Morfologi Bio-ekologi Elang Jawa

2.1.3 Ekologi dan penyebaran

Pada umumnya elang jawa dapat ditemukan di daerah hutan primer dan menggunakan hutan sekunder yang berdekatan dengan hutan primer. Elang jawa sangat bergantung pada hutan primer sebagai tempat untuk bersarang serta hutan sekunder dalam berburu mencari mangsa Prawiradilaga et al 2003. Ukuran wilayah jelajah yang dimiliki elang jawa antara 230-710 ha Gjershaug et al 2004. Elang jawa merupakan salah satu jenis burung endemik yang terdapat di Pulau Jawa yang hidup di habitat hutan hujan tropis dari daerah pantai sampai dengan 3000 mdpl Prawiradilaga et al. 2003. Menurut Sozer Nijman 1995 habitat elang jawa lebih terkonsentrasi pada ketinggian 500 sampai dengan 2000 mdpl.

2.1.4 Populasi elang jawa

Elang jawa memiliki sifat monogami yaitu hanya memiliki satu pasangan sampai mati, hal inilah yang dapat menghambat perkembangbiakan dan peningkatan jumlah elang jawa tersebut di alam. Elang jawa hanya bertelur satu kali dalam dua tahun. Prawiradilaga 1999. Menurut Sozer Nijman 1995 populasi dari elang jawa berkisar antara 81-108 pasang berdasarakan jumlah burung per bagian hutan per daerah.

2.1.5 Perilaku

Satwaliar mempunyai fisiologi dan berbagai perilaku untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Umumnya elang jawa bertengger pada dahan pohon yang tinggi atau mempertahankan teritori dari burung-burung pemangsa lainnya di udara MacKinnon 1995. Untuk mempertahankan kehidupannya, mereka melakukan aktivitas yang agresif, melakukan persaingan dan kerjasama untuk mendapatkan pakan, pelindung, pasangan untuk kawin, reproduksi dan sebagainya Alikodra 2002. Pada umumya elang jawa melakukan aktivitas normal pada saat cuaca sedang cerah yaitu pada pukul 07.00-16.30 Afianto 1999. Aktivitas bertengger dan beristirahat pada elang jawa dilakukan pada pukul 12.00-13.00 Adiputra 2000 dalam Utami 2002. Elang jawa akan memulai kembali aktivitasnya pada pukul 13.00-16.00 ketika cuaca masih cerah, jika cuaca menjadi mendung atau hujan elang jawa cenderung tidak melakukan aktivitas Nweton 1986 dalam Utami 2002. Beberapa perilaku elang jawa yaitu : a. Soaring Soaring yaitu terbang melayang dan berputar, dengan tidak mengepakkan sayapnya, hanya memanfaatkan naiknya udara panas Afianto 1999 . Aliran udara sangat penting bagi beberapa jenis satwaliar, adanya aliran udara panas dari bawah lembah ke atas gunung sangat menguntungkan bagi burung-burung elang yang terbang di angkasa Alikodra 2002. b. Gliding Gliding merupakan bentuk terbang meluncur tanpa adanya aktivitas mengepaknya sayap. Perilaku ini biasa terjadi saat elang ingin terbang dengan menempuh jarak yang cukup jauh Widodo 2004. c. Undulating Terbang undulating adalah terbang naik turun secara periodik dengan arah horizontal. Aktivitas ini berfungsi untuk menarik perhatian pasangannya, menunjukan teritori dan mengusir individu lainnya Alikodra 2002. d. Berburu Elang jawa melakukan aktivitas berburu dengan dua macam teknik. Teknik yang pertama ”perch hunting” adalah dengan cara bertengger pada dahan di daerah perburuan sambil mengamati gerakan-gerakan yang dicurigai sebagai mangsanya. Apabila keberadaan mangsa sudah diketahui posisinya maka elang jawa akan merundukan kepalanya sebagai pertanda elang sudah mengincar mangsanya, lalu segera disambar dengan kedua cakarnya. Teknik yang kedua yaitu ”ambush hunting” dengan cara terbang rendah diatas tajuk pohon kemudian berputar-putar sambil mencari mangsanya. Apabila mangsa sudah terlihat maka segera meluncur dan menyambar mangsa yang berada di dahan atau lantai hutan Afianto 1999.