suami, dengan alasan adat yang mengikat yaitu tentang keturunan maka jika istri mereka tidak bersedia di poligami maka si suami akan mengambil keputusan yang
sama yaitu Sirang so Sirang.
4.4.1 Sirang so Sirang Terjadi Akibat Adanya Pihak Ketiga dalam Rumah Tangga.
Pihak ketiga dalam permasalahan ini adalah pihak mertua dan wanita atau pria lain selingkuhan. Yang pertama dibahas adalah mengenai pihak mertua.
Kehadiran mertua dalam urusan sebuah rumah tangga anaknya menjadikan suasana bukan semakin membaik dan malah semakin memperparah keadaan yang
membuat rumah tangga itu berkonflik dan selalu bertengkar. Pada awalnya mertua itu tidak rela melepaskan anaknya kepada orang lain, karena merasa anaknya tidak
sayang atau kasih sayang itu akan terbagi dengan orang lain, tapi mau tidak mau mereka harus ditinggalkan oleh anaknya dan memiliki keluarga yang baru. Ada
dua kemungkinan yang terjadi pada kasus ini yaitu suami terlalu memihak kepada isterinya maka orangtuanya kurang menerima, dan kalau suami memihak kepada
orang tuanya, isterinya tidak terima. Itulah yang terjadi dalam sebuah keluarga. Mertua yang terlalu mencampuri urusan anaknya, maka isteri tidak terima
sehingga sering timbul perselisihan yang berujung pada Sirang si Sirang. Seperti
yang dialami oleh Ibu ES Pr, 24 Tahun, Ibu ES mengatakan
“Mertua kakak mulai mengatur masalah-masalah rumah tangga kakak sama suami. Keluarga suami kakak jelas
sangat terlibat dalam segala hal dalam rumah tangga kami. Mungkin karena kakak dan suami kakak masih
tinggal di rumah mertua kakak. Dan juga karena kakak dan suami kakak sama sekali tidak ada pekerjaan. Jadi
segala kebutuhan hidup kami semuanya ditanggung oleh mertua kakak. Bilanglah gitu, tapi kan ini tetap rumah
Universitas Sumatera Utara
tangga kami, bukan rumah tangga mereka.. Alasan kakak berpisah saat itu karena kakak sudah diusir-usir
terus sama mertua kakak dari rumah. Jadi kakak tidak tahan lagi diperlakukan seperti itu sementara kakak masih
mengandung saat itu. Ditambah lagi suami kakak sama sekali tidak mau membela kakak sebagai istrinya yang
sedang mengandung anaknya Keterlaluan….” Menurut pengalaman SS 34 Tahun, yang juga merasakan kehidupan
rumah tangganya yang selalu di campuri mertuanya mengatakan seperti ini “…..keluarga suami kakak, selalu mengontrol semua
tentang rumah tangga kami. Mungkin karena semua biaya hidup kami masih ditanggung sama mertua kakak. Juga
karena waktu itu kakak dan suami kakak belum ada pekerjaan sama sekali yang bias membiayai kebutuhan
kami sendiri, juga karena suami kakak anak satu-satunya, jadi orangtuanya gak tega lihat keadaan rumah tangga
kami yang begini. Tapi justru karena itu, suami kakak jadi malas bekerja dank arena itu juga mertua kakak merasa
berhak untuk ikut campur. Alasan kakak mengambil keputusan Sirang so Sirang berpisah saat itu adalah
karena kakak udah gak tahan lagi kalo hanya terus hidup tergantung-gantung sama mertua kakak. Kakak juga malu
karena suami kakak gak dapat-dapat kerjaan yang bagus. Kami jadi selalu minta-minta sama mertua kakak.”
Permasalahan kasus diatas ditimbulkan akibat rasa ketidaknyaman seorang
istri dirumahnya lagi. Istri merasa bahwa suaminya tidak akan memihak dia, hal tersebut terlihat dari sikap suaminya yang sama sekali tidak membela ataupun
melindungi hak istrinya mendapatkan kehidupan yang tenang dan juga mendapatkan hak penuh dalam mengurusi segala hal dalam rumah tangganya.
Sang suami sepenuhnya berpihak pada keputusan atau pendapat orangtuanya dan sama sekali tidak mendengarkan pendapat istrinya sendiri. Dalam hal ini, fungsi
sang suami sebagai kepala rumah tangga tidak ada atau disfungsi sehingga diambil alih oleh pihak ketiga yaitu pihak mertua.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang sama juga dialami oleh NM 49 Tahun, NM disini awalnya diperlakukan baik oleh pihak mertuanya, tetapi hal tersebut berubah semakin hari.
“Awalnya mertua mak tua sama sekali gak pernah mencampuri, tapi setelah mak tua gak bisa melahirkan
anak laki-laki, mertua mak tua mulai ikut campur. Mertua mak tua terus berusaha mempengaruhi suami maktua
untuk segera punya istri lagi.”
