Dakwaan Penerapan Justice Collaborator Terhadap Terdakwa Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor: 161/Pid.Sus/TPK/2015/PN.Jkt.Pst)

secara tersirat. Setelah Fransisca menyampaikan mengenai uang tersebut, Terdakwa I setuju untuk memberikan uang tersebut. Setelah Yagari Bhastara Guntur tertangkap tangan sedang melakukan penyuapan hakim PTUN Medan, maka Patrice Rio Capella dan Fransisca Insani Rahesti mulai menyusun strategi agar mereka tidak terseret, namun Fransisca merasa takut dan akhirnya mengembalikan uang kepada Penyidik KPK.

2. Dakwaan

Dakwaan Pertama: 63 Terdakwa I Gatot Pujo Nugroho dan Terdakwa II Evy Susanti bersama- sama dengan Otto Cornelis kaligis dan Moh. Yagari Bhastara Guntur alias Gary, pada bulan Maret sampai dengan tanggal 9 Juli 2015 atau setidak- tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2015, bertempat di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN Medandi Jalan Bunga Raya Nomor 18 Medan Sumatera Utara atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan, yang melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut, memeberi atau menjajikan sesuatu kepada hakim yaitu memberi sejumlah uang kepada Tripeni Irianto Purba selaku Hakim PTUN Medan sebesar SGD5,000 lima ribu dollar Singapura dan USD15,000 lima belas ribu dollar Amerika Serikat, Dermawan Ginting dan Amir Fauzi selaku Hakim PTUN masing-masing sebesar USD5,000 lima ribu 63 Ibid Universitas Sumatera Utara dollar Amerika Serikat serta Syamsir Yusfan selaku Panitera PTUN Medan sebesar USD2,000 dua ribu dollar Amerika Serikat, dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, yaitu untuk mempengaruhi putusan atas permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial BANSOS, Bantuan Daerah Bawahan BDB, Bantuan Operasional Sekolah BOS dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil DBH yang ditangani oleh yang ditangani oleh Tripeni Irianto Putro, Dermawan Ginting dan Amir Fauzi sebagai Majelis Hakim PTUN Medan agar putusannya mengabulkan permohonan yang diajukan oleh terdakwa I melalui Otto Cornelis Kaligis. Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHAP. atau Dakwaan Kedua Terdakwa I Gatot Pujo Nugroho dan Terdakwa II Evy Susanti bersama- sama dengan Otto Cornelis Kaligis, Moh. Yaghari Bhastara Guntur alias Universitas Sumatera Utara Gary, pada bulan April 2015 sampai denan tanggal 9 Juli 2015 atau setidak- tidaknya pada suatu waktu dalm tahun 2015, bertempat di Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN Medan di Jalan Bunga Raya Nomor 18 Medan Sumatera Utara atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan, melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut, memberi hadiah atau janji yaitu memberi hadiah sebesar SGD5,000 lima ribu dollar Singapura, USD 15,000 lima belas ribu dollar Amerika Serikat, USD5,000 lima ribu dollar Amerika Serikat, dan USD5,000 lima ribu dollar Amerika Serikat serta USD2,000 dua ribu dollar Amerika Serikat kepada pegawai negeri yaitu kepada Tripeni Irianto Putro selaku Hakim PTUN Medan, Dermawan Ginting dan Amir Fauzi selaku Hakim PTUN serta Syamsir Yusfan selaku Panitera PTUN Medan atau setidaknya selaku pegawai negeri yang menerima gaji dari keuangan negara, dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut, yaitu terdakwa menganggap uang tersebut diberikan kepada pegawai tersebut di atas meningat kekuasaan dan wewenangnya yang menangani gugatan permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial BANSOS, Universitas Sumatera Utara Bantuan Daerah Bawahan BDB, Bantuan Operasional Sekolah BOS dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil DBH dan penyertaan Modal pada sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar putusannya mengabulkan permohonan yang diajukan oleh terdakwa. Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 13 Undang- Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. Dan Pertama terdakwa I Gatot Pujo Nugroho dan Terdakwa II Evy Susanti, pada tanggal 20 Mei 2015 atau pada suatu waktu antara bulan April sampai dengan bulan Mei atau setidak-tidaknya pada suatuwaktu tertentu dalam tahun 2015, bertempat di Cafe Hotel Kartika Chandra Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakrta Pusat yang berwenang memeriksa dan mengadilinya, , yang melakukan atau turut serat melakukan perbuatan, memberi atau menjanjikan sesuatu yaitu memberikan uang sebesar Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yaitu kepada Patrice Rio Capella selaku anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR RI periode tahun 2014 Universitas Sumatera Utara sampai dengan tahun 2019 dari Fraksi Nasional Demokrat Nasdem dan selaku Sekretaris Jenderal Sekjen Partai Nasional Demokrat Nasdem periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 melalui Fransisca Insani Rahesti, dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yaitu pemberian uang atau janji tersebut agar Patrice Rio Capella menggunakan kedudukannya untuk mempengaruhi pejabat Kejaksaan Agung Republik Indonesia selaku mitra kerja Komisi III DPR RI agar memfasilitasi islah perdamaian guna memudahkan pengurusan penghentian penyelidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi Dana Bantuan Sosial Bansos, Bantuan Daerah Bawahan BDB, Bantuan Operasional Sekolah BOS, tunggakan Dana Bagi Hasil DBH dan penyertaan Modalpada Sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang ditangani oleh Kejaksaan Agung RI, yang bertentangan dengan kewajibannya yaitu bertentangan dengan kewajiban Patrice Rio Capella sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 butir 4 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Pasal 208 ayat 3 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 288 ayat 3 Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib dan Pasal 2 ayat 2, Pasal 3 ayat 5 Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Universitas Sumatera Utara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kode Etik Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 5 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana. Atau Terdakwa I dan Terdakwa II, pada tanggal 20 Mei 2015 atau pada suatu waktu antara bulan April sampai dengan bulan Mei 2015 aau setidaknya pada suatu waktu tertentu pada tahun 2015, bertempat di cafe Hotel Kartika Chandra Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta atau setidak-tidaknya termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang melakukan atau turut serta melakukan memberi hadiah atau janji yaitu memberi uang sebasar Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah kepada pegawai negeri yaitu Patrice Rio Capella, dengan mengingat kekuasaan atau wewenang dianggap melekat pada jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut. Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Universitas Sumatera Utara Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

3. Fakta Hukum