11 Sistem saraf simpatetik menghasilkan sebuah unit lengkap yang dikenal sebagai
pelepasan massa. Hasilnya akan terjadi sekumpulan reaksi pada tubuh yang dikenal sebagai stress response.
Distribusi simpatetik di kepala dan leher, yang menjembatani vasomotor pupil dilator, fungsi sekretori dan pilomotor, berasal dari tiga pasang ganglion simpatetik
servikal. Saraf simpatetik menyuplai udara dari superior, medial dan inferior ganglion servikal.
Sangat penting untuk menyadari bahwa serabut simpatetik tidak memerlukan sinaps di ganglion tempat mereka berasal tetapi berjalan ke atas dan bawah ipsilateral ganglion
dari medulla spinalis. Selanjutnya respon simpatetik tidak terbatas pada segmen di mana stimulus berasal. Pola penyebaran ini mengikuti respon yang tidak dapat dibayangkan
sesuai dengan penyebaran keluarnya respon pada sistem simpatetik antara lain: •
Serabut pre-ganglionik dari ganglion simpatetik servikal superior yang berasal dari sel-sel anterolateral C
7
-T
2
T
3
• Serabut pre-ganglionik dari ganglion simpatetik servikal medial
• yang berasal dari T
1
-T
2
+T
4
• Serabut pre-ganglionik dari ganglion simpatetik servikal inferior yang berasl
dari T
1
-T
5
2.2.3 Fisiologi reseptor-
β
Katekolamin menghasilkan aksinya melalui gabungan langsung reseptor yang terdapat pada permukaan membrane sel. Reseptor adrenergic terletak di permukaan sel.
Sebagai pedoman umum, reseptor beta adrenergic 1 dan 2 melalui perangsangan protein G menghasilkan enzim membran plasma, adenil siklase. Hal ini menimbulkan
peningkatan adar siklik AMP intrasel. cAMP berperan di dalam sel perubahan fungsi seluler melalui perangsangan terhadap protein kinase. Protein kinase menimbulkan
fosforilasi sejumlah enzim protein tertentu, mengakibatkan aktivasi sejumlah efek yang berperan pada perangsangan reseptor
β.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2-1. β reseptor, target jaringan, respon, agonis dan antagonis
Reseptor Jaringan
Respon Molekular
Agonis Antagonis
β
1
Jantung Peningkatan
kecepatan kontraktilitas
konduksi Aktivasi
adenil siklase dan
Epinefrin Norepinefrin
Isoproterenol Dobutamin
Practolol Metoprolol
Atenolol Propanolol
Alprenolol Esmolol
β
2
Jaringan Lemk
Lipolisis Aktivasi
adenil siklase
Epinefrin Isoproterenol
Salbutamol Metaprotenol
Terutalin soretrenol
Propanolol Butoxamine
Alprenolol
Hepar Glikogenesis
Glukogenesis Otot
Rangka Pelepasan
laktat Glikogenolisis
Otot polos bronkus,
uterus, detrusor GI
limpa, kapsul
endokrin, dan kelenjar
saliva Relaksasi
12
2.2.4 Efek dari blokade Reseptor Beta
Obat-obat ini tidak menghasilkan efek yang nyata pada jantung normal dalam keadaan istirahat. Bagaimanapun saat terjadi peningkatan tonus simpatetik, blokade
reseptor β di jantung mencegah peningkatan denyut jantung, cardiac output dan stroke
volume. Otomatisasi tertekan dan konduksi atrioventrikular AV melambat. Respon
Universitas Sumatera Utara
13 pembebanan jantung dan situasi lain di mana tonus simpatetik meningkat menjadi
menurun. Obat ini biasanya menghasilkan penurunan oksigen miokardium dan meningkatkan toleransi latihan pembebanan pada pasien dengan angina.
Penghambat β mungkin menurunkan tekanan darah melalui aksinya pada
jantung dan penurunan cardiac output. Mereka menurunkan aktivitas renin plasma dan memiliki aksi hipotensi sentral.
Penghambat reseptor β menempati bronkus dan bronkiolus menimbulkan
peningkatan ketika digunakan stahanan aliran udara, yang akan berbahaya pada pasien asma. Efek lainnya meliputi pencegahan dari adrenalin perangsang glikogenolisis pada
otot rangka dan menghambat pelepasan asam lemak dari jaringan lemak.
2.2.5 Aksi Stabilisasi Membran