Kriteria Penilaian Peringkat ROA Kriteria Penilaian ROA Keterangan Peringkat 1 ROA 1,5 Sangat tinggi Peringkat 2 1,25 ROA ≤ 1,5 Tinggi Peringkat 3 0,5 ROA ≤ 1,25 Cukup tinggi Peringkat 4 0 ROA ≤ 0,5 Rendah Peringkat 5 ROA ≤ 0 Sangat rendah Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.924DPbS Tahun 2007

H. Intellectual Capital dan Profitabilitas

Intelectual capital memiliki peran yang sangat penting dan strategis di dalam perusahaan. Intellectual capital diyakini sebagai faktor penggerak dan pencipta nilai perusahaan value driver creation. penciptaan nilai yang tidak berwujud intangible value creation harus mendapatkan perhatian yang cukup, karena hal ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kinerja perusahaan. Harrison dan Sullvian dalam Ulum menegaskan bahwa IC merupakan sumber daya yang terukur untuk 32 Ulfi kartika oktaviana dan fitriyah, Financial ratio to distinguish banks, islamic business units and conventional banks in indonesia, Jakarta: Kemenag RI, 2012 hal. 149 31 peningkatan competitive advantages, IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan 33 . Hubungan IC dengan kinerja keuangan perusahaan telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa peneliti dalam berbagai pendekatan di beberapa negara. Firer dan Williams 2003 dan Ihyaul Ulum 2008 telah membuktikan bahwa modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan VAIC™ yang diformulasikan oleh Pulic 1998 sebagai ukuran kemampuan intelektual. Ihyaul Ulum 2008, Nik dan Amin 2009, Budi Artinah 2011, dan Hasna Fatima 2012, Faezal Thaib 2013 juga telah membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, dengan pengelolaan intellectual capital yang baik perusahaan dapat menciptakan value added yang berguna dalam peningkatan kinerja perusahaan yang di proksikan dengan ROA. Kemudian Menurut Santosus dan Surmacz, bagi perusahaan yang mampu menciptakan dan mengembangkan, memelihara, mengungkit dan memperbaharui intellectual capitalnya akan memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai value yang dapat meningkatkan kekayaannya. 34 Pencipataan nilai dalam konteks ini adalah dengan 33 Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h.94 34 Sangkala, ”Intellectual capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing Perusahaan”, Jakarta: Yapensi, 2006, h.6 32 memanfaatkan seluruh potensi yang di miliki perusahaan, baik karyawan human capital, aset fisik pyhsical capital maupun structural capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan perusahahaan untuk kepentingan stakeholder 35 . Jadi, bagaimanapun juga intellectual capital diyakini dapat berperan penting di dalam peningkatan kinerja perusahaan. Penelitian- penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Intellectual capital merupakan sebuah pengetahuan yang dapat membantu perusahaan dalam menciptakan suatu produk inovatif. Dengan produk inovatif bank dapat meningkatkan penjualannya, sehingga peningkatan penjualan berdampak pada peningkatan laba yang dihasilkan. Karena tujuan akhir dari aktifitas bank adalah menghasilkan laba. Laba meningkat maka profitabilitas bank akan meningkat, Oleh karena itu semakin tinggi modal intelektual maka laba semakin meningkat, sehingga terjadi peningkatan profitabilitas perusahaan. Apabila intellectual capital meningkat, maka kinerja keuangan akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya. Intellectual capital dikatakan sebagai asset yang secara alami tidak nyata, yang sekarang 35 Ihyaul Ulum, Intellectual capital Konsep dan Kajian Empiris, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h.6 33 ini dapat diterima dan dinyatakan sebagai suatu asset utama perusahaan dalam bentuk strategi dan inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.

I. NPF dan Profitabilitas

Menurut M. Kabir Hassan, tingkat profitabilitas bank dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut adalah karakteristik bank, indikator makro, perpajakan, struktur keuangan, kualitas asset, modal, dan likuiditas. 36 Menurut Lukman Dendawijaya 37 , Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa: 1. Hilangnya kesempatan memperoleh income pendapatan dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. 2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR Bad Debt Ratio menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. 3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang di klasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal 36 Muhammad Kabir Hassan, dan Abdel- Hameed M. Bashir, “Determinants of Islamic Banking Profitabilitas”. ERF paper , International Journal. 2002, hlm. 15-18. 37 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, h.82 34 bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR Capital Adequancy Ratio. 4. Return On Assets ROA mengalami penurunan. 5. Dapat menurunnya nilai tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan menurut metode CAMEL. Rasio kualitas aset dalam penelitian ini diproksikan dengan NPF. Jika NPF tidak ditangani dengan tepat akan menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan income dari pembiayaan yang diberikan sehingga akan mengurangi laba dan mengurangi kemampuan bank untuk memberikan pembiayaan. Banyaknya pembiayaan yang bermasalah membuat bank syariah tidak berani meningkatkan penyaluran pembiayaan secara optimal dan dapat menurunkan profitabilitas bank. Teori ini di dukung oleh penelitian Dhika Rahma Dewi 2010 dan Dhian Dayinta Pratiwi 2012.

J. CAR dan Profitabilitas