Perseteruan antara menantu dan mertua sudah biasa kita dengar dan kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran menantu ditengah-tengah keluarga
suami menjadi suatu “ancaman” bagi mertua perempuan yang belum bisa menerima kehadiran orang baru didalam keluarganya.
Pihak ketiga yang kedua dalam hal ini adalah wanita atau pria lain dalam perkawinan perselingkuhan. Perselingkuhan adalah suatu tindakan diam-diam
membagi cinta atau seks yang dilakukan dengan pasangan barunya atas korban pasangan lamanya pasangan yang sah tempat biasanya mencurahkan dan
mendapatkan cinta atau seks dengan setia, termasuk meninggalkan pasangan lamanya dengan alasan tidak jujur. Sedangkan Selingkuh dapat kita artikan
sebagai perbuatan yang tidak jujur, tidak berterus terang antara suami istri dalam membina kehidupan rumah tangganya. Seperti yang dialami oleh NM 49 Tahun.
“……tiap rujuk ada aja ulah yang dibuat sama suami mak tua yang bikin malu. Jadi waktu yang ketiga
kalinya rujuk mak tua bilang ini terakhir kalinya, kalau suami mak tua buat ulah lagi, mak tua gak akan mau lagi
rujuk selamanya. Setahun pertama memang kelihatannya sudah membaik, usaha kami pun juga semakin membaik.
Tapi lewat setahun, suami mak tua berulah lagi. Suami mak tua ketahuan selingkuh sama perempuan lain. Ya
mak tua udah mikir baik-baik kalo mak tua mau pisah aja.”
Keadaan yang sama juga dialami oleh informan lain yang bernama ST 40 Tahun. Begini yang dikatakan oleh Ibu ST
Universitas Sumatera Utara
“Kami memang dari dulu kurang ada keterbukaan. Suamiku pendiam orangnya, aku pun pendiam juga
orangnya. Jadi biasanya kami memang gak terlalu mencampuri urusan masing-masing. Tiap sore suamiku
selalu minta duit untuk minum-minum sama teman- temannya. Tapi beberapa kali waktu aku melihat kekedai
tuak tempat biasanya minum, suamiku ternyata tidak ada disana. Setelah ku cari tahu, rupanya suamiku lagi pergi
dengan wanita lain. Dan tidak jarang juga dia pulang pagi kerumah….”
Perselingkuhan adalah hubungan pribadi di luar nikah, yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah, dan didasari oleh tiga unsur: saling
ketertarikan, saling ketergantungan atau saling memenuhi secara emosional dan seksual. Perselingkuhan sebenarnya terjadi ketika anda memilih untuk tidak jujur
kepada pasangan dan diri sendiri tentang perasaan anda kepada orang lain. Karena logikanya, perselingkuhan terjadi ketika kita melihat lawan jenis selain pasangan
kita memiliki kelebihan yang menarik hati kita, namun, tidak dimiliki pasangan kita, dan anda tidak mau mengakui hal itu kepada pasangan dan diri anda sendiri.
Perselingkuhan tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual. Sekalipun tidak ada kontak seksual, tetapi kalau sudah ada saling ketertarikan,
saling ketergantungan, dan saling memenuhi diluar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa kita kategorikan sebagai perselingkuhan. Jenis
perselingkuhan ada 2 yaitu pertama, yang terjadi secara temporer, yaitu yang disebut orang sebagai jajan atau main-main perempuan main-main lelaki.
Perselingkuhan jenis ini tidak melalui tahapan perselingkuhan. Kedua, yaitu perselingkuhan yang terjadi secara permanen, dalam pengertian sudah ada jalinan
atau kontak batin, ada saling bagi emosi satu sama lain. Perselingkuhan jenis ini tidak mudah diputuskan, karena pasangan selingkuh tersebut dicintai. Mereka
Universitas Sumatera Utara
benar-benar sudah menjalin hubungan yang intim dan akrab, sehingga untuk memutuskannya terasa sangat sulit sekali.
Dari pernyataan para informan, penulis dapat menyimpulkan beberapa penyebab sehingga perselingkuhan tersebut terjadi, disini kasusnya adalah
didalam kehidupan berumah tangga suami-istri. Penulis mendapatkan lima macam alasan yang dapat memicu perselingkuhan dalam rumah tangga hubungan
suami istri, yaitu: 1. Karena kurang puas dalam hubungan badan,
2. Karena sakit hati, 3. Karena tidak mendapatkan keturunan,
4. Karena lingkungan atau kesempatan, dan 5. Karena kesepian.
Jenis perselingkuhan yang kedua diatas seperti pengalaman yang dialami ST 40 Tahun
“…iya, suamiku rajin setiap hari gak ada dirumah kami. Sampai-sampai gak pulang malamnya, malah
pulang pagi. Kalau aku mulai membahas tentang kemana dia pergi, dia langsung memukul Kayaknya suamiku
udah lengket kali sama selingkuhannya itu, gak bisa lepas lagi. Makanya aku memutuskan untuk berpisah dan pergi
jauh dari suamiku.”
4.4.2 Sirang so Sirang Terjadi Akibat Adanya Kekerasan dalam Rumah Tangga