Diameter Telur Ikan Bilih

tertentu, pada umur yang berbeda-beda memperlihatkan fekunditas yang bervariasi sehubungan dengan persediaan makanan tahunan Febianto, 2007. Hasil perhitungan fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang bervariasi menurut panjang total ikan, berat tubuh, dan berat gonad. Ikan dengan ukuran yang sama belum tentu memiliki fekunditas yang sama pula. Hal ini disebabkan oleh faktor ikan dalam pegambilan makanannya yang berbeda, juga karena faktor lain seperti habitat yang berbeda, yang mana setiap individu meskipun satu spesies dan memiliki ukuran yang sama pun akan memiliki fekunditas yang berbeda serta bervariasi jumlahnya Patriono 2010.

4.6 Diameter Telur Ikan Bilih

Ukuran telur dilihat umumnya untuk membandingkan ukuran diameter telur pada masing – masing tingkat kematangan gonad. Ukuran diameter telur dapat dilihat pada Gambar 4.61. hasil pengamatan mikroskop stereo Gambar a Gambar b Gambar c Keterangan : Gambar a: TKG II; gambar b :TKG III; gambar c: TKG IV Berdasarkan gambar 4.6.1 dapat diperoleh gambar a. menunjukkan telur ikan bilih pada TKG II dengan diameter telur ikan bilih berkisar antara 245-340 μm. Pada tahap TKG II telur ikan bilih mengalami permulaan masak dan dengan kasat mata bentuk telur tidak tampak. Gambar b. menunjukkan telur ikan bilih pada TKG III dengan diameter telur ikan bilih berkisar antara 498-530 μm. Tahap TKG III juga dapat dikatakan ikan bunting atau hampir masak dan dengan kasat mata bentuk telur dapat dilihat. Gambar c. menunjukkan telur ikan bilih pada TKG IV dengan dengan diameter telur berkisar antara 539-630 μm. Tahap TKG IV telur ikan bilih dapat dikatakan masak dan siap dipijahkan. Pada tahap ini bentuk telur dapat terlihat jelas dan dengan tekanan halus pada perutnya telur keluar melalui lubang pelepasannya. Ukuran diameter telur ikan berbeda-beda tergantung pada tingkat kematangan gonad ikan baik antar spesies maupun individu dalam spesies. Hal ini disebabkan adanya perubahan lingkungan seperti musim yang mempengaruhi kualitas air dan yang terutama disebabkan ketersediaan pakan alami plankton semakin banyak di perairan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi ikan. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar pula Arief, 2009. Diameter telur ada hubungannya dengan fekunditas. Makin banyak telur yang dipijahkan fekunditas, maka ukuran diameter telurnya makin kecil, demikian pula sebaliknya Tang dan Affandi, 2001. Hal ini juga dikemukakan oleh Wootton 1998 bahwa ikan yang memiliki diameter telur lebih kecil biasanya mempunyai fekunditas yang lebih banyak, sedangkan yang memiliki diameter telur yang besar cenderung memiliki fekunditas rendah. Semakin besar ukuran diameter telur akan semakin baik, karena dalam telur tersebut tersedia makanan cadangan sehingga larva ikan akan dapat bertahan lebih lama. Larva yang berasal dari telur yang besar memiliki keuntungan karena memiliki cadangan kuning telur yang lebih banyak sebagai sumber energi sebelum memperoleh makanan dari luar. Effendie 1997 menyatakan bahwa semakin berkembang gonad, maka ukuran diameter telur yang ada didalamnya semakin besar sebagai hasil pengendapan kuning telur, hidrasi, dan pembentukan butir-butir minyak. Heterogennya pola sebaran diameter telur dapat merupakan indikasi bahwa ikan bilih termasuk ikan yang memijah tidak sekaligus partial spawning. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemasakan di dalam ovari ikan malalugis biru tidak sama atau berlangsung secara tidak serentak.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN