Sirang so Sirang Terjadi Akibat Adanya Kekerasan dalam Rumah Tangga

benar-benar sudah menjalin hubungan yang intim dan akrab, sehingga untuk memutuskannya terasa sangat sulit sekali. Dari pernyataan para informan, penulis dapat menyimpulkan beberapa penyebab sehingga perselingkuhan tersebut terjadi, disini kasusnya adalah didalam kehidupan berumah tangga suami-istri. Penulis mendapatkan lima macam alasan yang dapat memicu perselingkuhan dalam rumah tangga hubungan suami istri, yaitu: 1. Karena kurang puas dalam hubungan badan, 2. Karena sakit hati, 3. Karena tidak mendapatkan keturunan, 4. Karena lingkungan atau kesempatan, dan 5. Karena kesepian. Jenis perselingkuhan yang kedua diatas seperti pengalaman yang dialami ST 40 Tahun “…iya, suamiku rajin setiap hari gak ada dirumah kami. Sampai-sampai gak pulang malamnya, malah pulang pagi. Kalau aku mulai membahas tentang kemana dia pergi, dia langsung memukul Kayaknya suamiku udah lengket kali sama selingkuhannya itu, gak bisa lepas lagi. Makanya aku memutuskan untuk berpisah dan pergi jauh dari suamiku.”

4.4.2 Sirang so Sirang Terjadi Akibat Adanya Kekerasan dalam Rumah Tangga

Kekerasan dapat terjadi pada siapa saja dan oleh siapa saja baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak. Yang lebih mengejutkan lagi kenyataan yang sekarang dapat kita lihat kasus-kasus kekerasan tersebut malah banyak terjadi dalam wilayah privat dalam bukan lagi hanya di wilayah public luar. Universitas Sumatera Utara Kekerasan yang terjadi dalam wilayah privat mencakup hubungan dekat antara masing-masing personal individu. Hubungan itu berlangsung dalam hubungan keluarga, antara ayah, ibu dan anak, dan kekerasan ini berlangsung dalam lingkup rumah tangga privat. Definisi kekerasan dalam rumah tangga menurut UU No. 23 Tahun 2004 yaitu kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Dalam kasus ini, kekerasan dapat kita lihat atau kita temukan pada hubungan suami istri sebagai penyebab keretakan rumah tangga, sehingga menyebabkan terjadinya perpisahan Sirang so Sirang. Seperti pengalaman yang dialami oleh ST 40 Tahun, begini yang dikatakan oleh Ibu ini. “Iya. Karena aku gak ngasih uang, ya mulailah suamiku main tangan. Aku udah gak tahan lagi terus- terusan dipukuli. Selain itu suamiku juga hanya ongkang- ongkang kaki di kedai tuak tiap hari main judi, gak mau cari kerja dan hanya tinggal minta samaku uangnya buat berjudi dan minum-minum sama teman-temannya. ….. tekadku udah bulat, aku tetap mau pisah.” Pemukulan di dalam keluarga seharusnya tidak pernah terjadi, karena rumah tangga merupakan sumber kebahagiaan dan bukan sebagai tempat pertarungan. Apalagi jika perterungan itu berat sebelah, yaitu salah satu pihak lebih kuat dari pihak lainnya. Oleh karena itulah seringkali pemukulan yang dilakukan oleh suami terhadap isteri menjadi sumber penyebab perpisahan Sirang so Sirang. Definisi kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan kekerasan verbal maupun fisik, pemaksaan atau ancaman pada nyawa yang dirasakan pada seorang perempuan, apakah masih anak-anak atau sudah dewasa, Universitas Sumatera Utara yang menyebabkan kerugian fisik atau psikologis, penghinaan. Sedangkan kekerasan dalam rumah tangga dapat diartikan sebagai setiap tindakan berdasarkan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi keluarga. Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai unsur atau indikasi kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yaitu: Setiap tindakan kekerasan baik secara verbal maupun fisik, baik berupa tindakan atau perbuatan, atau ancaman pada nyawa. 1. Tindakan tersebut diarahkan kepada korban karena ia perempuan. Di sini terlihat pengabaian dan sikap merendahkan perempuan sehingga pelaku menganggap wajar melakukan tindakan kekerasan terhadap perempuan. 2. Tindakan kekerasan itu dapat berbentuk hinaan, perampasan kebebasan, dan lain-lain 3. Tindakan kekerasan tersebut dapat merugikan fisik maupun psikologis perempuan 4. Tindakan kekerasan tersebut terjadi dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga. Menurut Ratna Batara Munti, kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga dapat terjadi dalam berbagai bentuk yaitu: 1. Kekerasan fisik langsung dalam bentuk pemukulan, pencakaran sampai pengrusakan vagina kekerasan seksual dan kekerasan fisik secara tidak langsung yang biasanya berupa memukul meja, Universitas Sumatera Utara membanting pintu, memecahkan piring, gelas, tempat bunga dan lain- lain, serta berlaku kasar. 2. Kekerasan psikologis, berupa ucapan kasar, jorok, dan yang berkonotasi meremehkan dan menghina, mendiamkan, menteror baik secara langsung maupun menggunakan media tertentu, berselingkuh, dan meninggalkan pergi tanpa kejelasan dalam waktu lama dan tanpa tanggung jawab. 3. Kekerasan ekonomi, berupa tidak diberikannya nafkah selama perkawinan atau membatasi nafkah secara sewenang-wenang, membiarkan atau bahkan memaksa istri bekerja keras, juga tidak memberi nafkah setelah terjadi perceraian meskipun pengadilan memutuskan. 4. Gabungan dari berbagai kekerasan sebagaimana disebutkan di atas baik fisik, psikologis, maupun ekonomis. Suami melakukan kekerasan terhadap istrinya karena merasa frustai tidak bisa melakukan sesuatu yang semestinya menjadi tanggung jawabnya. Hal ini biasa terjadi pada pasangan yang - Belum siap kawin - Suami belum memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap yang mencukupi kebutuhan rumah tangga. - Masih serba terbatas dalam kebebasan karena masih menumpang pada orang tua atau mertua. Dalam kasus ini biasanya suami mencari pelarian kepada mabuk-mabukan dan perbuatan negatif lain yang berujung pada pelampiasan terhadap istrinya Universitas Sumatera Utara dengan memarahinya, memukulnya, membentaknya dan tindakan lain yang semacamnya.

4.4.3 Sirang so Sirang Terjadi Akibat Tidak Memiliki Anak atau Anak Laki- Laki