Pengertian Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru pada Anak

8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya, seperti otak, ginjal, dan tulang belakang. Tuberkulosis termasuk salah satu penyakit menular tertua di dunia yang diperkirakan sudah ada sejak zaman Mesir kuno. Tuberkulosis juga termasuk salah satu penyakit menular yang wajib di laporkan dan pengendaliannya masih menjadi komitmen global. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan parenkim paru tidak termasuk pleura selaput paru dan kelenjar pada hilus. Infeksi TB adalah ketika seseorang membawa bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam tubuhnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi TB dalam kesehatan sehat. Tes tuberkulin yang positif mengindikasikan adanya infeksi TB, tetapi tes tuberkulin yang negatif tidak menutup kemungkinan adanya infeksi. Sekitar sepertiga penduduk dunia memiliki infeksi TB latent, yang artinya telah terinfeksi TB tetapi tidak atau belum sakit TB, dan tidak dalam menularkan penyakit. Penyakit TB muncul pada seseorang dengan infeksi TB ketika bakteri dalam tubuhnya mulai bertambah dan mencapai jumlah yang cukup untuk merusak satu atau lebih organ dalam tubuh. Kerusakan ini menyebabkan gejala klinik dan tanda-tanda yang menunjukkan TB aktif. Seseorang dengan penyakit Universitas Sumatera Utara TB dapat menularkan dan dapat menyebarkan bakteri TB kepada orang lain WHO, 2014.

2.2 Tuberkulosis Paru pada Anak

Tuberkulosis paru pada anak adalah penyakit tuberkulosis paru yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. TB anak biasanya muncul di lingkungan dimana TB menjadi penyakit yang biasa. TB pada anak juga merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara endemik TB WHO, 2014. Pasien TB pada anak jarang menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada anak lain atau orang dewasa di sekitarnya karena bakteri TB sangat jarang ditemukan di dalam sekret endobronkial pasien anak. Beberapa hal yang dapat menjelaskan hal tersebut adalah pertama karena jumlah bakteri pada anak umumnya sedikit paucibacillary, tetapi karena imunitas anak masih lemah, bakteri yang sedikit tersebut sudah dapat menyebabkan sakit. Kedua, lokasi infeksi primer yang kemudian berkembang menjadi sakit TB primer biasanya terjadi di daerah parenkim yang jauh dari bronkus, sehingga tidak terjadi produksi sputum. Ketiga, tidak ada atau sedikitnya produksi sputum dan tidak terdapatnya reseptor batuk di daerah parenkim menyebabkan jarangnya terdapat gejala batuk pada TB anak Kartasasmita, 2009 . Beberapa perbedaan antara TB pada anak dengan TB pada orang dewasa adalah lokasi TB pada anak terdapat pada setiap bagian paru, sedangkan pada orang dewasa terdapat didaerah apeks dan infra klavikuler, pada anak terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada orang dewasa tanpa pembesaran kelenjar limfe regional, pada anak penyembuhan dengan perkapuran, sedangkan pada orang dewasa dengan Universitas Sumatera Utara fibrosis, pada anak ebih banyak terjadi penyebaran hematogen, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi penyebaran hematogen Sunarjo, 2009. Tuberkulosis pada anak memiliki permasalahan khusus yang berbeda dengan orang dewasa. Secara umum tantangan utama dalam program pengendalian TB anak adalah sulitnya melakukan diagnosis karena gejala pada anak tidak khas sehingga sering terjadi kecenderungan diagnosis yang berlebihan overdiagnosis yang diikuti dengan overtreatment, di lain pihak juga ditemukan underdiagnosis yang diikuti undertreatment. Selain itu, penatalaksanaan kasus yang kurang tepat, pelacakan kasus yang belum secara rutin dilaksanakan, kurangnya pelaporan pasien TB anak, serta peningkatan insidens infeksi HIV dan AIDS di berbagai negara yang mengakibatkan meningkatnya interaksi antara TB pada infeksi HIV dan AIDS pada anak turut menambah permasalahan TB pada anak Depkes RI, 2008. Selain itu, karena tuberkulosis pada anak umumnya tidak menular sehingga tuberkulosis pada anak kurang mendapat perhatian dari program pengendalian TB nasional yang lebih memprioritaskan mencegah penularan TB dengan menemukan dan mengobati kasus dengan BTA positif.

2.3 Etiologi